9. Stay Overnight

636 121 73
                                    

"Sekamar sama gue juga gapapa kok, hehe." Nyengir ke arah Dira yang langsung mendapat tatapan tajam dari dua orang di depannya.

"GAK"//"GAK BOLEH" Ucap Dira dan Ibu Arka kompak.

***

Malam hari.

Malam semakin gelap. Bulan masih enggan untuk menampakkan dirinya dan hujan yang belum lelah untuk berhenti menitik. Arka nampak gelisah, ia terus kepikiran dengan kondisi Dira.

"Bagaimana kalau Dira sakit sebab kehujanan tadi? Bagaimana kal-" Khawatir Arka.

Dirinya begitu tak tenang. Ia membulatkan niatnya untuk mengecek keadaan Dira di kamarnya.

Arka mulai melangkahkan kakinya keluar kamar dengan mengendap-endap pelan menuju kamar di sebelahnya, mengetuk pintu tersebut pelan.

Ia mengetuk dengan perlahan karena takut mengganggu Mama dan Papanya yang sedang asik menonton sinetron kesukaan mereka, yakni Orang Ketiga.

Tok.. tok.. tok..

Tak ada jawaban dari dalam "Ra, ini gue, Arka." Bisik Arka pelan dari seberang pintu.

"Woy, lo gapapa kan?" Sedikit menaikkan nada suaranya.

Arka yang tak mendapat respon dari Dira cukup merasa geram, hingga terbesit di kepalanya fikiran yang berlebihan

"OMG, jangan-jangan Dira pingsan, aduh gawat ini mah." Dengan paksa ia membuka pintu di depannya cukup keras.

Cklek...

"Wow, ternyata gak dikunci." Membulatkan mulutnya. Ia segera menutup pintu itu kembali.

Sesampainya di dalam, Arka membulatkan matanya tak percaya.

Dengan diam-diam Arka menghampiri Dira yang sedang terduduk di lantai dengan memeluk lututnya erat .

Arka tidak tahu apa yang sedang difikirkan anak itu saat ini. Arka yang merasa kasihan, segera menghampiri dan ikut duduk di sebelahnya.

"Nangis lo Ra?" Ucap Arka.

Dira yang kaget mendengar suara Arka yang tepat di samping telinganya langsung membelalakkan mata bulat. Ia segera mengusap air matanya, berusaha agar Arka tak melihatnya. Tetapi sia-sia, Arka sudah melihatnya terlebih dulu sebelum air mata bening itu di usapnya.

"Nga- ngapain lo kesini?" Suaranya yang parau malah menunjukkan yang sebenarnya.

"Kalau ada orang nanya jawab dulu Dira.." Menurunkan nada suaranya dan mengusap lembut pucuk kepala Dira.

"Siapa yang nangis, liat gue gapapa!" Tersenyum palsu kearah Arka dan menyodorkan wajahnya.

Takk..

"Awwhh, sakit bego!" Mengelus-ngelus kepalanya yang terkena jitakan Arka.

"Gausah bohong kali, gue dah liat lo tadi habis nangis, ya kan? Ya kan?" Smirk pada Dira.

"Ka." Panggil Dira.

"Ada apa tuan putri?" Tanya Arka sok manis.

"Ka." Menatap jendela kamar yang nampak terbuka.

"Iya, ada apa?" Menatap Dira.

"Ka."

"Haishh, ADA APA WOY!!" Membuang muka.

"Ka."

"Ya tuhan, cobaan apa yang sedang engkau berikan pada hamba." Ucap Arka sambil menengadahkan tangannya.

ALDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang