*Author's POV*
Debby menatap tak berkedip pada sosok pria yang mengenakan topeng biru metalik dihadapannya, saat itu lampu yang bersinar redup membuat Debby tak begitu jelas menangkap bayangan pria dihadapannya
"Hey.."
Pria itu makin mendekat dan membuat Debby refleks berdiri dari duduknya
"Emm hei, siapa?"
Tanya Debby lugu yang mengundang gelak tawa pria tersebut, saat mendengar suara tawanya, Debby dapat menyimpulkan dengan jelas siapa pria yang berdiri di hadapannya kini
"Yair?"
"Yes I am, beautiful princess."
Yair membungkukkan badannya bak bangsawan memberi salam pada ratu, Debby terkekeh
"Kau mudah sekali mengenaliku, apa topeng ini tak berfungsi? Padahal butuh beberapa menit untuk aku mengenalimu."
sungut Debby mulai duduk kembali di sofa panjang berwarna merah, Yair tertawa pelan dan mulai duduk disamping Debby
"Tentu saja itu mudah, kau tahu seperti apa kau menyembunyikan dirimu aku akan selalu bisa menemukanmu, karena aku lah yang paling mengerti dirimu."
bisik Yair tepat ditelinga Debby yang sontak membuat tubuh gadis itu mengejang ditempat
"Kau berlebihan."
Debby mengulurkan tangannya dan mencubit kesal pinggag Yair, dasar pria menyebalkan aku hampir dibuatnya mati ditempat, rutuk Debby dalam hati tentunya
Musik berubah semakin pelan, sekarang yang dimainkan adalah instrumental piano klasik yang mengalun lembut mengundang para pasangan untuk turun bergabung di lantai dansa, samar-samar Debby melihat sosok sahabat-sahabatnya tengah berdansa dengan pasangannya masing-masing, mereka terlihat bahagia dan tak dapat di pungkiri rasa iri dan sakit langsung menjalari hatinya, Jika sahabat-sahabatnya bisa sebegitu bahagia malam ini, kenapa ia tidak? Kenapa Justin tak kunjung datang menjemputnya untuk berdansa atau sekedar menemaninya berbagi cerita di sofa sudut ruangan? Kenapa Justin tak melakukan semua itu? Dan fakta yang di dapat Debby adalah kini dirinya tengah duduk bersama Yair, bukanlah Justin yang Debby sendiri tak tahu dimana keberadaan pria itu, Yair mendongak dan menemukan Debby yang menatap nanar, Yair menebak pasti Debby ingin sekali berdansa, lagipula dimana sih Justin? Dia bilang akan menjadi pasangan Debby untuk pesta malam ini namun kenyataannya pria itu tak menampakkan batang hidungnya dan malah meningalkan Debby sendiri begini, Pria tak bertanggung jawab
"Sudikah nona cantik ini berdansa dengan hamba?"
Yair berjongkok di hadapan Debby sambil mengulurkan tangannya, Debby sampai memekik dibuatnya, apa yang dilakukan pria sinting ini?
"Apa yang kau lakukan Yair?"
"Tentu saja mengajak sang putri berdansa."
Yair masih mengulurkan tangannya sambil memasang senyum maut yang bisa membuat es di kutub pun mencair di buatnya, oke ini hiper memang
"Emm.. Yair aku tak pandai berdansa."
tentu saja itu hanya alasan, menari tarian modern sesusah apapun Debby saja bisa masa hanya sekedar dansa klasik seperti ini tidak, Debby ingin sekali berdansa dengan Yair tapi... bagaimana jika Justin tahu?
"Ayolah Debby, jangan tolak aku, kau tahu? Aku bisa mati jika kau tak mau berdansa denganku."
Yair memasang wajah kesakitan sambil pura-pura memegang dadanya seolah terkena serangan jantung, Debby terkekeh geli dan menempeleng main-main kepala Yair, pria ini benar-benar sinting
KAMU SEDANG MEMBACA
My Arrogant Boyfriend
Teen Fictioncinta itu tidak memandang seberapa buruk pasangan kita, bukankah kekurangan dan kelebihan akan menjadi sempurna? WARNING!! THIS STORY IS BY NINDYA KARTIKA NOT BY ME