Perbedaan

6.7K 336 14
                                    

Perbedaan bukan batas untuk kita tidak saling mengenal dan menjaga tali persaudaraan. Perbedaan membuat kita mengerti apa arti menghormati yang sesungguhnya. Dan bila kita sadar bahwa menghormati adalah hal terindah.

***

Hubungan mereka berjalan dengan mulus, semulus jal tol Cianjur. Mereka selalu bersama berbagi cerita, suka duka bersama dalam waktu MOS. Tsabita bercerita dan terbuka tentang sifatnya semasa SMP. Cewek datar, dingin, cuek, dan masa bodoh dengan keberadaan cowok, serta jangan lupakan kata-kata menusuk penuh makna di dalamnya.

Namun, Tsabita berusaha merubah sifatnya agar lebih cair tidak seperti dulu. Mereka mengerti, dan tidak mempermasalahkan hal itu. Mereka hanya mendukung dan menyemangati Tsabita. Mereka juga tidak merasa itu sebuah beban. Hanya saja mengenal Tsabita lebih jauh, memiliki banyak rahasia dan jauh lebih baik.

Ya, sifat Tsabita yang seperti itu, namun masih menjaga auratnya, sopan, dan tetap menjaga ajaran syariat. Dimana lagi kita mendapatkan teman atau sahabat seperti Tsabita di zaman seperti ini? Terkadang teman atau sahabat hanya memandang dari segi materi atau fisik, namun Tsabita masa bodoh dengan semua itu.

***

Mereka saling bertukar cerita dan mulai mengenali sifat satu sama lain, tidak ada kata jaim di atara mereka. Hingga ada satu rasa yang membuat mereka ingin saling memiliki dan berjalan bersama dalam kebaikan. Mereka ingin belajar bersama Tsabita lebih jauh, menjalin persahabatan sampai surganya Allah Subhannahu Wata'ala. Tetapi mereka belum ada yang mengakui perasaan itu mungkin suatu hari nanti mereka akan saling mengucapkan dan dapat saling memiliki dalam ikatan persahabatan until jannah-Nya.

Karena tidak ada persahabatan terindah, kecuali menggapai surga Allah bersama.
   
Tiba-tiba ditengah obrolan mereka, datanglah cewek cantik dan manis menghampiri Tsabita dan teman-temannya.

"Hai, boleh aku gabung? Kenalin namaku Rista Amanda bisa dipanggil Rista, kalian?" tanya Rista ramah. Sepertinya Rista adalah orang yang mudah bergaul dengan teman-temannya.

"Hai, kenalin aku Tsabita Syifa Arumi, biasa dipanggil Bita," balas Tsabita sambil membalas uluran tangan Rista dan tersenyum hangat.

"Aku Liana Safira, biasa dipanggil Liana," ucap Liana sambil menjabat tangan Rista.

"Kalau aku Aqilla Salsabila dan ini adikku Alilla Salsabila," ucap Aqilla tersenyum dan menjabat tangan Rista begitu pun dengan Alilla.

"Kalian kembar ya?" tanya Rista.

"Iya, kita kembar, hehe," jawab Alilla dengan senyum mengembang memperlihatkan deretan giginya yang rapi dan satu gigi gingsul di sebelah kanan, menambah kesan manis untuk wajahnya.

"Oh..iya, Bita, kamu kok pakai kerudung lebar banget. Apa enggak takut kepanasan?" tanya Riska pada Tsabita.

Tsabita tersenyum "Tidak, Bita lebih takut panasnya api neraka di akhirat. Kalau panas di dunia tidak ada apa-apanya dibanding dengan panas akhirat yang jauh luar biasa panasnya. Dan aku juga ingin menolong abi Bita dari api neraka, sebab apabila seorang perempuan keluar rumah tanpa menutup uratnya sama saja kita membuat ayah kita selangkah masuk neraka. Bita tidak mau," jawab Tsabita lembut dan sopan.

Tsabita Syifa Arumi [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang