*Author's POV*
Debby memasuki kelas kimia dengan senyum yang mengembang penuh di bibirnya, selang beberapa menit kemudian Justin juga memasuki kelas dengan ekspresi datar nan cuek seperti bagaimana image orang mengenalnya
"Good morning student."
"Morning miss."
seru semua murid kompak membalas sapaan penuh senyum dari Mrs.Rose yang hari ini tampak cantik dengan setelah hijaunya, namun entah kenapa dengan setelan seperti itu Debby merasa gurunya itu seperti wanita jeruk limou
"Kita akan praktik di LAB but firstly, kalian harus mencari kelompok dahulu satu kelompok dua orang."
detik berikutnya murid-murid sudah heboh mencari siapa kelompoknya, Debby melirik sekilas pada Justin dan nyaris gantung diri saat Jasmine Villegas entah bagaimana caranya sudah mendahuluinya dengan mengamit lengan Justin paksa, pada saat itu ingin rasanya Debby melempar granat pada gadis latin itu.
"Kau sudah punya kelompk?"
Debby mengalihkan pandangannya ke depan tepat saat Yair sudah berdiri di depan bangkunya
"Emm.. belum."
"Mau sekelompok denganku?"
"Boleh."
jawab Debby ceria mengingat bahwa memang di kelas ini tak ada satupun yang dikenalnya terkecuali Yair, Justin dan emm.... gadis latin itu, karena Justin sudah bersama Jasmine walau tidak rela juga Debby hanya bisa membiarkannya
"Baiklah murid-murid, saya akan menuliskan apa saja yang harus di bawa untuk pratkik kimia minggu depan dan harap menyimak dengan baik."
Selanjutnya Mrs.Rose menerangkan panjang lebar tentang apa saja yang harus di bawa, Debby menyimak serius namun matanya tak tahan juga melirik deretan bangku paling depan dimana Justin dan Jasmine saling bersebelahan dan Debby ingin sekali melempar whiteboard ke wajah mulus Jasmine begitu mengetahui gadis latin itu tak melepas pandangannya dari Justin, she need some war!
-
"Debby!"
Gadis manis itu menghentikan langkahnya keluar dari kelas begitu Yair terdengar memanggilnya, sementara itu di dalam kelas Justin terus memperhatikan kedua orang itu dengan tatapan tak suka
"Kau mau ke ruang audio?"
"Iya."
Jawab Debby yang memang akan kesana untuk menghadiri ekskul drama
"Ayo bareng."
Detik berikutnya Yair sudah menarik tangan Debby yang melirik cemas pada si mata hazel yang menyorot tajam padanya.
-
*Debby's POV*
Hari ini ekskul drama dimulai, dan sekarang aku sedang duduk di bangku yang di buat melingkar bersama anggota lain untuk menunggu siapa lagi kalau bukan ketua club ini, sepuluh menit kemudian pintu besar ruang audio berdecit di sertai rambut coklat yang menyembul di baliknya, Liam Payne muncul dengan langkah terburu-buru, sadar diri kalau dirinya terlambat
"Sorry I'm late guys."
"No problem, kami tahu kau sibuk."
jawab Shain, gadis manis berambut hitam legam senior kami, kemudian Liam mengambil bangku di depan kami dan membuka sesuatu yang sepertinya selembaran
"Jadi Abraham, sekolah kita tercinta ini akan berulang tahun sekitar dua bulan lagi dan biasanya akan mengadakan semacam pagelaran seni sebagai puncaknya, dan kita dari club drama akan menyumbang sebuah drama klasik populer, I'm prefer snow white, selain populer berapapun pernah di putar drama itu tak pernah terlihat membosankan dan tenang saja aku dan Heile, sudah mengatur naskah untuk membuat drama ini semakin menarik dan beda dari lainnya, ada saran?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Boyfriend
Teen Fictioncinta itu tidak memandang seberapa buruk pasangan kita, bukankah kekurangan dan kelebihan akan menjadi sempurna? WARNING!! THIS STORY IS BY NINDYA KARTIKA NOT BY ME