.Chang min' Restauran.
Rae Jin baru saja menyelesaikan pekerjaannya hari ini. Wanita itu menyapa rekan kerjanya yang akan menggantikan shiftnya, dan memberi semangat pada rekan kerjanya itu.
"Kau akan langsung pulang Rae?" tanya Hye Na yang baru saja keluar dari ruang ganti.
Namun Rae Jin hanya diam saja, dan terus memperhatikan rekan kerjanya yang baru saja keluar untuk melayani para pelanggan.
"Rae?" Hye Na menepuk pundak wanita itu untuk menyadarkannya.
Rae Jin menoleh dengan terkejut. "Eh, iya? Ada apa?"
Hye Na mendesah pelan. "Ada apa denganmu? Kenapa kau menatap Jina seperti itu?"
Rae Jin cemberut mendengar pertanyaan Hye Na. "Aku hanya merasa bersalah saja padanya, karena aku ... dia harus mendapatkan shift 2 terus sampai aku melahirkan nanti."
"Kenapa kau harus memikirkan hal itu? Bukankah itu menyenangkan baginya? Dia bisa bangun siang dan tidur lebih banyak. Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Lagi pula bukan hanya kau saja bukan? Aku juga harus terus shift 1 untuk menemanimu, tapi aku tidak pernah merasa bersalah pada Mi Young. Dia malah berterima kasih padaku, karena dia memang selalu sulit untuk bangun pagi. Sudah, jangan terlalu dipikirkan, ayo kita pulang. Bagaimana jika aku mampir ke rumahmu? Aku ingin bertemu dengan Laura, aku sudah sangat merindukannya." Hye Na menarik tangan Rae Jin untuk keluar dari ruang khusus karyawan itu.
"Kalian sudah siap untuk pulang?" tanya Chang Min yang sedari tadi memperhatikan pekerjaan para karyawannya. Kemudian menoleh ketika melihat Rae Jin dan Hye Na datang menghampirinya.
"Iya, Pak!" jawab Hye Na lugas.
"Oh iya Rae? Bukankah 2 bulan lagi Laura ulang tahun yang ke 7 tahun? Kau ingin dirayakan di mana?" tanya Chang Min.
Rae Jin terdiam sejenak. "Aku tidak tahu," jawabnya lesu.
"Bagaimana jika di sini saja, aku akan menutup restauran di sore hari untuk merayakan ulang tahunnya Laura, kau undanglah keluarga Hyu Rin dan Neul Rin. Tidak perlu memikirkan kue ulang tahunnya, aku yang akan membelikannya untuk Laura."
Rae Jin menatap Chang Min dengan terharu sembari berkaca-kaca. "Kau benar-benar baik, Boss."
"Err ... itu ... wajar saja, aku 'kan pamannya," ujar Chang Min sedikit kaku. Entah kenapa tiba-tiba dia menjadi canggung melihat betapa terharunya Rae Jin padanya.
"Ulang tahunnya masih 2 bulan lagi ya? Yess ... aku bisa menyiapkan kado ulang tahunnya dari sekarang!" seru Hye Na semangat.
"Sudah-sudah, sana kalian pulang. Rae ... aku tidak bisa mengantarmu pulang hari ini, restauranku sedang ramai saat ini."
"Tidak apa-apa Boss, Rae Jin pulang denganku hari ini. Kau tenang saja, kandungannya akan baik-baik saja jika bersamaku. Ayo Rae, kita temui Laura." Hye Na menggandeng tangan Rae Jin dengan ceria.
"Sampai nanti Boss." Rae Jin melambaikan tangannya pada Chang Min.
Saat berada di dalam bis menuju rumah Rae Jin, Hye Na terus saja mengoceh menceritakan keluarganya yang ada di Gwangyang. Menceritakan tentang keluarganya yang suka bercocok tanam.
"Ayahku sudah mengeluarkan banyak biaya untuk pendidikanku, jika dia tahu aku menjadi pelayan restauran, dia pasti akan menggorok leherku. Dia pasti akan mengataiku bodoh karena tidak bisa bertahan di dalam perusahaan."
"Apa ayahmu benar-benar akan menggorok lehermu?"
"Eum, karena aku sudah berjanji akan menjadi orang sukses di kemudian hari."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Agreement [COMPLETE]
Fiksi PenggemarPark Rae Jin seorang gadis berusia 27 tahun, dan tidak memiliki pekerjaan. Selalu dimarahi oleh ibunya karena belum juga menikah sampai sekarang, sedangkan teman-teman seusianya sudah memiliki anak. karena umurnya yang sudah cukup matang itu, Rae Ji...