Part 28. AADC

918 79 264
                                        


* Saat aku tak lagi memperhatikanmu *

__ Jangan menganggap bahwa aku tak peduli, karena bisa saja, itu cara ku untuk menguji __

***

Semenjak bel pulang sekolah dibunyikan, lebih tepatnya saat dimana Sela mendapat kabar kalau Cantik berada di rumah sakit. Gadis itu langsung mengajak Delon untuk bergegas kesana.

Dan, disini lah mereka berada.

"Beb!!!"

Lengkingan suara Delon di lobby rumah sakit, tak mampu membuat kaki Sela berhenti melangkah. Gadis itu justru menambah kecepatan jalannya. Sela sudah tak sabar ingin melihat kondisi teman sebangkunya itu, ia khawatir.

Karena tidak mendapat respon apapun dari Sela, Delon mencari akal kembali untuk mempermalukan dirinya sendiri. Pikir Delon, pacarnya itu sangat anti jika harus menjadi soroton makhluk-makhluk di sekelilingnya.

"Sela, Sela, Laa, Laaaa, Laaa...." Delon memanggil nama Sela dengan gaya selow motion-nya, tangannya diulurkan ke depan, seolah ingin meraih sesuatu yang tak mungkin ia gapai.

Yaps! Cara itu berhasil menahan langkah kaki Sela. Benar-benar jitu.

Sela membalikkan badan, menatap pria yang berjarak sepuluh langkah darinya dengan tajam. "PULANG LO!" Selepas itu Sela kembali lagi melanjutkan jalannya, ah! Tidak, kali ini ia berlari.

Delon yang diusir hanya bisa mengelus dadanya pelan, ususnya harus lebih landung dari apa yang orang-orang bayangkan.

Dengan langkah santai Delon berjalan ke arah yang tadi Sela lalui. Entah kenapa, Delon tak terlalu mencemaskan Cantik kali ini. Delon rasa, sekalipun Cantik nyungsep ke aspal jalanan, malah aspal-nya lah yang harus mendapat perawatan.

***

Saat Cantik akan membuka knop pintu berwarna biru muda itu, seseorang tiba-tiba memanggil namanya.

Cantik menoleh, mendapati Sela yang ada di sampingnya dengan napas engap-engapan.

Melihat Sela yang sepertinya akan terkena serangan dehidrasi, Cantik mengajak gadis itu untuk masuk ke dalam ruangan.

Sela terpekik kaget kala kedua bola matanya menemukan sosok lelaki yang beberapa hari ini tidak muncul di indra pengelihatannya, pria itu terbaring lemas di atas ranjang, wajahnya terlihat pucat.

"Kok lo disini, Gah?" tanya Sela bingung, alisnya bertaut. Ia baru sadar kalau Cantik sama sekali tak terluka sedikit pun. Teman gila pacarnya itu malah tengah mengambilkan minuman untuk dirinya.

Gagah terseyum tipis pada Sela.

"Can ... lo kok gak kenapa-kenapa?"

Cantik menghampiri Sela yang berdiri di dekat Gagah, lalu memberikan minumannya pada Sela.

"Jadi Sela maunya Cantik kenapa-kenapa? Gitu?" Pertanyaan Cantik membuat Sela menggeleng, ia meneguk minumannya hingga ludes tak tersisa terlebih dahulu, kemudian menaruh botolnya di meja.

"Gak gitu, Can. Lo utang cerita sama gue. Buruan, ceritain yang sebenarnya. Ini ada apa?" tanya Sela yang sudah penasaran.

"Assalamualaikum," salam Delon seraya masuk ke dalam ruangan. Kepalanya geleng-geleng. "Wah, wah, wah, parah lo, Sel. Kekasih macam ap--"

"Syut!" Cantik memenggal ucapan Delon, untung saja yang dipenggal ucapannya. Mungkin kalau Cantik sudah sangat geram, bisa-bisa ia memenggal kepala pria itu tanpa basa-basi.

ALFABETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang