Part 1. Balas Dendam

3.2K 171 248
                                        

Happy reading :)

Cantik berderap melangkah dengan cepat ke arah lapangan belakang, di sisi kanannya ada Pak Amin yang berjalan menyeimbangkan kecepatan gadis itu. Tak hanya Pak Amin saja, beberapa guru dan siswa lainnya mengikuti kemana Cantik membawanya pergi. Oh ya! Mpok Inem juga jangan sampai ketinggalan.

Telunjuk tangan cewe berpipi gembul itu mengarah ketengah lapangan. Memperlihatkan sesosok makhluk hidup yang sedang berkelojotan tak jelas entah karena apa.

"Itu pak Si Lontong!" teriak Cantik membahana. Bukan karena Pak Amin ini budeg atau bagaimana. Tapi Cantik pikir suaranya tidak akan terdengar jelas jika ia tak berkata lantang seperti tadi. Luas lapangan sekolahnya ini berhektar-hektar bung.

Pak Amin terpekik karena suara Cantik. " Biasa aja ngomongnya, Cantik," ucapnya dengan kesabaran ekstra.

Tanpa menunggu naiknya harga gorengan yang dijual Mpok Inem di kantin sekolah. Pak Amin beserta rombongannya menghampiri murid laki-lakinya yang tengah mencak-mencak kesetanan. Sedangkan Cantik, masih berdiam diri ditempatnya. Mengulas senyum kemenangannya hari ini.

Pembalasannya sudah dimulai, diperankan oleh aktor ternama di sekolahnya. Delon Hamizan Hamish. Saudara kembar dari Delin Hamizah Hamish. Keduanya sangatlah berbeda, Delin yang menjabat sebagai kakak perempuan Delon mempunyai sifat lembut, ramah, pendiam, dan pintar. Untuk parasnya saja bisa dibilang diatas rata-rata, dengan bodygoals nya itu membuat semua mata cowo enggan untuk berkedip jika sudah melihatnya.

Soal Delon, dia memang tampan. Hidungnya tak perlu malu-malu untuk tampil kedepan. Dia hobi sekali mendramatisir keadaan, bisa dibilang. Dia Lebay. Meski ia termasuk dalam kategori cowo usil di Binsa, Delon beberapa kali menjuarai mata lomba non akademik di sekolahnya, dia suka bermain musik dan bergabung dalam sebuah grub band. Tak bisa dipungkiri pula jika Delon banyak fans disini. Bahkan kekonyolan cowo itu saat disandingkan dengan Cantik pun tak mengurangi jumlah cewe-cewe yang menyukainya. Padahal jika Delon dan Cantik stresnya sudah kumat, bumi yang katanya bulat ini bisa saja berubah menjadi datar.

Cantik mendekati kerumunan yang ada ditengah lapangan itu. Sesekali berkata 'permisi' pada teman-temannya agar membuka jalur jalan untuk dirinya.

"Pak Aminudin! Mana yang namanya Aminudin!"

Delon atau yang kerap dipanggil Lontong oleh Si Cantik itu mulai membuka suara beratnya. Namun suara itu bukanlah suara asli dari Delon, suara itu seperti suara lelaki perkasa dikerajaan-kerjaan dahulu kala.

"Saya, saya Aminudin. Kenapa? Ada apa mencariku?" sahut Pak Amin tanpa rasa takut sedikitpun. Ya jelaslah, beliau kan guru Agama Islam. Mana bisa kicep dengan hal-hal mistis beginian.

Cantik berusaha menahan tawanya dibalik punggung Pak Amin. Guru yang seringkali menghukum dirinya dan Delon mudah sekali percaya dengan permainannya.

"Kau yang kemarin menghukum anak ini bukan?!!" seru Delon seraya memukuli dada bidangnya sendiri. Sorot matanya tajam seperti silet yang baru saja Cantik beli dikoperasi sekolah.

Pak Amin sedikit keheranan dengan topik permasalahannya. Kenapa pertanyaan manusia ini mengenai Delon? Murid yang selalu buat onar di Binsa selain Cantik.

"Ada urusan apa kamu sama saya? Saya memang sering sekali menghukum dia dan Cantik. Itu karena mereka yang selalu berbuat keributan disini," tutur Pak Amin dengan serius. Nampaknya beliau sudah mulai percaya jika Delon kemasukan Jin jadi-jadian.

"Saya tidak terima dengan perlakuanmu yang seperti itu. Harusnya kau baik-baiki mereka. Terutama laki-laki ini!" Delon lagi-lagi memukul dadanya sendiri. Dalam hati Cantik berkata, pasti dia sedang kesakitan. Hahaha, memang Lontong bodoh!

ALFABETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang