Suasana kelas XI IPA 2 saat ini terdengar berisik, biasa lah para penghuni di dalamnya masih sibuk menggosip seraya menunggu guru yang mengajar datang ke kelasnya. Berbeda dengan kelas sebelah, XI IPA 1 yang di kenal dengan siswa siswi nya yang berkompeten dalam hal akademik. Ruangan itu benar-benar hening tak bersuara.
Cantik duduk manis di sisi Sela, tangannya ia gunakan untuk menopang kepalanya diatas meja. Gadis itu nampak sedang berpikir.
Sela yang berada di sebelah Cantik pun menatap gadis itu aneh.
"Kenapa lo?" ucap Sela sembari menarik tangan Cantik hingga morosot ke bawah sisi meja.
Refleks Cantik terkejut dengan ke usilan yang Sela buat, gadis itu hampir saja jatuh miring ke bawah.
"Ck, ngagetin Cantik aja sih." jawabnya sewot.
Sela tertawa kecil karena melihat perubahan ekspresi Cantik secara tiba-tiba.
"Kenapa sih? Muka lo tumben banget sok mikir gitu."
"Cantik itu lagi mikir serius Sel.."
Sela langsung memasang ancang-ancang di telinganya, bersiap-siap mendengarkan curhatan teman sebangkunya itu.
"Cantik lagi mikir gimana caranya buat Gagah jadi suka sama Cantik. Padahal nih ya, Cantik di rumah Gagah tiap pagi itu bikinin sarapan buat dia, Cantik selalu cari cara biar deket terus sama Gagah, sering ajak Gagah keluar buat jalan bareng, gombalin Gagah juga kadang-kadang, pura-pura belajar bareng sama Gagah padahal cuma pengin mandengin muka dia aja. Ke sekolah juga bareng terus, tapi masa sih Gagah gak ada rasa gitu sama Cantik? Kan kata orang jawa Hunting tresno jaran saka..Sakaaa, saka.." Cantik berhenti sejenak, mengingat-ingat kalimat yang pernah ia dengar dari guru bahasa jawanya.
"Witing tresno jalaran saka kulino." lanjut Sela membenarkan.
"Nah ya itu, Cantik lupa. Artinya cinta itu bisa datang kalo kita sering bareng kan? Ketemu? Ya gitu lah intinya, tapi kok kalimat itu kayak gak berlaku yah buat Gagah? Padahal Cantik aja ngerasain kalo kalimat itu emang bener" ujar Cantik dengan penuh tanda tanya.
Sela menghembuskan napas pelan. "Lo habis ditolak Gagah lagi?"
Cantik menarik bibirnya kebawah seraya mengangguk lemah.
"Can, udah deh. Mending lo gak usah lagi suka sama Gagah. Gue rasa dia gak ada perasaan yang sama kaya lo, ya sorry aja nih gue jadi ngomong gini. Tapi seriusan, dari sudut pandang yang gue liat Gagah itu nganggep lo gak lebih dari sahabatnya yang udah ada sejak kecil. Apa yang udah Gagah kasih buat lo, semuanya semata-mata karena rasa sayang seorang sahabat, sekalipun dia nyaman sama lo, mungkin rasa nyamannya gak lebih dari seorang sahabat. Gue tau gue bukan Gagah yang bisa ngerti perasaan dia yang sebenarnya, ini penilaian gue sendiri berdasarkan survey yang gue liat."
"Tapi Gagah kok ngelindungin Cantik banget sih? Menjaga dengan sepenuh hati segenap jiwa dan raga kayaknya. Kalo Cantik deket sama Lontong aja Gagah gak suka, itu bukannya cemburu? Mungkin Gagah gengsi kali buat nunjukin kalo Gagah itu cemburu. Cantik minta tolong apa aja dilakuin sama dia, Gagah itu baik banget sama Cantik. Dia gak pernah nolak apapun yang Cantik mau, kecuali suka sama Cantik." Cantik berucap lirih diakhir kalimatnya.
"Nah kan, itu tuh yang terakhir, yang tadi lo omongin. Dia nolak terus kan buat suka sama lo? Dia gak pernah jawab kalo lo tanya 'Gagah belum suka juga sama Cantik?'" kata Sela menirukan gaya bicara Cantik saat itu.
"Dia gak jawab karena dia gak mau bikin lo sakit Can.. Dia gak mau persahabatan yang udah kalian bangun itu rusak karena lo yang suka sama dia." lanjut Sela.
"Selaaaaa.. Cantik itu gak maksa biar Gagah suka juga sama Cantik, kalo Gagah gak suka ya bilang aja. Cantik gapapa kok, tapi gak seharusnya Gagah bikin Cantik jadi baper kaya sekarang. Harusnya Gagah perlakuin Cantik biasa aja."
"Munafik banget lo gak maksa Gagah biar suka juga sama lo, lo ditolak aja jadi mikir keras kayak tadi. Sok-sok an gapapa kalo dia bilang langsung gak suka sama lo. Lo tuh tertalu baper sama dia Can, yang dia lakuin buat lo selalu lo sangkut pautin sama perasaan." tandasnya.
Cantik terdiam sebentar, memikirkan ucapan demi ucapan yang Sela lontarkan. Ada benarnya juga!
"Gini aja deh, kalo lo mau tau gimana perasaan Gagah yang sebenarnya. Lo harus lakuin ide gue." tutur Sela yang baru saja mendapat ide cemerlang.
"Apa?"
***
Kruyuukk kruyukkkk kruyuuukkkk..
"Udahan dong ngambeknya. Dari tadi rewel terus ih." keluh Cantik sembari mengusap perut datarnya.
Saat ini Cantik tengah bersender di sofa kamarnya, wajahnya terlihat lemas. Gadis itu belum makan malam di rumah Gagah karena memang semua makanannya sudah ludes tak tersisa. Cantik belum makan malam yang kedua kali lebih tepatnya.
"Tadi jam tujuh baru aja makan, masa kalian udah pada laper lagi sih."
Cantik mencoba mengajak Cacing di perutnya berbicara, siapa tau mereka bisa diajak kompromi sebentar agar bisa menahan rasa laparnya. Gadis itu semakin tidak waras saja!
"Jam setengah sembilan" ujarnya seraya melihat arah jarum jam dikamarnya.
Cantik beranjak dari ranjang tidurnya, ia memakai sweater pink hadiah ulang tahun dari Gagah. Tak lupa juga dengan sepasang sendal jepit kesayangannya.
Bonus picture Cantik dan Sela.
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFABET
Teen FictionDari mana kita bisa menyampaikan rasa untuk orang yang kita cinta. Dari mana kita bisa mengucapkan indahnya kata-kata. Dari mana pula kita mampu membuat cerita dalam dunia nyata. Dan kenapa juga kita bisa untuk bicara. Kalian tau? Semua karena dia...