Capt 29

9.4K 449 15
                                    

Pura pura tidak tau mungkin sekarang adalah hobiku.
-Putri Veronica

Sedari tadi jam pertama pelajaran Putri terus saja melamun fisiknya berada di kelas memang tapi pikirnya entah berjalan liar kemana, Putri masih bertanya tanya ada hubungan apa Deva dan Hanin ? Dela dan Ayna yang melihat Putri terus terusan murung menjadi kesal sendiri heran dengan Putri apa Putri tidak mendengar bel istirahat sedari tadi posisinya tetap sama tidak berubah.

"Woi udah istirahat Put gila mikirin apa sih lo enek gue liat lo galau" ujar Ayna menyenggol tubuh Putri lumayan keras hampir saja Putri terjungkal.

"Iya lo galau mulu ah dasar ABG udah ayo kantin lo ngga laper apa ?" Sahut Dela langsung saja menarik tangan Putri menuju kantin sekolah.

"Pelan pelan kali" jawab Putri.

"Udah diem gue sama Ayna udah kelaparan kalau lo banyak protes lo yang gue makan" jawab Dela asal Putri pun hanya mendengus kasar ternyata sahabatnya itu bisa berubah menjadi kanibal.

"Ae lah meja kantin malah penuh lagi padahal gue laper banget. Gara gara si Putri nih" ujar Ayna berkacak pinggang di depan kantin.

"Kok jadi gue ?" Jawab Putri tidak terima disalahkan.

"Iya lah elo tadi ngelamunnn terus gue nunggu lo sadar dari lamunan lo lebih dari 2 minggu" jawab Dela asal.

"WOI NONA NONA GABUNG KITA SINI" teriak Riko dari bangku paling pojok, disana hanya ada Rendra yang sibuk dengan ponselnya, Deva tidak ada masih ada empat bangku tersisa.

"Ayok kesana" ujar Dela semangat.

"Ngga mau ada penghuni kuburan tuh yang tadi teriak ga jelas" jawab Ayna.

"Ayna kalau ngga disana kita duduk dimana ? Disini iya pake kardus biar kaya gembel ?" Jawab Dela sambil menunjuk nunjuk lantai.

"Ah ya udah ya udah lo bedua duluan sana gue pesen makanan dulu" jawab Ayna.

"Eh na punya gue nasi goreng aja dibungkus sama air mineral masing masing dua" sahut Putri.

"Buat siapa ?" Tanya Dela

"Ada lah udah sana na lo pesan cepet ke meja Riko" jawab Putri menarik tangan Dela menuju meja Riko.

"Deva dimana ?" Tanya Putri setelah duduk dibangku kantin.

"Ae lah baru aja duduk langsung nanyain bos" jawab Riko sambil memakan kuaci.

"Deva dikelas males makan katanya" jawab Rendra masih fokus dengan ponselnya.

Setelah lima menitan menunggu, sekarang Ayna sudah datang membaca makanan.

"Lama lo" sahut Putri mengambil bungkusan nasi goreng dan memberi kan uang lima puluh ribu kepada Ayna dan bergegas keluar dari kantin.

"Mau kemana tuh bocah ?" Gumam Riko menatap punggung Putri yang semakin jauh.

"Nyari Deva mungkin" jawab Ayna sibuk dengan semangkuk baksonya. Sedangkan Rendra dan Riko malah saling pandang seolah bicara lewat mata.

"Lo bedua kenapa ?" Tanya Dela heran.

"O ngga papa makan ayo makan" jawab Riko menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Dela pun hanya cuek mengangkat kedua bahunya lalu sibuk dengan siomaynya.

Putri berjalan menuju kelas Deva menenteng nasi goreng untuknya dan untuk Deva. Setelah sampai dikelas Deva Putri clingak clinguk mencari Desa tapi tidak ketemu mungkin Deva ada dirooftop.

"Lo cari Deva ? Ada ditaman belakang sekolah" ujar Zulfanya salah satu mantan Deva.

Apa Deva lagi ada masalah ? Kok tumben dibelakang sekolah.

"Kok bengong ? Gue ngga bohong lo liat aja sendiri tapi gue saranin gausah lo lihat daripada lo banjir air mata" lanjut Zulfanya lalu pergi meninggalkan Putri.

Putri semakin penasaran ada apa dengan Deva ? Banjir air mata maksudnya apa ? Dengan langkah tergesa gesa Putri menuju ke taman belakang sekolah.

Benar kata Zulfanya seharusnya dirinya tidak pergi ke taman belakang sekolah, Putri diam mematung melihat drama di depannya, air matanya juga sudah tidak terbendung, hanya satu kata yang menyiratkan hati Putri saat in, hancur, ya hati Putri benar benar hancur bagaimana tidak Putri melihat Deva dan Hanin sedang makan bersuap suapan, kemudian Deva membersihkan sisa makanan yang ada dipinggir mulut Hanin, saling menatap kemudian tersenyum, lalu entah apa yang Hanin dan Dela tertawakan kemudian saling kejar kejaran, air mata Putri terus terjun melihat semua itu. Bahkan nasi gorengnya sudah jatuh kebawah tangannya sudah menutup mulutnya. Padahal Putri yang notabenya sebagai pacar Deva belum pernah merasakan hal seromantis itu. Bahkan Deva menangkap Hanin dari belakang seperti seolah sedang berpelukan. Putri memutar badannya kemudian berlari meninggalkan taman belakang. Tak sengaja mata Deva menangkap Putri yang sedang berlari. Dengan segera Deva melepaskan tangannya dari tangan Hanin.

"Bentar aku kebelet mau ketoilet" ujar Deva lalu pergi berlari keluar dari taman belakang sekolah tanpa menunggu jawaban dari Hanin.

Deva berhenti saat melihat ada dua bungkus nasi goreng dan air mineral, Deva mengambilnya kemudian berlari menuju rooftop Deva yakin Putri ada disana.

Sesampainya dirooftop Deva mendengar isakan tangis Deva yakin itu Putri, pintu rooftop tidak dikunci. Deva memelankan langkahnya saat Putri berdiri dari duduknya dan hendak berteriak, Deva ingin mendengar semua unek unek Putri.

"Gue kecewa sama lo Dev, sakit hati gue sakit lo tega ko brengsek lo egois, ngga seharusnya gue jatuh sama lo, ki jahat lo brengsek tapi gue sayang sampai kapan lo sakitin gue terus hiks, hiks" teriak Putri dengan air matanya yang terus mengalir deras.

Deva diam mematung mendengar teriakan Putri dirinya merasa bersalah, tapi dirinya juga tidak bisa berbuat apa apa. Deva bingung sendiri, Deva takut salah langkah.

"Hm kamu ngapain nangis ?" Tanya Deva mendekati Putri.

"Deva ? Sejak kapan kamu di sini ?" Tanya Putri kaget.

"Baru aja masuk. Kenapa nangis ?" Tanya Deva mengulangi pertanyaannya

"Eh engga papa cuma lagi kangen temen temen aku di Jerman aja rindu suasana Jerman" jawab Putri mengusap air matanya.

Kenapa lo sembunyiin sakit hati lo dari gue itu buat gue semakin merasa bersalah

"Ini kata Riko buat aku satu ? Kenapa ditinggal sembarangan ? Ngga dikasih ke aku ? Emang kenapa kamu tinggal ?" Tanya Deva pura pura tidak tahu.

"Iya aku lupa tadi tu aku ketoilet iya ke toilet dulu terus ini aku taruh kursi depan toilet eh malah lupa dan aku juga lupa mau ngapain ya jadi kerooftop kangen sama Jerman" jawab Putri

"Yaudah ayo kita makan aku suapin" jawab Deva tersenyum kecut mendengar Putri tidak mengatakan dengan jujur apa yang dirinya lakukan.

Putri hanya mengangguk menurut saja saat Deva menyuruhnya makan, Putri sedang tidak ingin berdebat dengan Deva. Putri malas jika harus bertengkar lagi dengan Deva. Sesungguhnya Putri ingin menangis nencakar cakar wajah Deva tapi Putri tahan air matanya pun mendesak meminta keluar, Putri memalingkan wajahnya menghapus air matanya yang jatuh. Deva tau Putri menangis tapi jika Deva menjelaskan sekarang itu bukan saat yang tetap, Deva akan meminta saran dulu kepada Rendra dam Riko apa yang harus dilakukannya sekarang.

Gue kok goblok banget udah disakitin berkali kali masih aja sayang, mungkin gue perlu sekolah sd lagi kali ya

💀

Deva bocah ngapa ya bikin stres Putri aja😰 jangan lupa Vote momen ya makasih😘

-Arumputri

Ice Girl's ( TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang