Beby masih menunggu seseorang yang keluar dari tirai hitam yang tak jauh di depan nya,mata sembab dan merahnya terlihat sayu tak bersemangat.
"Udah lagian masih ada waktu kok,ngk usah manja deh." Suara seseorang yang keluar dari tirai hitam itu seketika membuat Beby menegakkan posisi tubuh nya.
"Shania." Panggil nya sedikit berteriak dan membuat sang pemilik nama pun menoleh ke arah nya.
"Feni kesana deh Kak." Pamit Feni yang sedari tadi bergelendot manja di tubuh jangkung Shania.
Gadis itu hanya mengangguk lalu berjalan menunduk menghampiri Beby.
"Kenapa mendadak.?" Tanya Beby dengan suara yang sudah terdengar lebih lembut dari sebelum nya.
"Bukan Kah kita udah janji klau kita akan tetap jadi teman,tapi sekarang ,,,, .?" Shania tetap menunduk tak berani menatap Beby,tangan nya sibuk mengelap kaca bening yang bertulis kan 25 di tangan nya.
"Aku kecewa.." seketika gerakan tangan Shania terhenti.
"Aku kecewa sama diri aku sendiri,,," lanjut Beby dengan suara bergetar.
"Aku merasa sudah gagal menjalankan amanah dari Kak Kinal,aku sudah gagal membuat kamu bertahan di sini." Shania mendongak dengan mata berkaca-kaca. Dilihat nya gadis berlesung pipi itu mengusap air mata nya dengan kasar.
"Aku merasa ngk berguna sebagai seorang teman."
"Beby cukup." Sergah Shania tak ingin mendengar Beby menyalahkan dirinya sendiri.
"Aku ngk berguna Nju,aku ngk berguna." Shania maju selangkah lalu memeluk tubuh kurus yang kini bergetar itu erat.
"Please beb,jangan membuat Langkahku semakin berat,aku tau ini ngk mudah untuk kita,tapi aku yakin kamu mampu melewati nya sama seperti yang sudah-sudah." Beby menggeleng dalam pelukan shania.
"Tapi kenapa harus secepat ini Nju.?" Tanya Beby cukup lirih tapi masih terdengar jelas di telinga Shania.
"Mimpi itu sudah menanti ku beb,dan aku ngk bisa menunda nya lagi,kamu tau ini pilihan yang sangat berat untuk aku." Beby melepaskan pelukan mereka dan menatap mata Shania.
"Tapi aku mau kamu berjanji." Shania memiringkan kepala nya menatap gadis di hadapan nya tak mengerti.
"Kamu harus lebih bahagia di luar sana." Lanjut Beby mengambil alih piala kaca yang ada di tangan Shania lalu di letakkan nya di atas meja.
Beby mengenggam kedua tangan Shania dengan tangan nya.
"Karna aku tidak suka lihat kamu sedih."
"Aku tidak suka lihat kamu menangis."
"Dan Aku tidak suka lihat kamu cemberut, jadi kamu harus tersenyum." Tangan Beby terangkat untuk menghapus jejak air mata di pipi Shania lalu berhenti di pipi gadis itu,Shania hanya bisa memejamkan matanya sejenak menikmati sentuhan tangan yang sudah lama tidak ia rasakan.
Melihat Shania yang sedang memejamkan matanya entah mengapa membuat Beby ingin melakukan sesuatu yang lain,pandangan gadis itu jatuh pada bibir merah Shania yang sedang tersenyum samar.
Perlahan ia mendekat kan wajah nya,semakin dekat hingga jarak kini tersisa hanya beberapa senti.
"Waktu istirahat tersisa 10 menit lagi." Teriakan salah satu staff yang tak jauh dari tempat mereka membuat Beby seketika menjauh kan wajahnya dari hadapan Shania yang kini sudah membuka mata nya.
"Sorry." Ucap Beby menggaruk leher nya yang tidak gatal,membuat Shania tersenyum gemas.
"Aku akan bahagia klau kamu bahagia." Bisik Shania lalu mengecup bibir Beby sekilas membuat gadis berlesung pipi itu terkesiap.
"Jangan sakiti Anin lagi,dia gadis yang baik,kamu tidak akan menemukan yang seperti dia lagi,pokoknya aku akan marah klau kamu sakiti dia." Beby menunduk lesu,mengingat masalahnya dengan Anin beberapa hari yang lalu belum mereda hingga membuat hubungan kedua nya pun tak kunjung membaik.
"Tapi aku bukan orang yang baik buat dia Nju." Jawab Beby lesu.
"Kamu belum mencoba nya beb,percayalah sama diri kamu sendiri,aku tau kamu sangat mencintai dia,please jangan lepasin dia."
"Kamu pernah berjuang buat dia,jadi apa semudah itu kamu nglepasin dia.?" Beby menggeleng lemah.
"Siap-siap ya." Kembali Teriakan salah satu staff membuat mereka menoleh ke arah dalam ruangan.
"Untuk waktu yang tersisa apa aku boleh menjadi bagian dari kamu."
"Tapi,,,"
"Untuk menyelesaikan tugas ku."
"Tapi untuk yang tadi,aku ngk yakin Anin mau,,,!"
"Aku akan tetap memperjuangkan dia,tapi setelah tugas ku menjaga mu disini usai." Ucapan Shania terhenti saat Beby memotong nya,membuat gadis itu hanya bisa mengangguk.
Setelah selsai dengan obrolan nya Part 2 pengumuman pun di mulai.
"Nanti klau nama aku atau nama kamu disebut aku peluk kamu boleh ngk.?" Bisik Beby tepat di samping wajah Anin.
"Ngk ada ya,awas aja berani peluk." Tolak Anin tegas.
"Galak amat." Keluh Beby cemberut membuat Acha dan Erika yang ada di kanan kiri mereka tertawa.
"Pepet terus bos." Ledek Acha meringis.
"Diem lu."
Ini moment bebnju+bebnin Backstage,Trus siapa lagi,ada yang bilang banyak momment,tapi aku kurang faham.
Tulis di kolom comment,juga tentang part di atas.