Part 19. Gundah

1.1K 91 263
                                    


*Aku tak tahu perasaan apa yang ku miliki untukmu. Tapi, ketika hati yang lain ingin memilikimu entah mengapa resah dan gelisah datang begitu saja*

__ Munafik pada perasaan itu menyakitkan __


***

"APA!!! JADI SELA UDAH JADIAN SAMA LONTONG?!!" teriak Cantik menggelengar, membuat lampu belajar dan lukisan yang ada didalam kamar jadi ikut gonjang-ganjing.

Terdengar tawaan keras dibalik ponsel yang kini Cantik himpitkan diantara pundak dan telinganya.

Cantik sedang sibuk memakai flatshoes warna coklat kesukaannya. Gadis itu sudah janjian dengan Dewa untuk jalan-jalan keluar sebentar, itung-itung membuang sejenak beban dipikirannya.

"Ternyata mulut ember Cantik bermanfaat juga ya, Sela" kata Cantik sembari menghentakan kedua kakinya bergantian, merasakan sepatu yang dikenakan pas atau tidak.

Cantik memutuskan sambungannya setelah Sela selesai berkoar-koar disebrang telfon. Gadis itu berkaca didepan cermin sebelum memantapkan kakinya berjalan keluar kamar. Saat Cantik baru saja menutup pintu, suara dering telfonnya kembali berbunyi.

Dengan cepat ia tempelkan benda pipih itu di telinganya.

"APA? LONTONG MAU PAMER KALO LONTONG UDAH TAKEN SAMA SELA? CANTIK UDAH TAU."

Tut.

Selepas mengatakan itu, ia mematikan telfonnya secara sepihak. Tiga detik kemudian Cantik menerima pesan masuk di layar ponselnya.

Lontong Sayur :

Kurang ajar banget lo beha jamuran!

Gak ada PJ buat lo!

"Bodo amat." kata Cantik seraya berjalan keluar rumah. Cantik sewot begitu bukan karena cemburu atau apa. Tapi karena hawanya jadi panas ketika melihat orang lain tidak menjomblo lagi seperti dirinya. Bisa dikatakan, Cantik itu sirik.

Saat Cantik sudah sampai di depan gerbang rumahnya, ia melihat mobil Dewa ada di sisi jalan. Namun tidak dengan orangnya.

Mata Cantik sibuk mencari sosok lelaki di sekitar jalan. Hingga tatapannya berhenti saat ia melihat Dewa sedang bercengkrama dengan Gagah di depan teras rumah Bunda Helin.

Cantik menghampiri keduanya, namun hanya sampai di depan gerbang.

"Dewa..." panggil Cantik dan mendapat tolehan dari pria itu.

Dewa yang melihat Cantik berdiri disana langsung datang menemui Cantik dan mengajaknya pergi dari situ.

Cantik sempat menoleh ke arah Gagah sebelum ia pergi dari depan gerbang. Namun hanya ekspresi membuang muka yang Cantik peroleh.

***

Setelah menemui Dewa selama kurang lebih sepuluh menit. Gagah langsung masuk kedalam kamar dan membanting kasar tubuhnya diatas kasur. Gagah menghembuskan nafas gusarnya seraya memandangi bintang yang tertempel dilangit-langit kamar.

Kedua tangannya terlipat kebelakang, ia gunakan sebagai bantalan kepalanya.

Gagah mengingat lagi pembicaraan yang tadi ia lalui bersama Dewa. Saat pria itu meminta izin padanya untuk menjaga Cantik.

"Izinin gue buat buang perasaan sedih yang datang menghampiri Cantik. Gue mau jaga dia Gah. Gue mau gantiin posisi lo dihatinya"

"Gue janji akan terus lindungin dia"

ALFABETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang