Capt 53

9.8K 425 1
                                    

Mungkin kalian menilai aku, bodoh lebay. Tapi kenyataannya memang tidak bisa, bahkan susah untuk melupakan dia. Dia adalah orang yang telah lama menemani hari hariku menjadi lebih berwarna. Aku tidak terbiasa tanpa dia, tapi kenyataanya sekarang berbeda, entahlah.
-Putri Veronica.

Putri sudah tiga hari berada diLondon tapi fikrinya entahlah Putri terlalu sulit menerima kenyataan pahit ini, bahkan Putri menonaktifkan ponselnya. Putri sama sekali tidak menghubungi siapa pun, bahkan berangkat ke bandara hanya Dimas dan Lena yang mengantarkannya.

Putri baru saja selesai ada kelas sekarang Putri sedang berada di taman Universitas bersama Reva juga Satrio. Reva tau masalah yang Putri hadapi, sebenarnya Reva juga sudah berkali kali menghibur Putri tapi usahanya tidak berhasil.

"Put udah dong galaunya" ujar Reva menggoyangkan tubuh Putri.

"Galau kenapa sih ? Gue dari tadi ngga paham yang lo omongin Rev" jawab Satrio mengerutkan kening heran.

"Diem lo kepo, ini urusan cewe" jawab Reva.

"Astaga gue harus jadi cew-"

"Put" panggil seseorang memotong pembicaraan Satrio.

Putri yang tidak asing dengan suara itu pun mendongak kaget bahkan Putri sangat terkejut.

"Deva ? Lo ngapain disini ?" Tanya Putri menautkan alisnya.

"Mau ketemu sama kamu" jawab Deva menaikan satu alisnya.

"Gue udah bil-"

"Aku udah jauh jauh dari Indonesia ke sini kamu mau nyuruh aku pergi gitu aja ?" Potong Deva memasukan tangannya kedalam saku.

"Oh ini Deva ? Em selesain urusan lo berdua. Gue cabut dulu ke apartemen, Sat cepet ayo pergi" sahut Reva yang rupanya peka bahwa Deva menemui Putri untuk menyelesaikan masalahnya.

"Eh Rev tungguin gue balik gimana ?" Jawab Putri menahan Reva pergi.

"Aduh Deva lah yang anter, bay gue pergi dada" jawab Reva menyeret Satrio pergi.

Putri berdecak kesal, Putri sudah malas bertemu dengan Deva, bertemu dengan Deva sama saja membuat hatinya tergores luka.

"Kamu ngga suka aku dateng kesini ?" Tanya Deva.

"Tuh sadar" jawab Putri berjalan pergi melewati Deva.

"Plis jangan kaya gini, aku tau kamu kecewa tapi aku nolak perjodohan itu" jawab Deva mencekal tangan Putri.

"Terus mau lo sekarang apa sih Deva ? Gue udah bilang hati gue cape" jawab Putri tidak membalikkan tubuhnya.

"Dengerin aku dulu Put" jawab Deva memutar tubuh Putri menggenggam kedua tangan Putri.

"Hati aku cuma buat kamu, aku sama sekali ngga berminat dengan perjodohan itu, aku maunya kamu cuma kamu"

"Terus kalau emang gitu kenapa kemarin kamu jalan sama perempuan lain ? Dia kan yang bakal dijodohin sama kamu ?"

"Iya dia, tapi aku terpaksa Put papa maksa aku terus"

"Tapi aku cape Dev cape"

Ice Girl's ( TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang