28. I'm bad?

263 18 1
                                    

Hai hai🙂
Akhirnya ku update juga hehe:)

Jangan lupa vote dan coment:)
Tolong, hargai karya orang lain:(

Happy reading😚




Arka menapakkan kakinya menuju sebuah kedai kopi pinggiran jalan yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumahnya. Masuk kedalam dengan penuh kepercayadirian.

Tersenyum ramah pada seorang pelayanan yang juga menyapanya.

Lima belas menit ia habiskan menyindiri di kedai itu. Dengan tatapan kosong yang ia tujukan pada pemandangan luar jendela.

Ia menunggu seseorang yang sedang ia tunggu kedatangannya.

Kring...

Pintu bel kedai kopi itu berbunyi lagi setelah kehadirannya, menandakan ada seseorang yang baru saja menginjakkan kakinya ke dalam.

Deru angin yang dibawa masuk bertiup padu dengan aroma kopi yang kembali tercium. Aroma kopi mulai mengambang dan tercium kembali oleh indera pembau.

Sebuah harum kopi yang kembali mengingatkannya akan sesuatu.

Seseorang berkemeja putih yang ditutupi dengan jaket abu-abunya mendekatkan dirinya pada Arka. Berjalan mendekat dengan senyuman yang sepertinya selalu terukir apik diwajahnya.

Ah mungkinkah dia orangnya? – Fikir Arka dengan mengerutkan dahinya.

“Selamat sore” Sapa orang tersebut sembari tersenyum kearah Arka yang masih menatapnya kaku.

5 detik kemudian...

“Akh, kenapa kau menatapku seperti itu. Aku Steven”

“Steven?” Mengerutkan dahinya bingung. Berfikir. Sepertinya ia tak asing dengan nama itu.

“Sahabatmu waktu kau dan keluargamu di New York. Kau melupakanku?!” Ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya lucu.

“Benarkah? Tapi mengapa kau disini?”

"Aishh, aku baru sampai dan kau tak mengucapkan ucapan selamat datang padaku? Kejam sekali!"

"Selamat datang. Baiklah, mengapa kau kesini?"

“Kau yang menyuruhku kesini. Lalu kau juga yang menanyakan mengapa aku disini? Aishhh” Membuang muka menatap jalanan luar yang semakin ramai akan pejalan kaki.

“Aku kemari bukan untuk menemuimu. Aku ada urusan dengan orang lain” Jawab Arka ketus.

“Hm” Mengangkat sebuah map berwarna cokelat ke atas, tepat menghadap wajah Arka.

“Kau yang menelfonku dan memberi sampel obat pada asistenku. Dan kau juga yang menyuruhku untuk datang kemari dengan ini”

Arka terpaku. Pasalnya jika itu benar Steven, sahabatnya. Itu sangatlah berbeda. Wajahnya berbeda, tidak seperti dahulu. Dan lihatlah, sekarang dia sungguh tampan dan bergaya sok cool.

 Dan lihatlah, sekarang dia sungguh tampan dan bergaya sok cool

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang