Salah paham

3.3K 188 3
                                    

'Terkadang rasa jenuh, jengkel dan bosan itu ada dikala sedang berusaha. Entah itu males untuk latihan atau malu karena di lihatin. Tapi, yang pasti semua itu butuh proses dan usaha tidak akan pernah menghianati hasil, bukan?'

Tsabita Syifa Arumi.

****

Di pagi yang cerah ini wanita berparas ayu sedang berjalan menyusuri koridor untuk ke kelasnya. Ya, dia adalah Tsabita. Tak pernah hilang senyum manisnya untuk menyapa kakak kelasnya, walaupun ia tak kenal. Itulah nilai plus dari Tsabita.

"Assalamualaikum, Bita." sapa kakak kelas yang tak ia tau namanya.

"Wa'alaikumsalam, kak." jawab Tsabita ramah tak lupa senyum manisnya.

"Duluan ya, Bita." ucap kakak kelas itu.

"Iya, kak," jawab Tsabita.

Tsabita melanjutkan perjalanan ke kelasnya. Dengan di iringi muroja'ah yang ke luar dari bibir mungilnya. Hingga ia hanyut dalam lantunan ayat sucinya dan tak mendengar panggilan yang di tuju untuk dirinya.

"Bita."

"Tsabita."

"Tsabita Syifa Arumi." pangill orang itu gemas di depan Tsabita yang membuat ia refleks mundur beberapa langkah.

"Astagfirullahaladzim, Ronald?" gumam Tsabita.

"Assalamualaikum. Di panggil juga dari tadi nggak nengok-nengok." gerutu Ronald.

"Wa'alaikumsalam, Ha? Kapan atuh Ronald panggil Bita? Ada kemajuan nih Ronald bicara panjang lebar? Hehehe." tanya Tsabita tertawa renyah.

"Tadi," jawab Ronald dingin.

"Singkat banget baru juga di puji. Ada apa panggil Bita?" tanya Tsabita.

"Mau ke kelas?" tanyanya.

"Iya," jawab Tsabita sekenannya.

"Duluan gih, gue di belakang," ucap Ronald. Tsabita hanya menganggukan kepalanya dan berjalan mendahului Ronald.

"Aduh itu Ronald bukan sih? Ganteng bangett. Eh, tapi aku masih setia lho sama tiga most wanted boy."

Tsabita Syifa Arumi [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang