Capt 30

9.6K 412 21
                                    

Jika kesabaran tak cukup menyadarkan mungkin kehilangan akan menyadarkan.
-Putri Veronica


Sudah seminggu Putri dan Deva jarang terlihat bersama, bahkan komunikasi lewat ponsel pun jarang dilakukan, meraka terlihat seperti bertengkar. Sebenarnya Putri tau yang Deva lakukan seminggu ini, Deva sibuk dengan Hanin, Putri diam karena dirinya tidak ingin bertengkar dengan Deva. Ayna dan Dela tidak tau apa yang terjadi dengan Putri, Putri tidak pernah pergi kekantin tetapi selalu saja saat Ayna dan Dela kembali dari kantin Putri tidak ada di kelas kalau kembali kekelas wajahnya murung dan sangat datar, jika ditanya darimana Putri selalu menjawab dari perpustakaan, tentu saja Ayna dan Dela tidak percaya itu, tapi Putri belum mau bercerita sedang ada masalah apa dengan dirinya. Dela dan Ayna memutuskan untuk memata matai Putri saja kerena Dela dan Ayna sudah sangat penasaran.

"Lo ngga kekantin lagi ?" Tanya Dela saat bel istirahat selesai berbunyi.

"Engga lo berdua aja" jawab Putri

"Oke kita kekantin dulu bay" sahut Ayna.

Dela dan Ayna keluar dari kelasnya tapi bukan untuk pergi kekantin Dela dan Ayna bersembunyi di kelas sebelah.

Setelah kepergian kedua sahabatnya Putri keluar dari kelas untuk menuju ke taman belakang, sudah seminggu ini Putri pergi ke taman belakang hanya untuk melihat Deva tentu bersama Hanin.

"Sampai kapan put lo cuma diem liatin mereka berdua diem diem ?" Ujar Devon yang tidak sengaja melihat Putri mengintip Deva dan Hanin ditaman belakang sekolah.

"Devon ? Lo ngikutin gue ?"

"Bisa jadi iya, lo jangan goblok Put, saran gue nih ya ada baiknya lo putusin tuh Deva, dan lo balikan sama gue, gue ngga akan nyakitin lo, Deva ngga pernah anggap lo ada buka mata lo gue sayang sama lo put, gue tau gue salah dimasa lalu tapi gue ngga akan ulangin kesalahan gue gue akan perbaikin semuanya Put, plis buka hati lo buat gue" ujar Devon dengan tangan dimasukan kedalam saku celananya, jarak antara Devon dan Putri pun sangat dekat.

"Sorry Devon gue ngga bisa, gue udah terlanjur kecewa dan perasaan gue ke elo udah ilang tidak tersisa sedikit pun" jawab Putri mendorong tubuh Devon pelan lalu pergi meninggalkan Devon.

Putri berjalan hendak menuju ke rooftop tapi ada tangan yang mencekal Putri saat dirinya hendak menaiki tangga menuju rooftop.

"Bener kata Devon sampai kapan lo diem doang ? Sampai kapan lo sakit hati cuma gara gara Deva ? Lo jangan jadi tolol gitu Put gunain logika lo cowok masih banyak jangan mau dimainin sama Deva yang tulus sayang sama lo banyak" ujar Ayna.

"Bener put, lo kenapa pendem sendiri ? Lo anggap gue sama Ayna apa ? Kita ini sahabat lo yang siap nerima semua curhatan lo" sahut Dela, Putri diam mematung mendengar ucapan kedua sahabatnya. Air matanya sudah lolos langsung saja Putri memeluk kedua sahabatnya.

"Maaf maaf gue ngga pernah terbuka sama kalian hiks, gue cuma ngga mau nyusahin kalian, gue pikir gue sanggup nerima ini semua hiks" jawab Putri yang sudah banjir air mata.

"Jadi yang lo lakuin seminggu ini lo cuma ngintip Deva sama Hanin terus lo pergi ke rooftop nangis gitu ? Setahu gue air mata lo mahal" Tanya Ayna menghapus air mata Putri.

"Engga juga Na, gue tahan buat ngga nangis, gue cuma kerooftop nenagin diri gue sendiri bukan nangis" jawab Putri.

"Put, ada baiknya lo bicara sama Deva kalau perlu didepan Hanin cinta emang nyuruh kita buat egois, lo ngga mau kan hati Deva terbagi bagi ? Lo coba bicara Deva harus pilih satu kalau Deva terbaik buat lo Deva ngga akan ninggalin lo, percaya sama gue, kalau Deva milih ninggalin lo berarti Deva ngga baik buat lo, kalau lo cuma diem sama aja lo menyiksa hati lo sendiri" saran Dela mengusap punggung Putri.

"Lo bener Del gue harus ngomong sama Deva iya gue harus ngomong" jawab Putri menghapus jejak air matanya.

"Sekarang gitu ?" Tanya Ayna.

"Iya gue ngga bakal menunda nunda" jawab Putri langsung pergi menuju taman belakang sekolah.

Sesampainya ditaman belakang sekolah Putri menarik nafas panjang dan mengepalkan tangan kuat kuat seolah olah mengumpulkan tenaga lalu berjalan kembali masuk ketaman. 

"Deva, gu, aku mau ngomong" ujar Putri setelah berada dibelakang Deva.

"Ngomong apa ?" Tanya Deva seperti tidak merasa bersalah, rasanya Putri ingin menonjok habis habisan wajah Deva. Mata Putri terus menuju tangan Deva yang menggandeng tangan Hanin, Putri mengepalkan tangannya menahan emosi agar tidak mencakar wajah Hanin sang pelakor.

"Kok bengong ngomong apa ?" Tanya Deva sekali lagi.

"Gue mau nanya sebenarnya lo nganggep gue apa ? Kenapa lo ngga merasa bersalah sama sekali hah ? Lo nyakitin hati gue tapi lo sama sekali ngga merasa bersalah, gue diem gue pikir lo bakal sadar ternyata salah lo malah semakin mencampakkan gue, kata kata yang keluar dari mulut lo itu bulshit, sekarang lo pilih gue atau Hanin" jawab Putri dengan amarah yang sudah tidak lagi bisa ditahannya.

"Lo ngomong apaan sih Put jelas gue pilih Hanin lah kita udah putus kan ? Aneh lo"

Jlebb

Hati Putri seperti disambar petir, matanya sudah berkaca kaca, Deva sudah menganggap hubungannya putus, padahal kata itu belum pernah keluar dari mulut Deva maupun Putri. Putri menatap Deva dengan mata berkaca kaca, Putri sangat sangat kecewa dan hancur dengan penuturan Deva, dimana hati Deva ?

Kemudian Putri menatap Hanin dengan datar tapi penuh kebencian Hanin yang ditatap malah santai seperti tidak berdosa.

"Bitch" hanya itu kata terakhir yang keluar dari mulut Putri, Putri berlari menuju rooftop tidak perduli bel masuk sudah berbunyi nyaring.

Putri membuka pintu rooftop dengan kasar, Putri berdiri diujung rooftop dengan isakan kecil dan terus memukul dadanya, rasanya sangat sesak.

"Deva jahat gue benci Deva brengsek aaaa hiks hiks hiks" teriak Putri, kakinya serasa melemas. Tubuh Putri merosot, Putri meringkuk lemah tangannya menutupi wajahnya air matanya juga sudah tidak bisa ditahan lagi, Putri menarik kucirnya kasar menjamabak rambutnya sendiri dan terus memukul dadanya, hanya satu kata yang menyiratkan keadaan Putri saat ini 'kacau' entah itu hatinya atau penampilannya semuanya kacau, mata memerah hidung memerah, rambut acak acakan.

"Ngga seharusnya gue ketemu sama lo Dev, ngga seharusnya gue sayang sama lo, enak ya lo, lo buang gue gitu aja lo jahat ! Lo pikir gue ngga punya hati apa" ujar Putri meremas ujung rok abu abunya, Putri juga tidak berhenti memukul dadanya kasar rasa sesak di hatinya tidak kunjung hilang.

Saat Putri menegakkan tubuhnya untuk berdiri, Putri merasakan ada yang memeluknya dari belakang, itu membuat Putri duduk kembali, bagaimana mau berdiri tentu saja Putri kesusahan.

🐼

Kejam nian si Deva ya kalau Lena tau pasti udah marah marah tuh sama Deva karena udah bikin Kakak cantiknya nangis😴

Siapa yang meluk Putri xoxo

Deva ?

Devon ?

Atau Dimas ? Sang abang

Mungkin Ayna

Atau Dela😂

Vote komen ya makasih kalau mau😽

-Arumputri

Ice Girl's ( TAHAP REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang