Part 32. Jadian

1.2K 94 140
                                    

Gagah menatap lekat perempuan manis yang duduk didekatnya. Tangan Gagah mendadak berkeringat, dadanya terpompa cepat, ia benar-benar gerogi malam ini. Niat awalnya yang hanya ingin menemani Cantik sendirian di rumah, seketika berubah kala Gagah melihat Dewa yang sepertinya gencar mendekati gadis itu.

"Gagah mau ngomong apa sama Cantik?" Cantik bersuara, tangan kanannya menusuk-nusuk pipi kiri cowok itu. Mendapati respon Gagah yang hanya diam dengan raut wajah sulit diartikan, membuat Cantik bertambah gemas. Cantik menarik hidung mancung lelaki di hadapannya.

"Awh." Rintih Gagah seraya menampik pelan tangan Cantik. Ia memasang wajah kesalnya, gadis itu sudah merusak rangkaian kata yang Gagah susun rapih dalam otaknya.

Asal kalian tau, diamnya Gagah sedari tadi sedang dibuat pusing karena mencari kalimat yang pas untuk mewakili perasaannya. Ia tak mau lagi melakukan hal yang sama seperti di rumah sakit waktu itu. Sesudah mengungkapkan rasa cintanya pada Cantik, Gagah malah langsung pergi karena malu dan bingung harus berkata apa setelahnya.

Dan malam ini, Cantik justru menggagalkan rencana tersebut.

Cantik memandangi hidung Gagah yang sedikit memerah, lalu menyengir tak berdosa. "Sakit ya?"

"Gak."

"Jangan galak-galak dong, Gah." Cemberut Cantik sembari menampakkan muka memelasnya.

Gagah tak merespon ucapan Cantik. Ia menyenderkan tubuhnya di punggung sofa. Tiga detik kemudian Gagah menegakkan tubuhnya tiba-tiba.

"Mana tangan lo." Gagah menyodorkan tangannya pada Cantik. "Gue tantang lo main game."

Dahi Cantik berkerut, merasa bingung sekaligus aneh.

"Game apa?" Cantik menerima sodoran tangan Gagah, mereka saling berpegangan.

"Kita main adu jempol." Gagah membenarkan posisi tangan keduanya sesuai dengan cara bermainnya. "Yang jempolnya kena tindih dulu, itu yang kalah."

"Ah, gampang itu. Cantik pasti juaranya," jawab Cantik antusias, terlihat gembira sekali. Pasalnya ia dan Gagah sudah lama tidak bermain seperti ini.

Cantik membenarkan posisi duduknya. "Kalau Gagah kalah gimana?"

"Lo boleh minta apapun dari gue."

"Termasuk meluk Gagah gitu?" Cantik menaik-turunkan aliasnya, bermaksud menggoda.

Gagah menyentil pelan kening Cantik. "Belum puas juga lo dipeluk Dewa sama Delon?"

Cantik menyemburkan tawanya sekejap, merasa lucu dengan pertanyaan Gagah.

Kini, keduanya mulai bertarung, mengadu teknik dan skill mereka untuk saling menindih ibu jari lawan masing-masing. Gagah menggerakkan jarinya dengan lincah, sementara Cantik dibuat kewalahan oleh musuhnya.

"Gagah ngalah dong, biar Cantik menang."

"Kalah mah kalah aja kali," cibir Gagah yang masih fokus dengan permainannya.

Cantik terlihat begitu semangat, wajahnya yang terlalu serius membuat Gagah jadi ingin mengusili.

"Lo Cantik, Can."

Cantik langsung mendongak cepat, ia sampai tak sadar kalau ibu jarinya sudah ditindih oleh jempol sang lawan.

"Gue menang," ucap Gagah.

Cantik mencebikkan bibirnya. "Gagah curang."

"Yang penting gue menang." Gagah tertawa kecil. "Sekarang, lo harus turutin apa yang gue mau."

"Hm." Cantik menjawabnya niat tak niat.

"Mulai sekarang dan sampai seterusnya ... lo jadi pacar gue."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALFABETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang