Part 24 (A Heart that is Hurt)

4.8K 473 393
                                    


.

Rae Jin mengantarkan Laura sampai ke depan gerbang sekolah, di sana dia bertemu dengan Hyu Rin yang juga tengah mengantarkan Vinno.

"Rae, kau yang mengantar Laura? Biasanya kau hanya menjemputnya setelah pulang sekolah saja?" tanya Hyu Rin sembari menyuruh Vinno untuk masuk ke kelasnya bersama Laura.

"Kau harus mendengarkan guru dengan baik sayang!" teriak Rae Jin pada Laura.

"Iya, Eomma!!" seru Laura sembari melambaikan tangannya pada Rae Jin.

"Belajar yang baik sayang, jangan nakal!!" teriak Hyu Rin pada Vinno.

"Iya...!!" seru Vinno sembari menarik Laura mengajak gadis kecil itu berlari.

"Eh, kau belum menjawab pertanyaanku Rae Jin!"

Rae Jin menoleh ke arah Hyu Rin yang tengah memasang wajah kesal. Rae Jin mendesah dan berkata, "hanya sedang ingin saja, lagi pula ... tidak ada sesuatu yang harus kukerjakan di rumah."

"Kau tidak ada kerjaan di rumah?" tanya Hyu Rin semangat. Rae Jin mengangguk.

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan? Kita sudah lama tidak jalan-jalan berdua. Bagaimana? Apa kau mau?" tanya Hyu Rin.

Rae Jin terdiam sejenak, namun sedetik kemudian wanita itu mengangguk membuat Hyu Rin tersenyum riang dan menarik tangannya menuju halte bis.

"Kita akan ke mana?" tanya Rae Jin di tengah perjalanan menuju halte.

"Ke taman kota saja, di sana pasti banyak muda-mudi yang sedang memadu kasih. Lumayan untuk cuci mata, kapan lagi kita bisa menggoda bocah yang sedang pacaran." Benar-benar tidak ada kerjaan jika mereka sungguhan melakukan hal ini.

Rae Jin mengernyit. "Kau yakin? Ini masih pagi dan para bocah tentu masih ada di dalam kelasnya."

"Eyy ... itu untuk yang rajin belajar, lain halnya dengan yang membolos bersama kekasihnya," celetuk Hyu Rin cekikikan. Oh, Nyonya Lee, sepertinya kau berpengalaman dengan hal ini.

"Tingkahmu seperti sudah pernah melakukannya saja."

"Tolong ya, jangan bahas lagi tentang masa lalu yang benar-benar suram itu. Lagi pula ... dulu itu aku gadis yang baik, tidak pernah membolos apalagi menjalin kasih. Sudah ah, jangan bahas masa lalu terus. Tuh, lihat bisnya sudah datang, ayo kita naik." Hyu Rin menarik tangan Rae Jin untuk menaiki bis. Mereka berdua masuk dan duduk di kursi paling belakang.

Selama di perjalanan Rae Jin terdiam sembari menatap pemandangan yang ada di jendela. Sedangkan Hyu Rin, wanita terus memperhatikan Rae Jin, entah mengapa dia merasa ada yang aneh dengan temannya yang satu ini. Tidak biasanya Rae Jin menjadi pendiam seperti ini, entah menguap ke mana roh berisik wanita ini pergi. Rae Jin yang pendiam itu tidak asyik.

"Kau kenapa Rae? Tidak biasanya kau diam seperti ini? Apa kau ada masalah?" tanya Hyu Rin penasaran.

Rae Jin yang mendengar pertanyaan Hyu Rin segera tersadar dari lamunannya. Wanita itu menatap temannya dengan kaku, kemudian tersenyum kecil agar temannya ini tidak menyadari masalah yang sedang dia hadapi. Karena Rae Jin yakin jika Hyu Rin tahu, maka wanita itu tidak akan tinggal diam begitu saja. Dia akan melabrak Kyu Hyun dan memarahi pria itu di mana saja. Tidak, Rae Jin bukannya tidak ingin melihat temannya itu membela dirinya. Hanya saja ... Rae Jin yakin, dia masih kuat menghadapinya sendiri.

"Aku tidak apa-apa Hyu Rin-ah, kau jangan khawatir, aku baik-baik saja. Aku hanya merasa ... sedikit lelah saja," jawab Rae Jin.

Hyu Rin memicingkan matanya dan mendekatkan wajahnya ke arah Rae Jin. "Uhuu ... kau lelah karena aktifitasmu dengan Kyu Hyun semalan, eohh?" goda Hyu Rin sembari manik-turunkan alisnya.

Marriage Agreement [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang