Capt 33

9.3K 439 10
                                    

Jika sebelumnya kau bahagia tanpa kehadiran dia tapi kenapa sekarang harus bersedih tanpa kehadiranya ? Karena ini bukan tentang siapa yang singgah lalu pergi tapi ini tentang kepercayaan yang disia siakan begitu saja. Apa kau pikir mudah melupakan orang yang kau cintai ? Lalu dia pergi meninggalkan luka, semua membutuhkan proses dan waktu yang tidak sebentar.
-Putri Veronica

"Dev gue ngga habis pikir sama lo, lo yang jahat Putri itu cewek, dia pacar lo, lo main tampar aja, pakai otak lo, lo buktiin dulu apa benar Putri lakuin itu semua ? Putri aja ngga dendam udah dibuat koma dua hari sama Resya, ngga mungkin banget Putri mau bunuh Hanin gitu aja" ujar Rendra lalu terkekeh ringan heran dengan Deva kenapa Deva sangat percaya dengan ucapan Hanin.

"Maksud lo ? Adik gue gitu ha ? Yang fitnah Putri ?!" Sahut Riko tidak terima jika adiknya disalahkan.

"Gue ngga bilang gitu, gue pasti buktiin Putri ngga salah" jawab Rendra lalu pergi dari ruangan Hanin ingin mengejar Putri.

Deva mengusap wajahnya kasar. Deva saja geram dengan dirinya sendiri kenapa dia bertindak gegabah mungkin saja apa yang baru saja Rendra katakan benar adanya. Deva keluar dari ruangan Hanin menutup pintu dengan kasar Deva juga ingin pergi mencari Putri untuk meminta maaf.

Diluar sudah hujan lumayan deras, Putri berjalan lemah di bawah guyuran air hujan, dirinya menangis tidak peduli dengan seragamnya yang sudah basah kuyup, Putri berhenti disebuah taman kecil lalu duduk disana terus menangis. Putri menangis dibawah hujan karena tidak ingin ada seorang pun yang tau kalau dirinya menangis dia tidak ingin dibilang lemah ataupun cengeng.

"Sakit hati sih boleh tapi ngga usah hujan hujan" ujar Rendra yang entah sejak kapan sudah berada didepan Putri juga sudah basah kuyup.

"Rendra ?"

"Udah nangis aja sepuas lo tapi masuk dulu ke mobil gue lo nanti sakit" jawab Rendra mengulurkan tangannya membantu Putri berdiri.

Putri menatap tangan Rendra kemudian memeluk Rendra, Rendra paham Putri butuh sandaran untuk saat ini pasti hati Putri kacau hancur, Rendra pun membalas pelukan Putri.

"Udah dua kali lo nangis pas ujan cuma karena Deva" ujar Rendra melepas pelukannya.

"Apaan sih bikin malu aja" jawab Putri memukul pelan lengan Rendra.

"Ya Udah ayo kemobil gue" ajak Rendra dan Putri mengangguk kemudian berlari kecil menuju mobil Rendra.

Deva melihat semua yang dilakukan oleh Rendra dan Putri hatinya panas bahkan hujan yang turun dengan deras tidak mampu mendinginkan hati Deva yang sudah terbakar api cemburu.

"Shit! Kenapa harus sahabat gue, dan sekarang gue udah putus ? Ngga ngga akan gue sama Putri ngga akan pernah putus selamanya" Gumam Deva lalu membanting payungnya kasar.

Sedangkan Putri di mobil Rendra hanya menatap jalanan dengan pandangan kosong, kepalanya juga sudah terasa berat.

"Hei Put melamun mulu" ujar Rendra mengibaskan tangannya didepan Putri.

"Gue masih ngga habis pikir aja Deva nampar gue tadi. Gue harap itu cuma sandiwara kaya waktu di taman tapi itu semua really bukan sandiwara, gue sama sekali ngga berniat jahat sama Hanin, Hanin aja yang licik, gue harap lo percaya sama gue, cuma lo yang bisa gue harepin Ren" jawab Putri memijit kepalanya yang terasa berat.

Ice Girl's ( TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang