Ekstra Part

3.8K 170 56
                                    

Air tenang menghanyutkan, begitu pula dengan persahabatan. Rintangan akan selalu ada, ada maupun tiada badai yang menerjang. Semua akan terjadi dan berputar seperti air dalam gelombang, yang tiba-tiba menghantam kehidupan.

-

Seperti itulah rahasia hidup, maut tidak ada yang bisa menebak, karena semua itu telah disusun rapat oleh Illahirabbi. Senjata makan tuan, misi dan rencana tidak akan berhasil karena penghianatan. Karena kalian tidak tahu, bagaimana liciknya musuh dalam selimut.

-

Empat tahun kemudian...

Hari demi hari, detik, jam, bulan, kini berlalu begitu saja. Sudah terhitung 5 tahun usia pernikahan Tsabita dan Ilham sejauh ini, alhamdulillah mereka baik - baik saja. Walau terkadang perdebatan kecil dan perbedaan pendapat pasti ada dalam rumah tangga, dengan Ilham yang harus mengalah.

Rista, Aqila dan Liana, mereka lulus bersama beberapa bulan yang lalu, dan mereka memutuskan untuk melanjutkan karirnya. Liana dan Aqilla memutuskan untuk mengelola butik yang didirikan Tsabita sekitar 2 tahun yang lalu. Rista sendiri mengelola cafe dan restauran yang ia rintis bersama Tsabita. Alilla? Mereka tidak begitu tahu, karena sikap Alilla yang sekarang lebih menutup diri. Alilla sendiri hampir tidak pernah kumpul bersama sahabatnya, sekali ikut ia akan diam tanpa berkomentar seperti dulu.

Tsabita? Ia tidak melanjutkan studinya karena kejadian beberapa tahun yang lalu terulang kembali. Hingga Ilham menawarkan untuk membuka beberapa usaha yang akan dikelola istrinya agar Tsabita tidak bosan. Ia tahu kalau istrinya orang aktif dan tidak mau diam di rumah, terbukti dengan Tsabita yang selalu aktif di organisasi sekolah pada saat SMA dan organisasi dari remaja putri di luar sekolah.

Yah, modal utama butik itu adalah dari Ilham, suaminya. Dan, alhamdulillah dalam waktu 2 tahun butik yang ia dirikan bersama sahabatnya kini semakin berkembang dan semakin maju. Tak jarang juga mereka harus terbang ke luar negeri untuk menemui desainer muslimah handal dan profesional yang memanggil mereka untuk kerjasama dengan harga yang sangat tinggi dan fantastis.

-

Keluarga kecil Ilham kini begitu harmonis, walau terkadang pertengkaran kecil selalu ada. Tsabita sendiri tengah mengandung buah hati pertamannya. Keinginan nyidamnya yang kadang membuat orang lain tidak sanggup, namun berbeda dengan orang-orang disekitarnya yang akan selalu siap untuk memenuhi permintaannya.

Sejak Tsabita hamil dengan keinginan yang aneh-aneh tidak membuatnya repot atau terbebani. Hanya saja permintaan Tsabita sangat ekstrim. Kalau pun meminta makanan, atau yang lainnya Ilham dengan sigap memenuhi, lah ini?

Flashback on

Satu minggu yang lalu..

"Kak, Syifa pengen sesuatu." ucap Tsabita duduk disamping Ilham.

"Mau minta apa, dear?" tanya Ilham lembut. Jujur semenjak Tsabita sifat Tsabita sangat manja, namun itu tak masalah. Dan itu yang membuat ia senang karena Tsabita tidak lagi dingin dan datar padanya.

"Syifa pengen mangga punya Pak kumis di ujung kompleks, kak." jawab Tsabita dengan binar bahagia.

"..." Ilham diam tanpa bergeming. Kaget? Tentu! Ilham memikirkan gimana caranya. Ia tidak takut hanya saja Bapak tersebut terlihat sangar dan ngeri.

"Kak?" panggi Tsabita yang masih tidak ada sahutan dari sang punya nama.

Tsabita sedih. "Nggak boleh ya, kak? Kalau nggak, nggak pa-pa kok. Jangan dipikirin, nanti Syifa_"

Tsabita Syifa Arumi [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang