Bismillah..

5.8K 264 3
                                    

'Bismillah adalah kunciku melakukan sesuatu. Alhamdulillah adalah akhir dari segala sesuatu itu. Allah pendukung dan pelindungku. Dan ridha Allah adalah tujuan utamaku.'

-Tsabita Syifa  Arumi-

***

Setelah Tsabita sampai di rumahnya, dia mengucapkan salam dengan semangat dan mencium punggung tangan uminya dengan binar bahagia.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Umiiii Syifaaa pulaaaaanggg." ucap Tsabita dengan nada panjang dan lembut. Kemudian masuk ke dalam rumah diikuti dengan Akmal di belakangnya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, anak umi udah pulang." jawab umi sambil mencium pipi Tsabita bahagia.

"Eh, ada nak Akmal. Ayo duduk dulu biar umi buatkan minum dulu." ucap Umi Fatimah.

"Tidak usah repot-repot umi. Akmal cuma sebentar aja kok, takut ditunggu bunda. Bang Akbar sama mbak Layly belum pulang?" jawab Akmal dengan pertanyaan diakhir jawabannya.

"Iya udah kalau begitu. Em mungkin sebentar lagi, nak." jawab Fatimah,  umi Tsabita. Dan tak lama kemudian Akbar dan Layly pulang.

"Assalamu'alaikum Umi.'' ucap mereka berdua kompak sambil mencium punggung tangan uminya dan juga mencium kening dan pipi Tsabita.

"Oh iya umi Akmal mau pulang dulu, takut du cari Bunda. Assalamualaikum." pamit Akmal sambil mencium punggung tangan Fatimah.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." jawab mereka serempak.

"Cepet amat. Abang aja baru pulang." ucap Akbar dengan nada datar.

"Iya bang takut umi khawatir, soalnya tadi Akmal mau antar bunda ke rumah sakit." jawab Akmal.

"Bunda kamu kenapa?" tanya Fatimah khawatir.

"Gak pa-pa mi,  cuma mau cek up kesehatan." jawab Akmal.

"Alhamdulillah, kalau tidak ada apa-apa. Hati-hati dijalan ya nak." ucap umi Fatimah.

****

Pagi yang cerah, Tsabita kini sudah berpakaian rapi menggunakan seragam sekolah barunya. Karena ini hari pertama dia masuk sekolah sebagai murid siswi baru di SMA Merah Putih.

"Assalamu'alaikum, umi, kak Akbar, kak Layly." ucap Tsabita ceria sambil mencium punggung tangan keluarganya.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." jawab mereka serempak.

"Yuk makan keburu dingin nanti makanannya." ujar Fatimah.

Di meja makan keadaan hening, hanya ada suara sendok dan garpu beradu dengan piring. Setelah makan Tsabita dan kedua kakaknya berpamitan menuju tempat tujuan mereka masing-masing.

"Umi, kakak pamit kerja duku ya, mi." pamit Layly, sambil mencium punggung tangan Fatimah.  Ya,  Layly bekerja dikantor abinya,yang sekarang di pimpin oleh pamanya sekaligus yang mengurus perusahaan milik keluarga Tsabita. Kenapa bukan ayahnya Tsabita sendiri yang mengurus?  Karena ayah Tsabita sudah meninggal 11 tahun yang lalu, saat Tsabita masih duduk di taman kanak-kanak.

Tsabita Syifa Arumi [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang