MOS berakhir

6.9K 322 8
                                    

Pagi yang cerah secerah senyum gadis bermata teduh. Gadis ayu itu bangun pagi-pagi buta untuk mengerjakan kewajibannya sebagai umat muslim. Hari ini adalah hari terakhir Tsabita mengikuti MOS dan besok Tsabita akan resmi menjadi murid SMA Merah Putih. Huufftt, gak terasa waktu begitu cepat berlalu. Padahal baru kemarin ia memakai seragam putih biru, dan sekarang ia sudah memakai seragam putih abu-abu.

Itulah waktu. Tanpa kita mampu pikir dan duga terlebih dahulu. Silih bergantinya masa, ruang, dan dimensi, waktu mengubah segalanya. Dengan cepat dan instans bagai kedipan mata. Cepat, dan berlalu begitu saja. Jadi berhati-hatilah dengan waktu, tanpa kita sadari waktu yang akan mengubah dirimu. Karena perubahan zaman yang semakin suram mempermudah kita terpedaya dengan tipu daya kesenangan yang menipu.

Dengan pakaian rapi, senyum manis yang tulus, mata indah nan teduh Tsabita turun kebawah untuk membantu umi dan kakak perempuanya di dapur. Seperti biasa Tsabita akan menyapa mereka dengan ceria dan bahagia diakhiri dengan senyum manis yang tersungging di bibir mungilnya. Dan tak lupa juga mencium pipi Fatimah dan kakaknya.

"Assalamualaikum, umi, kak Layly. Selamat pagi," ucap Tsabita bahagia.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, pagi, adek," jawab umi Fatimah dan Layly tersenyum ke arah Tsabita.

"Tumben pagi bener. Mau kemana?" tanya Layly yang masih fokus pada sup ayamnya.

"Iya dong kak, kan hari ini terakhir MOS. Dan besok Syifa resmi menjadi siswi di SMA Merah Putih. Dan Syifa mau ke sekolah kak, masak mau ke pasar kan nggak lucu. Pake seragam pagi-pagi gini mau ke pasar," jawab Tsabita bahagia.

"Oh.. kirain kan, dek, mau bantu umi ke pasar," cletuk Layly dan dibalas kekehan oleh semuanya. Karena Tsabita menggembungkan pipinya tanda ia kesal.

"Udah-udah ayo makan dulu. Tapi, mana kak Akbar," ucap umi Fatimah. Tak butuh waktu lama Akbar pun muncul.

"Assalamualaikum. Cei pada nunggu Akbar," dengan watadosnya Akbar tersenyum manis.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab mereka serempak.

"Iya. Nungguin kak Akbar, eh ya ditunggu gak datang-datang. Huuuh," kesal Tsabita.

"Maaf deh. Maafin kakak ya princess. Kan princess cantik baik hati lagi," jawab Akbar memelas.

"Apaan sih kak. Iya udah Syifa maafin kok. Yuk duduk terus kita makan deh," ucap Tsabita semangat empat lima.

Semua sudah duduk di kursi meja makan. Semua berdo'a dalam diam. Suasana hening seketika hadir di tengah-tengah ruang makan, hanya ada suara garpu dan sendok yang beradu dengan piring.

20 menit sudah, akhirnya acara sarapan pagi pun sudah usai. Semuanya pun berpamitan untuk pergi ke tempat tujuan masing-masing, seperti Layly yang akan pergi ke kantor, Tsabita yang akan pergi ke sekolah, dan Akbar yang akan pergi ke kampus.

"Umi, Kakak pergi dulu ke kantor," pamit Layly.

"Umi, abang pergi dulu ke kampus," pamit  Akbar.

Tsabita Syifa Arumi [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang