2. Dia

78 8 6
                                    

Pernah dengar lagu iris nya googoo dolls?
.
.

And I've give up to forever to touch you

Cause I know that you feel me some how

You close the door of the heaven
That I'd never be

And I don't wanna go home right now...
.

....

Iris pagi itu masih sama baginya sama seperti hari hari sebelum nya, tak ada yang berbeda selain orang orang yang ia temui, tanggal di kalender yang terus berganti dan juga keadaan-keadaan di sekitar nya.

Pagi itu masih sama baginya di sunyi yang hampa tanpa harapan akan suatu keajaiban di dalam rumah milik nya,

Tetap kosong setiap kali dia membuka pintu kamarnya yang selalu dia harapkan akan ada seorang wanita yang berdiri di depan kompor sambil mengenakan apron dan mengomelinya saat terlambat bangun atau apapun itu.

Pagi itu juga masih penuh dengan harapan kalau ayahnya akan menyapanya dengan senyum hangat di wajahnya sambil meminum kopi nya.

Dan pagi itu juga dia masih sangat berharap akan ada kakak laki-laki nya yang akan menjahilinya di pagi hari.

Sederhana

Tapi entah kenapa sangat sulit untuk merasakan nya. Bahkan mungkin tak akan pernah bisa lagi, selain dalam mimpi nya saja.

....

Iris Moudy gadis dengan segala hal yang sama dengan orang lain, there's nothing special of her.

Hari ini mungkin akan menjadi salah satu hari yang berbeda dari miliknya.

Tepat hari ini dia menjadi mahasiswi pindahan di kampus nya.

Bukan kampus favorit yang ini masuki, bukan juga kampus kampus yang di hindari oleh semua orang, hanya kampus yang menjadi alternatif sebagai pilihan kedua dari semua orang.

Pagi itu dia hanya duduk diam di bangku kelas nya setelah mengisi KRS miliknya di prodi fakultas universitas itu.

Jangan tanyakan bagaimana pandangan mata orang orang yang ada di kelas itu, banyak yang memandang gadis itu, mereka hanya diam melihat ada seorang mahasiswi berwajah asing tambahan di kelasnya tanpa ada gosip apapun kemarin malam ini grup kelas mereka.

"Sorry itu bangku gue" ujar laki-laki dengan tampilan yang mungkin orang lain akan menganggapnya tampan. He's so tall, handsome boy, and maybe cool boy too.

Hanya lirikan mata yang gadis itu berikan keseluruhan penjuru kelas, masih ada beberapa bangku kosong tapi entah kenapa laki-laki itu malah dengan seenaknya mengatakan itu bangkunya

"Can you see that there's many empty bench? " sebuah pertanyaan yang lebih mirip seperti pernyataan bahwa dia menolak untuk pindah dari posisi nya

"Hahhhh, up to you" desah laki-laki itu dan duduk tepat di samping gadis itu dan melihat keluar jendela yang ada di kelas itu.

Tapi entah hal apa yang salah seluruh atensi kelas berpusat pada sepasang mahasiswa yang duduk tepat di pojok kanan belakang kelas yang sangat dekat dengan jendela yang sangat memungkinkan untuk melihat keluar fakultas Ekonomi mereka

"Siapa sih cewe itu, ngapain coba duduk di bangku itu"

"Yaelah lis, santai aja napa, lagian nih ya tuh cewe kayanya emang engga sadar sama keadaan sekarang"

Kalau ada seseorang yang bertanya apa yang paling di benci oleh seorang Iris Moudy, maka jawabannya adalah mereka yang membicarakan tentang dirinya seperti apa yang di lakukan oleh kedua gadis yang melihatnya itu

Jika kalian Iris akan diam saja dan tidak melakukan apa pun, kalian salah, tapi tak sepenuhnya, dia tetap diam, tapi tidak dengan tatapan matanya yang seolah tengah menguliti tubuh kedua gadis tadi

.
Hampir satu hari ini dia diam tanpa suara yang keluar dari bibir nya, dia hanya berbicara saat temanya bertanya saja, tapi jangan harap kan dia bertanya terlebih dahulu.

Dia langsung ke pergi meninggalkan kampus tersebut dengan wajah datar nya tidak peduli akan pandangan mata orang lain pada nya itu sambil tetap melangkah kan kaki nya

Gadis itu hanya terus berjalan hingga hampir selama 2 jam dia tidak berhenti hanya sekedar untuk minum atau apa pun dia bahkan berjalan seperti tanpa tujuan yang pasti.

Taman kecil dengan sebuah air mancur indah menjadi tempat pemberhentiannya kali ini

"Hahhhh" terdengar jelas suara hembusan nafas nya yang terasa berat yang akan juga di rasakan oleh orang lain jika mendengar helaan itu

Mata nya menangkap sosok ikan yang ada di pancuran itu, terlihat biasa saja, namun tampak menyedihkan sama seperti dia

'' yaaa.. biasanya kalau ada ikan yang menyendiri itu tanda nya sebentar lagi dia mati'' ambigu memang

'' Seperti yang bilang tidak saja '' ujar nya lagi

'' jangan terlalu jelas jika kau ingin mati kecil, kau bisa tiba-tiba lompat keluar air hingga mati seolah kematian mu wajar'' terdengar jelas suara gerutuan gadis itu, kata-kata kasar yang seolah menyetujui sebuah tindakan konyol nan bodoh itu

'' And don't you ever think to do the same, Right ' '
'' kakak... kau disini? ''

'' Seperti yang kau lihat'' ujar lelaki tampan yang memiliki wajah khas Indonesia tapi juga khas Asia Timur

'' bagaimana kampus? ''

'' Biasa saja oppa, bagaimana kantor? ''

'' Yahhh seperti yang kau tau wajah ku terlalu tampan untuk di lewatkan oleh semua perempuan disana ''

'' Aghhh seperti itukah.... kapan kau akan pulang? ''

''Akhir-akhir ini aku sedang sibuk banyak pekerjaan yang tidak bisa aku abaikan ''

'' jangan lupa makan dan istirahat kak''

'' kau juga, jangan lupa untuk bahagia hari ini dan juga besok''

''kata-kata mu seperti aku sangat menyedihkan''

''Aku serius Iris''

''Ne oppa, aku pulang dulu, dan ku harap kau tidak lupa arah jalan pulang''

'' kau satu-satunya rumah ku saat ini Iris ''

.....

Uncontrolably (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang