.
"Mengapa kau lakukan ini pada Eomma, Rae Jin?" tanya Nyonya Park, masih dengan tatapan kecewa.
"Eomma, aku...."
"Kau tahu wanita yang mirip denganmu itu datang padaku? Awalnya aku pikir dia itu putriku. Namun setelah melihat pancaran mata yang berbeda darinya aku sadar ... dia bukan putriku."
Rae Jin terdiam dan menunduk mendengar perkataan ibunya.
"Dia mengatakan bahwa kau telah memanfaatkan wajahmu yang mirip dengannya untuk merebut Kyu Hyun darinya. Dia menghinamu bahkan di depan halmeoni-mu sendiri. Eomma tentu saja terkejut mendengarnya, dan berpikir ... apa benar putriku seperti itu?"
Nyonya Park menggelengkan kepalanya. "Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia katakan. Maka dari itu aku pergi ke kediaman Cho, untuk membuktikannya. Tapi apa yang kudapat?"
Nyonya Park lalu melihat Nyonya Cho sembari menitikkan air matanya. "Aku melihat ... seseorang yang sudah kuanggap sebagai temanku sendiri, seseorang yang sudah kupercayai untuk menjaga putriku disaat aku pergi sedang membelai sayang rambut wanita yang sudah menghinamu saat itu." Dan air mata Nyonya Cho merembes saat itu juga, mendengar penuturan ibunya Rae Jin.
"Aku sempat tertegun ... dan semakin bingung. Dimana tangan yang selalu memeluk erat putriku itu? Mengapa dia harus membaginya dengan yang lain? Ataukah memang tangan lembut itu sudah berpindah tempat? Ataukah ... putriku benar-benar bersalah sampai-sampai dia enggan memeluk putriku lagi?"
"Nyonya Park__"
"Dan untuk menjawab kebingungan Eomma, Eomma menemui Chang Min di restaurannya," ucap Nyonya Park lagi mengabaikan panggilan Nyonya Cho.
Wanita paruh baya itu memusatkan perhatiannya lagi pada putrinya. "Awalnya Chang Min tidak mau memberitahu Eomma. Tapi setelah Eomma memaksanya ... akhirnya Chang Min mau menjelaskan segalanya, menjelaskan semua kejadian yang terjadi akhir-akhir ini."
"Dan Eomma tidak percaya, bagaimana mungkin semua pengorbanan yang kau lakukan harus dibalas dengan hal yang menyakitkan seperti ini? Mereka menyakiti dirimu yang sendirian saat itu dengan begitu dalam. Dan kau juga telah menyakiti perasaan Eomma, Nak."
"Eomma...."
"Kau membuat Eomma merasa tidak berguna menjadi ibumu selama ini," lirih Nyonya Park.
Rae Jin menggelengkan kepalanya kencang. "Eomma, jangan berkata seperti itu. Eomma segalanya bagiku, hiks." Rae Jin semakin merasa bersalah pada ibunya, wanita itu menangis tersedu.
Nyonya Park tersenyum tipis, lalu maju selangkah dan membelai pipi putrinya, menaikkan dagu Rae Jin agar mau menatapnya. "Mengapa kau merahasiakan semua ini dari Eomma, Nak?"
"Eomma mungkin tidak bisa membantumu, tapi ... setidaknya Eomma ada di sampingmu untuk mendukung semua keputusanmu, sayang."
"Aku hanya tidak ingin membuat Eomma banyak pikiran," ungkap Rae Jin setelahnya.
"Tapi masalah seorang anak juga harus dibagi bersama orang tuanya sayang. Bukankah dari semenjak kau berada di dalam kandungan Eomma, kita sudah saling berbagi? Berbagi makanan bersama, berbagi tempat tidur bersama, berbagi musik bersama, lalu mengapa setelah kau keluar dari kandungan Eomma dan tumbuh dewasa, kau melupakan fakta kebersamaan kita?"
"Tidak seperti itu Eomma, aku...."
"Eomma tahu sayang." Nyonya Park membelai pipi putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Agreement [COMPLETE]
FanfictionPark Rae Jin seorang gadis berusia 27 tahun, dan tidak memiliki pekerjaan. Selalu dimarahi oleh ibunya karena belum juga menikah sampai sekarang, sedangkan teman-teman seusianya sudah memiliki anak. karena umurnya yang sudah cukup matang itu, Rae Ji...