Cemburu?

2.9K 168 5
                                    

'Pahitnya di tinggal pacar tak seberapa dengan pahitnya kapsul masa kini. Sakitnya hati saat diputus pacar, tak sebanding dengan sakit gigi yang menjalar kesana-sini.'

***

Sudah tiga hari yang lalu Tsabita keluar dari rumah sakit, sekarang ia berada di taman belakang melihat bunga mawar yang sedang bermekaran, mengambilnya dan menata dalam vas bunga. Ia sangat bosan di rumah hanya dengan Aqsal dan mbak jum. Ia tidak bisa gerak bebas karena di pantau oleh dua orang suruhan Akbar.

Sedangkan ia ingin sekolah dan berkumpul dengan teman-temannya sebelu libur panjang semesteran. Namun, ia tak dapat izin dari siapa pun, karena memang kondisi Tsabita tidak memungkinkan. Bibirnya sudah sedikit demi sedikit membaik, walaupun masih sakit saat digunakan untuk makan. Memar di wajahnya sudah sembuh memperlihatkan wajah putih dan natural tanpa polesan make up sedikit pun.

Aqsal sendiri hanya duduk manis di kursi yang sudah disiapkan, mengotak-atik bunga mawar yang telah di kumpulkan oleh Tsabita. Yang mendapatkan teguran dari sang empu, karena mengacak-acak bunga mawar Tsabita.

"Aqsal, taruh balik tuh bunga. Aunty udah susun rapi juga." ucap Tsabita.

"Hehe, cantik ini nty." cengir Tsabita sambil menunjuk hasilnya. Bunga yang sudah tak berbentuk karena kelopaknya di pisah-pisah karena ulah Aqsal.

"Aqsal kotor, Sal. Ihhh, sana-sana." dorong pelan Tsabita pada punggung Aqsal, yang tidak bergeser sedikit pun.

"Aqsallll." geram Tsabita pada sepupunya.

"Iya-iya, nggak lagi kok. Beneran kok." ucapnya sambil membentuk jarinya peace.

"Awas aja kamu!" ancam Tsabita pada Aqsal.

"Hem." balas Aqsal dengan deheman.

"Nty?" panggil Aqsal pada Tsabita.

"Hem." jawab Tsabita dengan deheman.

"Nty." panggil Aqsal lagi, yang membuat Tsabita gemas dengan sepupunya.

"Hehehe, gak ada." jawabnya.

"Aqsal, jangan ganggu aunty." peringat Tsabita.

"Hehe, oke." jawab Aqsal.

****

SMA Merah Putih..

Saat ini kantin, koridor, taman menjadi langganan kumpul siswa-siswi SMA Merah Putih, karena kelas mereka digunakan untuk rapat, pertemuan guru dan wali murid. Sedangkan anak-anak OSIS dan Rohis berkumpul membahas liburan dua hari lagi.

"Sumpah gue deg-deg kan tau." heboh Putra pada Alfian.

"Kenapa?" tanya Alfian.

"Raport gue gimana nasibnya?" tanyanya. "Mana gue kerjaannya molor terus lagi." lanjutnya.

"Paling di mutilasi sama bapak lo." jawab Danang enteng.

"Yoi." jawab Alfian menyetujui jawaban Danang.

Tsabita Syifa Arumi [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang