Part 12. Try Again

1.2K 71 83
                                        


*Jika dia selalu ada untukmu, jangan berfikir bahwa dia ingin selalu ada di dekatmu. Jika dia menyanyangimu, jangan terus merasa bahwa dia mencintaimu*

__ Karena mendung, belum tentu hujan __

***

"Stop!"

"Kau mencuri hatiku, hatiku.."

" Stop! "

"Kau mencuri hatiku.."

Baru saja Gagah kembali menginjakkan kakinya di koridor sekolah, ia sudah disuguhi penampilan absurd dari spesies yang tadi duduk bersamanya di dalam mobil. Gadis itu benar-benar tidak tau malu, Cantik dengan bahagia nya bernyanyi menyahuti teriakan Pak Aminudin. Tak hanya itu, Cantik juga berjoget memaju mundurkan badan serta menggoyangkan bahunya. Apa Cantik merasa seperti penari handal yang ada di film-film India?

Untung saja Gagah tidak berjalan di sisi Cantik, cewe berbandana pink itu tadi berjalan mendahuluinya. Entahlah, Gagah pikir akhir-akhir ini Cantik seperti berusaha menjauh dari nya, meski ujung-ujungnya juga tetap saja dekat.

Gagah melihat Cantik berjalan bukan ke arah kelasnya, melainkan menuju lapangan belakang. Ia tau, gadis itu pasti di haruskan menjalankan hukumannya karena dua hari yang lalu mengerjai Pak Amin bersama Delon. Inilah yang Gagah tidak sukai dari pertemanan Cantik dan Delon, mereka selalu saja membuat ulah yang justru dipandang negatif di sekolahnya. Tidak bisakah mereka menjalin pertemanan dengan hal-hal positif saja, belajar bersama agar menjadi siswa berprestasi contohnya? Atau mungkin mengikuti organisasi yang ada di sekolah begitu? Ah. Memikirkan mereka membuat kepala Gagah jadi pusing, sepertinya ia harus minum Oskadon Espe setelah ini.

Gagah melanjutkan jalannya yang sempat terhenti, tugasnya sekarang mengantarkan tas milik Cantik ke kelasnya. Kalian tak lupa bukan? Gagah selalu membawakan tas sekolah Cantik dimanapun, kemanapun, dan sampai kapanpun!

"Gagah!" seruan dibalik punggung sana membuat Gagah menoleh sekilas tanpa menghentikan langkah kakinya.

Sela mensejajarkan jalannya di sebelah Gagah, napasnya jadi ngos-ngosan karena berlari menyusuli sahabat teman sebangkunya itu.

"Cantik mana? Tumben gak sama lo?"

"Kayaknya ke lapangan belakang, lagi menjalani hukuman dari Pak Amin mungkin."

Sela mengangguk paham, cewe berambut kuncir kuda itu juga sudah tak heran mendengar kabar Cantik dihukum.

Gagah menyodorkan barang yang sedari tadi ditangannya. "Gue titip tas Cantik gapapa kan?"

"Oke" Sela menerima tas berwarna pink itu.

"Gue saranin, lo jangan bersikap gini deh Gah sama Cantik. Lo terlalu manjain Cantik banget, tiap hari lo bawain tas dia. Cantik punya tangan kan? Dia bisa bawa tas nya sendiri. Lo gak perlu repot-repot kaya gini"

"Gue gak ngerasa repot Sel"

"Ya gue tau. Tapi sikap lo yang kayak gini bikin dia jadi bergantung sama lo. Biarin lah dia mandiri, apa-apa diurusin sendiri toh dia udah besar bukan lagi anak kecil. Itung-itung ngurangin beban lo kan?"

"Dia bukan beban buat gue" ucapnya datar.

"Seraah lo lah Gah!" jawab Sela lalu pergi mendahului Gagah.

Gagah yang ditinggal Sela karena sewot padanya hanya tersenyum tipis. Sudah sering ia di ceramahi ini ono ini ono kucrut oleh teman sekelas Cantik, bahkan bundanya pun terkadang menasehati Gagah jika bersikap berlebihan pada Cantik. Tapi ia tak ambil pusing, Gagah tak peduli apa kata orang. Yang terpenting ia harus menepati janjinya pada Tante Lena (Mamahnya Cantik) untuk selalu menjaga putri tunggalnya itu.

ALFABETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang