Untuk pertama kalinya dalam hidup. Jantung Adriana berdebar lebih kencang. Darahnya berdesir begitu deras. Ia amat gugup. Entah mengapa. Dalam balutan gaun putih ia terlihat sangat cantik. Wajahnya di poles begitu indah. Bak bidadari yang baru saja turun dari langit. Anggun sekali.
"Sayang, kamu cantik sekali", kata Rumi memuji.
"Ibu. Aku gugup"
"Tarik napas sayang. Jangan terlalu gugup yah. Kamu harus tenang"
Gadis itu mengangguk. Ia tak pernah merasakan bahagia yang begitu membuncah. Pernak-pernik pernikahan terlihat disana dan disini. Seluruhnya tampak indah dengan hiasan putih. Seorang pria telah duduk di meja akad bersama beberapa pria lainnya. Setya tampak gagah dalam balutan pakaian putih. Senada dengan suasana dan gaun milik Adriana.
"Bismillahirrahmanirrahim. Saudara Setya Susanto saya nikahkan dan kawinkan anda dengan saudari Adriana Iswara dengan mas kawin seperangkat alat sholat dengan uang tunai sebesar sepuluh juta lima ratus dua puluh lima ribu rupiah dibayar tunai"
Dalam satu helaan napas. Setya mengucapkan sebuah sumpah sehidup semati. Ia menarik napas panjang. Dengan segala kekuatan dari-Nya. Ia akan meminang seorang gadis yang amat di cintanya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Adriana Iswara dengan mas kawin tersebut tunai", katanya.
"Bagaimana saksi?"
"Sah..."
Dengan kata tersebut, maka menyatukan dua insan itu. Adriana di tuntun dari tempat persembunyiannya. Setya terpana melihatnya. Benarkah gadis itu benar-benar Adriana yang ia nikahi. Sungguh keindahan yang amat sangat. Adriana berjalan anggun. Ia duduk di samping Setya. Mencium tangan laki-laki yang kini menjadi suaminya. Setya mencium kening istrinya itu. Sungguh betapa ia sangat bahagia. Air matanya tak mampu tertahankan. Bukan. Itu bukan tangisan. Tapi sebuah kebahagiaan.
Orang-orang mulai berdatangan. Memberikan ucapan selamat pada raja dan ratu hari itu. Rasanya hari itu penuh dengan kebahagiaan. Adriana tak henti-hentinya tersenyum. Begitu pula Setya. Rasanya semua keinginannya telah tercapai.
"Hmm... Hmmm", kata Adriana sedikit ragu.
"Ada apa sayang?", Tanya Setya.
"Hmmm mas, aku... Aku... Hmm ada yang kurang"
Setya tersenyum. Untuk pertama kalinya, Adriana yang pemberani terlihat sangat gugup. Ia menyentuh tangan istri tercintanya. Di usapnya dengan lembut.
"Apa yang kurang?"
"Kak Elena"
"Elena sudah tau kamu menikah kan hari ini?"
"Tapi dia bilang tidak datang"
"Hmmm.. nanti kita kirim klip pernikahan kita aja gimana?"
"Bisa?"
"Bisa dong sayang"
Setya merangkul bahu istrinya itu. Sudah halal baginya untuk melakukan apa saja pada Adriana. Dokter Evan turut datang di hari itu. Begitu pula teman-teman relawan lain. Seluruh yonif batalyon Setya pun ikut berdatangan. Memberikan ucapan selamat pada sang sersan kepala itu. Setelah kembali dari misinya di Lebanon, ia mendapatkan kenaikan pangkat. Dian dan Medi pun juga datang memberi ucapan selamat.
Yuni dan Dwi Susanto pun sangat berbahagia dengan acara pernikahan anak pertama mereka. Galih juga terlihat amat bersemangat. Tak henti-hentinya ia terus tersenyum. Rumi juga tampak amat bahagia melihat Adriana bersanding dengan Setya disana. Sungguh semuanya sangat bahagia.
____________________________________Pukul 19.45 waktu Indonesia barat, Setya telah bersiap menggunakan pakaian dinasnya. Kini ritual yang juga sakral baginya. Dimana ia akan melaksanakan sebuah prosesi yang biasanya di lakukan oleh para Bintara yang melepas masa lajangnya. Sangkur pora. Adriana tampak anggun dengan gaun yang di kenakannya. Sangat indah saat bersanding dengan Setya yang menggunakan pakaian dinas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Lebanon
RomanceKetika perasaan cinta menggetarkan hati seorang Bintara muda, Sersan satu Setya Susanto. Akankah itu cinta atau rasa kagum pada seorang psikologis Adriana Iswara yang tiba-tiba hadir dalam hidupnya tanpa terduga. Akankah keberanian dan kelembutan Ad...