Story
"Shan,,Nia." Desis Beby sadar dari pingsan nya membuat semua yang disana terlihat penasaran.
"Beb,sebenarnya Loe kenapa.?"
"Kakak kenapa.?" Tanya Viny dan Anin bersamaan.
"Shan,,aku dimana,dan siapa mereka,?"
Anin,Viny dan semua yang ada disana di buat terkejut oleh ucapan Beby..
Anin mengusap air matanya kasar.
"Apa maksud dari semua ini.?" Tanya Anin di tengah keheningan masih menunduk.
Beby dan Shania pun menoleh ke arah Anin setelah meminum obat nya.
Dengan susah payah Beby menelan sisa air di mulut nya,melihat tatapan Anin yang belum pernah ia lihat sebelum nya,tajam dan merah."Kak Shania aku minta kakak pergi dari sini." Pinta Anin dengan suara pelan namun tajam membuat Shania Beby dan mereka yang disana heran.
"Tapi dia,,,"
"Pergi baik-baik,atau aku akan melupakan jabatan Anda disini." Shania menatap ke arah Beby dan Beby pun menggeleng.
"Beby butuh aku nin." Jawab Shania Kekeh,Anin mengangkat wajahnya menatap Shania dengan sorot mata semakin tajam.
"Dia pacar saya,jadi jangan pernah dekati dia lagi." Jawab Anin tegas.
Tangan nya meraih tangan Beby yang masih terlihat lemas.
"Nin jangan paksa,dia lagi sakit." Ucap Shania mengingatkan.
Seolah tak mendengar suara Shania Anin membawa Beby pergi dari tempat itu bersama Desy ,Viny dan Acha.
------
"Aku mau sama Shania,aku ngk kenal kalian." Ucap Beby dingin,kini ke lima gadis itu sadang berada di mobil Viny untuk mengantarkan Beby ke rumah sakit yang sudah di tunjukkan alamat nya oleh Desy.
Suasana kembali hening,hanya terdengar isakan kecil yang tersisa dari tangis Anin beberapa waktu lalu.
"Cidesy bisa jelasin apa yang terjadi.?" Tanya Anin setelah menghela nafas nya menahan sesak saat menerima perlakuan Beby yang benar-benar tidak mengenali nya.
"Mungkin lebih baik kamu dengar langsung dari dokter nya." Jawab Desy pelan.
Anin mengatupkan matanya yang kembali bergetar,jujur ia tidak akan sanggup menerima kenyataan terburuk dari keadaan Beby sekarang,Fikiran nya sudah melayang jauh kedepan,bagaimana jika akhirnya memang dia harus mengalah,? Bagaimana klau kondisi Beby memang tidak menginginkan kehadiran nya,? Sementara ia sangat ingin berada di samping gadis kesayangan nya itu dalam keadaan apapun.
"Gimana klau suatu saat nanti aku melupakan mu.?" Pertanyaan Beby beberapa jam yang lalu melintas di Fikiran nya begitu Saja.
Air bening itu kembali menetes secara perlahan,sesak didada nya membuat cairan itu memaksa untuk kembali mengalir.
Tak lama kemudian mobil yang dikendarai oleh Viny berhenti di sebuah bangunan putih yang sangan tinggi,Anin sedikit terkejut saat tempat itu tidak asing untuk nya.
"Ini kan tempat oma jadi dokter." Gumam Anin sambil menghapus air matanya,Viny melirik Anin sedikit tidak tega.
Gadis itu mencengkeram stir mobil nya saat ingatan nya kembali pada beberapa menit yang lalu.
Flassback.
"Jadi.?"tanya Viny menegakkan tubuhnya menatap garang ke arah Desy.
"Tenang Kak,ini semua rencana Beby,jadi kita cuma jalanin tugas dan itu cuma bo'ongan." Tangan Viny mencengkeram kuat.
"Tapi kenapa harus libatin Shania.? Gue yakin Anin lihat Beby yang kayak gitu aja udah pasti sedih banget Trus kenapa ditambah dengan kemesraan Beby sama Shania.?" Tanya Viny penuh penekanan dan tatapan dingin nya.
Sementara Desy hanya Bisa menelan ludahnya susah payah,ternyata Beby dan Viny memang banyak kemiripan,karna keduanya akan bersikap dingin serta tatapan tajam saat berada di kondisi yang tidak disukai nya.
"Kita ngk tau Kak,karna itu murni ide nya dia sendiri." Jawab Acha sedikit ragu.
Viny memejamkan matanya saat darah nya mulai terasa naik ke Ubun-Ubun,andaikan gadis kurus berpipi bolong itu dihadapan nya pasti dengan senang hati dia akan memaki nya habis-habisan.
Tak habis fikir dengan cara Beby membuat pasangan nya bahagia.
"Oke,gue Bisa ngerti,tapi klau akhirnya tidak seperti harapan,gue orang pertama yang akan menertawakan ide gila kalian itu." Ucap Viny tegas di hadapan Desy dan Acha lalu beranjak meninggal kan keduanya.
Flassback off.
"Separah apa penyakit itu.?" Petanyaan yang keluar dari mulut Anin mengembalikan lamunan Viny.
"Pada orang terkena demensia alzheimer, otak akan mengalami pengerutan lebih cepat dibandingkan penuaan normal. Yang terjadi gangguan kognitif seperti lupa dan masalah berbahasa serta gangguan perilaku," tutur dokter itu hati-hati.
Anin meremas ujung kaos nya dengan mata yang sudah panas.
"Jika otak nya dipaksakan untuk mengingat sesuatu itu akan memperburuk keadaan nya,yang mana kematian pasti akan datang dengan cepat." Lanjut dokter itu.
Kreek,,brak.
Viny dan yang lain termasuk dokter itu sedikit tersentak saat tiba-tiba Anin berdiri dari kursi dan berlari keluar ruangan.
----
Sambil menekuk lutut nya Anin menenggelamkan wajahnya di antara tangan yang berada di atas lutut,tentunya untuk meredam tangis nya agar tidak ada orang yang berlalu lalang di taman rumah sakit ini menganggap nya aneh.
"Klau itu demi kebaikan kamu,aku akan lakukan apapun meski itu menyakitkan." Gumam nya seorang diri.
"Tapi,walaupun kamu tidak menginginkan kehadiran ku,percalah aku akan menjaga mu dari jauh." Lanjutnya lagi,ia menghela nafasnya sambil mengusap air matanya ,tangan nya mencari iPhone milik nya dan mencari seseorang disana.
"Hallo."
"Datang lah kerumah sakit,jaga dia untuk aku." Ucap Anin lalu mematikan panggilan secara sepihak,bahkan mungkin gadis di sebrang sana juga belum mengerti maksud nya.
"Karna bahagia mu,bahagia ku juga."
TBC,
Sorry guys hari jum'at kemarin tiba-tiba paketan mati dan lupa beli jadi selama 2 hari Kemaren puasa internetan,,Wkwkwk.
Tapi di usahain besok nyelsai in misi ini kok,Thanks udah setia nunggu.
Kasih komentar nya ya,biar semangat,byee.
