.
Ting ... tong
Rae Jin menoleh ketika mendengar suara bel dibunyikan. Gadis itu mematikan kompornya dan berjalan menuju pintu, dia sedang memasak nasi ngomong-ngomong.
Cklek...
"Eomma datang!!" seru dua wanita paruh baya yang mengejutkan Rae Jin.
Rae Jin melongo. "Eomma, Eommonim? Mengapa tidak bilang ingin kemari? Aku 'kan bisa menyiapkan sesuatu untuk kalian."
Ibunya Rae Jin berdecak. "Tidak perlu menyiapkan apa-apa untuk kami. Justru kami kemari karena ingin membawakan sesuatu untukmu." Ibunya Rae Jin mengacungkan sekantung belanjaan di hadapan Rae Jin.
"Iya, sayang. Kami baru saja berbelanja. Ayo kita bawa masuk belanjaannya." Ibu mertuanya menyuruh Rae Jin untuk membantu membawa kantung belanjaan yang masih ada di lantai.
Dahi Rae Jin berkerut bingung. Kenapa ibu dan ibu mertuanya belanja sebanyak ini? Seperti ingin membuat pesta saja. Tapi walaupun begitu, Rae Jin tetap membawa kantung belanjaan itu dan menaruhnya di atas meja makan.
"Apa kita akan berpesta malam ini?" tanya Rae Jin.
"Berpesta? Tentu saja tidak. Kami baru saja mendapat kupon belanja di Lotte Mart, karena belanjaan kami terlalu banyak. Ya kami bawa saja sebagiannya kemari. Kau tahu, tadi Eomma mendapat banyak diskon." Ibunya Rae Jin bercerita dengan penuh semangat.
"Iya, Rae Jin. Jadi kau tidak perlu berbelanja lagi. Semua belanjaan ini cukup untuk memenuhi kebutuhanmu dan Kyu Hyun selama dua minggu." Ibu mertuanya menunjuk beberapa lauk yang ada di atas meja. Seperti ikan, ayam dan beberapa bungkus udang.
Rae Jin jadi bingung, kenapa banyak sekali udangnya? Apakah dia harus memakan udang setiap hari?
"Oh, iya. Semua udang-udang ini untuk Kyu Hyun, ya? Jangan beri Laura udang, dia alergi terhadap udang." Nasehat ibu mertuanya. Rae Jin mengangguk saja menanggapi.
"Eeh ... Rae Jin juga suka udang. Aku sengaja membeli banyak udang karena dia juga suka udang," seru ibunya Rae Jin.
Nyonya Cho terkejut mendengarnya, dahi wanita paruh baya itu berkerut bingung. "Benarkah, kau suka udang?" tanya Nyonya Cho pada Rae Jin.
Rae Jin mengangguk. "Ah ... syukurlah, kita membeli banyak udang." Nyonya Cho mendesah lega walaupun masih ada keraguan di wajahnya.
"Ya sudah, lebih baik kita masak udangnya sekarang. Kau harus membawakan makan siang untuk Kyu Hyun ke kantornya," ujar ibunya yang tengah sibuk membuka bungkus udang.
"Tapi aku harus menjemput Laura, Eomma. Sebentar lagi dia pulang."
"Eeyy ... kau tidak perlu menjemput Laura, biar kami saja yang menjemputnya. Sekaligus memberitahu pada Hyu Rin untuk datang ke apartemen ini, Eomma ingin mengajaknya ikut pajama party nanti malam di sini." Ibunya Rae Jin berseru heboh.
"Pajama party?" Rae Jin membeo.
"Iya sayang, pajama party. Ibumu sudah menyiapkan piyamanya untuk kita," ucap Nyonya Cho.
"Jadi Eomma dan Eommonim akan menginap di sini!!" teriak Rae Jin panik ketika dia sudah menyadari semuanya.
Kedua wanita paruh baya itu mengerjap. Kenapa Rae Jin harus sepanik itu? Bukankah tidak apa-apa jika mereka menginap di sini?
"Memangnya kenapa Rae Jin? Kau seperti terlihat keberatan?" tanya ibu mertuanya.
"Ah, tidak Eommonim. Hanya saja ... aku begitu terkejut. Dan lagi ... aku bingung kita akan mengadakan pajama party dimana? Bukankah kamar di apartemen ini hanya dua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Agreement [COMPLETE]
FanfictionPark Rae Jin seorang gadis berusia 27 tahun, dan tidak memiliki pekerjaan. Selalu dimarahi oleh ibunya karena belum juga menikah sampai sekarang, sedangkan teman-teman seusianya sudah memiliki anak. karena umurnya yang sudah cukup matang itu, Rae Ji...