Capt 55

13.4K 534 7
                                    

Kalau suatu saat nanti kamu tidak bahagia denganku dan meninggalkan ku, semoga saja kamu tidak bertemu dengan orang yang pandai menyakiti.
-Deva Azidan Stefano

"P... Putri bangun" ujar Deva sedikit terbata bata sembari memegang kepalanya.

Putri yang merasa kepalanya ditepuk mengangkat kepalanya mengerjapkan matanya dan mengusap jejak air matanya.

"D Deva kamu ?" Tanya Putri dengan suara khas orang baru menangis.

"Kamu kenapa nangis ? Mimpi buruk huh ? Nyaman banget tidurnya ? Kapan kamu pulangnya ?" Tanya Deva mengusap pipi Putri.

Putri bernafas lega senyumnya mengembang langsung saja Putri memeluk Deva erat, ternyata tadi hanya mimpi saja tapi itu seperti sangat nyata. Putri tidak membayangkan seandainya saja itu benar benar terjadi.

"Aduh kangen banget ? Tanya Deva membalas pelukan Putri.

"Kamu jahat aku pulang kamu kasih surprise kaya gini" jawab Putri menangkup kedua pipi Deva dengan kedua tangannya.

"Maksud kamu ?" Tanya Deva kurang mengerti.

"Iya aku kamu kan pernah nulis di surat katanya kalau kamu pulang mau ngasih surprise, ternyata ini surprise nya kamu koma satu bulan"

"Satu bulan ? Kamu sendiri kenapa ngga ngasih aku kabar selama satu tahun aku khawatir"

"Aku sengaja aku mau fokus kuliah"

"Setidaknya kamu kabar in aku mau fokus kuliah"

"Ya gimana kan udah terlanjur" jawab Putri mengerucutkan bibirnya.

"Jangan pergi lagi ya"

"Oke siap, mulai sekarang aku ngga pergi lagi, aku akan selalu nemenin kamu, sekarang kamu mau minum atau mau apel ? Jeruk ? Atau mang-"

"Maunya kamu" jawab Deva meletakan jari telunjuknya dibibir Putri.

"Baru juga sadar udah genit aja, aku kasih tau mama sama papa kamu dulu ya kalau kamu udah sadar sekalian panggil dokter"

"Ngga usah kamu kan juga dokter"

"Aku dokter spesialis anak anak mau aku kasih obat sirup rasa jeruk ? Atau stroberi ?"

"Kan aku udah bilang maunya kamu"

"Genit banget sih udah stand by disitu ngga usah protes" jawab Putri keluar dari ruangan Deva.

"Om tante Deva udah bangun" ujar Putri dengan senyum mengembang.

"Ya allah makasih Put lagi lagi kamu yang jadi penolong tante" jawab Rossa memeluk dan mencium Putri, Dita yang melihat itu hanya tersenyum miris, mungkin memang Putri yang benar benar ada didalam hati Deva, sampai sampai sadar dari koma harus menunggu Putri datang.

"Putri panggil dokter dulu ya tante" jawab Putri mengusap lengan Putri.

"Biar Dita aja, Dit panggilan dokter yang nanganin Deva" jawab Rossa dibalas anggukan dari Dita.

Ice Girl's ( TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang