Galih Marion Pratama
Bagi saya, ada banyak sekali definisi dari bahagia. Dari yang sangat sederhana hingga sampai pada titik bahagia yang tidak tau malunya.
Bahkan perasaan Bahagia yang sangat tidak masuk akal saat adik saya dulu sudah bisa mengeja namanya sendiri, ketika dia memamerkan kemampuan seadanya dalam mengendarai sepeda yang hanya mampu ia kendarai satu arah saja yaitu lurus, bahkan bahagia saat setiap kali dia tersenyum.
Dari situlah saya mendefinisikan bahwa bahagia nya saya adalah adik saya sendiri. Lucu nya, saya lebih mudah merasakan bahagia lewat adik saya sendiri bukan bahagia yang berasal dari diri saya sendiri.
She's have a magic that make someone else around her felt happy with her smile.
Dulu, Saya pernah mencoba mencari kebahagiaan saya sendiri dengan banyak hal yang saya coba lakukan. Mulai dari hal yang ada di sekitar saya hingga sesuatu yang sangat lah bukan saya sekali. Tapi ada perasaan yang berbeda.
Setiap kali saya ingin menganggap sesuatu yang di lakukan oleh seorang pelawak di salah satu Chanel televisi swasta saat itu juga saya merasa muak.
Iya saya muak.
Muak dengan kepura-puraan dari mereka yang terpaksa berbuat bodoh dan melukai harga diri mereka sendiri.
Di saat mereka tau, bahwa tidak semua orang bisa terhibur oleh lawakan mereka.
Saya dulu selalu duduk di kursi panjang tepat di depan televisi bersama adik saya yang tidak pernah absen untuk menonton acara lawakan tersebut.
Dia selalu melakukan hal itu. Duduk di pojokan kursi dengan tangan memeluk bantal bergambar kucing yang sudah sangat lusuh karena umur bantal itu sudah lebih tua dari umur tumpukan novel picisan miliknya yang setiap tahunnya selalu bertambah banyak itu.
Satu yang saya pelajari dari dia. Fakta bahwa dia sebenarnya tidak terlalu menyukai sebuah acara lawakan namun dia tidak pernah menolak menontonnya dan bahkan dia akan berusaha untuk memahami lelucon itu yang membuat dia selalu terlambat dalam tertawa saat menonton acara komedi itu. Dan dia pada akhirnya akan tertawa dengan kuat ketika dia paham pada lelucon yang di lontarkan tadi tapi saat dia tidak mengerti, dia hanya akan tersenyum simpul sambil terus menonton hingga tayangan iklan muncul dan di saat itulah dia akan langsung mengganti channel TV itu.
Tapi..... Saya tidak pernah tahu apa definisi bahagia buat dia.... Karena, dia selalu terlihat bahagia untuk hal-hal yang bahkan tidak berarti bagi dia.
Dia akan tersenyum saat dia melihat anak kecil dan bertingkah bodoh seperti anak itu juga, tersenyum saat mendapati sesuatu yang menarik hatinya, tertawa lepas saat eomma memarahi nya tersenyum lebar saat appa pulang dari kantor dan tertawa di saat saya sedang sakit namun dia akan selalu tersenyum saat mendengar cerita apa pun yang di ceritakan orang lain kepada nya.
Termasuk aku.... Cerita bodoh ku.....
Mungkin jika saat ini dia yang membaca cerita ini, dia akan tertawa hebat dan tersenyum sepanjang cerita ini karena saya membahas nya seolah dia adalah gadis yang berjaga.
Nyatanya.....
Ya, dia sangat berharga bagi saya. Bagi kami, orang yang menyayanginya.
Tapi sebelum itu....
Dia adalah seorang yang saya benci akhirnya..,. Karena dia adalah,
Iris Moudi
" Kak, seperti nya hari ini aku bakal pulang malam deh"
"Mau kemana?"
"Aku mau ke-"
Drrttt,,,,, drrttt
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrolably (END)
FanfictionAkan kah seorang perfeksionis Chanyeol dapat menjalani hidupnya dengan seseorang yang selalu membuat sesuatu yang tidak di sengaja dan tidak terkontrol dalam hidup nya Mungkin kah dia bisa bertahan dalam menjalani kerja sama mereka, atau mungkin ak...