Hati,Rasa dan Debar..

4.2K 215 2
                                    

'Ada apa dengan hatiku? Mengapa seperti ini. Aduh ada apa ini? Berada di dekat nya membuat jantungku berdetak tak normal.'

_.Tsabita Syifa Arumi._

  Pagi ini Tsabita genap bersekolah di SMA Merah Putih 3 bulan. Tsabita sekarang duduk manis di samping kemudi. Yap betul, sekarang Tsabita berada di Mobil Akbar dan bersenandung kecil. Tsabita sudah tak menaiki sepedha nya sejak dua bulan yang lalu. Saat ia tak mau berangkat dengan kakak nya, Tsabita pasti menggunakan jasa pak tukang angkutan umum.

"Dudududu." Itulah yang di ucapkan Tsabita, entah dia bersenandung apa. Tapi masih enak di dengar kok dengan ucapan nya yang lembut.

Akbar yang bingung dengan adhek nya pun bertanya,."Ngapain sih,dek?" tanya Akbar pada Tsabita.

"Hehehehe, nggak pa-pa kok, kak. Bosen aja," jawab Tsabita tak mengalihkan pandangan nya dari jalan.

"...."

Belum sempat Akbar berbicara Tsabita sudah memotong bicara Akbar.

"Kak-kak, Syifa pengen ice cream. Boleh ya kak, ya ya ya." Mohon Tsabita sambil memasang muka melas nya dan mengedip-ngedipkan kedua matanya agar Akbar luluh.

"Tapi dek ...," jawab Akbar terpotong oleh Tsabita lagi.

"Kak Akbar, yang baik hati, soleh, tampan dan tidak sombong boleh ya. Sekaliiii aja," rengek Tsabita menggoyahkan lengan Akbar.

Kalau udah gini Akbar bisa apa.Adek nya punya 1001 cara untuk meluluh kan hati seseorang saat permintaan nya tak kunjung di beri.

"Iya-iya. Tapi nanti ya setelah kakak pulang dari kampus," ucap Akbar pasrah.

"Yeeee. Dapat izin, tenang kak, tidak usah repot-repot nanti Syifa beli sama kak Akmal atau sahabat-sahabat Tsabita," jawab Tsabita bahagia.

"Ya udah terserah. Tapi pulang nya jangan kesorean nanti umi nyariin. Nanti umi kakak beri tahu dulu kalau kamu mampir beli ice cream dulu," ucap Akbar.

"Oke. Makasih kak Akbar. Sayang kakaakk," jawab Tsabita sambil memeluk Akbar erat saking senengnya, hingga Akbar pun protes karena sesak dengan pelukan Tsabita yang terlalu erat.

"A..deekk, le paa siin ka kak nggak bii saa naa faass," ucap Akbar terbata-bata.

"Astagfirullahal adzim Ya Alalh, maaf kak, Syifa nggak tau. Aduh maaf ya kak," jawab Tsabita  khawatir.

Haaah haahh uhuk uhuk...
Nafas Akbar tersegal-segal dan terbatuk-batuk. Setelah kembali normal Akbar pun menjawab pertanyaan adek nya yang hampir menangis.

"Iya kakak tidak apa-apa kok. Udah Princess tidak usah sedih oke," ucap Akbar memeluk Tsabita.

"...."

Tidak ada jawaban dari sang empu.Hanya ada isakan tangis dari Tsabita. Akbar pun menenangkan adek nya.

"Udah kakak tidak apa-apa. Masuk gih 10 menit lagi kan gerbang nya mau di tutup, nanti princess telat lho," ucap Akbar.

Tsabita Syifa Arumi [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang