tebakan absurd

2.2K 152 14
                                    

Byur..

Tsabita menutup matanya dan menerima semua yang akan terjadi dengan dirinya. Namun, ia tidak merasakan ada air yang membasahi tubuhnya bahkan setetes pun. Tsabita membuka matanya dengan perlahan, alangkah terkejut nya dirinya mendapati seorang cowok berdiri dihadapannya.

"Kak_"

***

Tsabita tidak berkutik bahkan ia terkejut dengan perlakuan seseorang yang memeluknya tiba-tiba. Dan ia nyakin bahwa yang terkena siraman itu adalah orang yang memeluk dirinya.

"Kak Akmal_" ucap Tsabita lirih. Karena Tsabita tau bau parfum seseorang yang sedang memeluk dirinya.

Dan jangan lewatkan wajah pucat Sandra menatap punggung laki-laki itu yang basar dengan jusnya. Sandra terbelalak saat mengetahui siapa seseorang yang menghalanginya.

"Akmal_" Bibir Sandra seolah kelu dan kata-katanya tertahan di tenggorokan.

Tsabita mengerjabkan matanya perlahan, dan mengambil kesadarannya. "Kak Akmal tidak apa-apa?" tanya Tsabita lembut .

"..." Akmal tidak menjawab atas pertanyaan Tsabita, membuat Tsabita was-was dan takut.

Muka merah padam, rahang tegas, sorot mata tajam, dan penuh imintidasi terpancar dari Akmal, membuat suasana lapangan yang tidak terlalu panas, menjadi semakin panas dingin. Jantung mereka berdetak sangat kuat dan menatap takut kearah Akmal.

"Apa yang kamu perbuat?" bentak Akmal dengan menatap Sandra bengis. Mereka takut, tentu. Karena ini bukan Akmal yang biasanya. Mereka menunduk dan tidak ada yang berni menatap Akmal ataupun menjawabnya.

"..." Sandra tidak bergeming dan hanya menatap lantai lapangan dalam.

"JAWAB!!!" bentak Akmal dihadapan Sandra.

"Kak Akmal sudah, adek gak pa-pa kok." cegah Tsabita dan mencengkal tangan Akmal ketika Akmal hendak melangkah. Ia takut kalau terjadi sesuatu dengan Sandra. "Ayo ganti baju, nanti kakak masuk angin!" titah Tsabita tidak terbantahkan.

"Sabar oke, Syifa gak pa-pa." ucap Tsabita sambil mengusap lengan Akmal supaya tenang.

Tsabita melangkah mendekati Sandra dan tepat disampingnya. "Bita gak pa-pa kok, santai aja Bita gak malu. Jangan permaluin diri kakak, kalau mau permaluin Bita, carilah bukti yang nyata dann..maaf atas yang dilakuin kak Akmal ke kakak." ucap Tsabita berbisik ditelinga Sandra dan berlalu sambil menggang tangan Akmal.

Tsabita sendiri kaget saat mengetahui keberanian dirinya berbicara seperti itu. Apa akan terjadi sesuatu setelah ini? Atau berakhir begitu saja?

***

Sandra POV

"Sial, lagi-lagi sial." ucapku dengan penuh amarah.

"Kenapa dia selalu ada yang ngelindungin sih?!" ucapku membanting semua yang dapat kujangkau.

"Gue pastikan akan bunuh lo, cepat ataupun lambat. Gue akan singkirin lo perlahan demi perlahan sampai lo mati ditanganku." ucapku murka dan membuang vas bungan yang memecah kacah rias.

Tsabita Syifa Arumi [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang