Setelah event HS usai semua mamber dan staff bersiap untuk pulang karna waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam,tapi tidak dengan Viny.
Gadis itu masih terlihat duduk di pinggiran stage yang sudah sepi sambil membawa minuman dingin yang ia dapat dari Kinal barusan.
Tak jauh dari tempat Viny duduk sendiri terlihat shani yang berjalan melewati pintu stage menghentikan langkah nya dan menoleh ke arah dalam,dan seketika itu ia bernafas lega saat melihat gadis yang ia cari dari tadi duduk manis disana.
Bukan tanpa alasan shani mencari Viny,selain tau kalau kesehatan viny sedang tidak bagus alasan lain karna pengumuman di akhir acara hari ini cukup menggagetkan semua mamber termasuk Viny.
Namun Sedetik kemudian kedua mata shani membulat saat melihat gelas minuman di tangan Viny.
" ice coffe cappucino,hrrrrrr.." Kesal shani segera menghampiri Viny dengan langkah panjang nya.
"Kakak,lagi minum apa disini.?" Tanya shani melipat tangan nya di dada.
Viny yang menyadari kehadiran aura hitam seketika menyembunyikan gelas kopi dingin nya di balik punggung.
"Eh,,ini coklat anget,eh bukan susu hitam ehh Duh apa ya,," jawab Viny salah tingkah.
"Sini in." Pinta shani dengan suara ketus mengulurkan tangan nya di depan Viny.
Gadis itu hanya menggeleng polos dengan wajah cenggo karna takut di marahin.
"Kakak sini in ngk." Pinta shani dengan suara di buat se manis mungkin,namun itu seakan menjadi pertanda bahwa malaikat pencabut nyawa sudah mulai menghampiri Viny.
Pelan tapi pasti Viny mengeluarkan gelas minuman nya dari balik punggung yang dengan cepat di ambil alih oleh shani.
"Yang .tinggal dikit itu,sini aku Abisin." Ucap Viny memohon.
Shani menatap Viny tajam.
"Kakak kenapa susah banget sih dibilangin,kalau sama diri sendiri aja ngk sayang gimana mau jagain aku." Tangan Viny berhenti merebut minuman itu dari shani setelah mendegarkan ucapan shani barusan.
"Itu cuma biar aku ngk ngantuk aja kok sayang." Jawab Viny membela diri.
Shani duduk di samping Viny dengan tangan masih memegang gelas minuman itu. Perlahan Viny meraih tangan shani yang bebas lalu di genggam nya.
"Sayang,kamu janji kan ngk akan ninggalin aku.?" Tanya Viny lirih namun masih jelas di pendengaran shani gadis itu menoleh dan menatap Viny khawatir.
"Kak aku ngk akan kemana-mana kok,aku tetap disini sama kakak." Jawab shani membuat Viny tersenyum.
"Sini peluk dulu,biar capek nya hilang." Shani ikut tersenyum sebelum akhirnya menghambur ke pukulan Viny.
-----
Di tempat lain terlihat Gracia sedang melamun di kursi depan cermin,exprssi cemberut yang masih penuh dengan air mata terlihat jelas di wajah cantik nya.
Dia terus melamun tanpa memperdulikan orang-orang yang berlalu-lalang di depannya.
"Sis,lu gimana sih jadi pacar,tuh lihat." Tegur Yona menghentikan langkah Siska yang berlari riang menuju ruang ganti lalu menunjuk ke arah Gracia dengan dagunya.
Gadis bergingsul itu pun meletakkan baju ganti nya di kursi yang tak jauh dari tempatnya lalu berjalan menghampiri Gracia.
"Sayang." Seketika Gracia menoleh dan langsung memeluk perut Siska yang memang sedang berdiri di depannya.