32. How About You

9 1 1
                                    

Pagi

Apa hal identik yang menunjukkan bahwa waktu telah menunjukkan hari telah pagi?.

Apakah suara bunyi alarm yang berdering keras??, atau mungkin suara unggas bersayap yang berteriak nyaring mengagetkan telinga? Aghhh atau bisa jadi suara teriakan nyaring dari sosok wanita di rumah kalian yang selalu berteriak bahkan memiliki banyak cara ampuh untuk membangunkan atau sekedar memberi tahukan bahwa pagi telah tiba???. Mungkin juga ada banyak hal lain yang menjadi hal identik lainnya bagi orang-orang untuk menjadi sambutan paginya mereka.

Well, enggak ada yang salah dari semua hal itu. Pada akhirnya pagi akan di mulai dari terbitnya matahari dari ufuk timur. Hanya itu saja.

Dan pagi milik seorang pemuda berperawakan tinggi itu hari ini di awali dengan suara ketukan dari bibi Shin selaku asisten rumah tangga yang telah bekerja sejak Chanyeol belum lahir hingga pemuda itu telah hampir berusia dua puluh tiga tahun itu.

Pemuda bermarga Park itu selalu tidur dalam posisi yang sebenarnya sangat lucu bila di lihat. Kaki pemuda itu akan selalu ia tekuk atau bahkan dia akan tidur menyilang agar kakinya tidak akan menggantung melewati tempat tidur berukuran king size miliknya itu.

Mendengar suara ketukan yang sudah sangat familiar itu Chanyeol pun berusaha bangkit dan menatap fokus ke arah jam dinding yang berada tepat di depan tempat tidurnya itu telah menunjukkan pukul enam pagi.

Jika biasanya pemuda itu akan segara bersiap-siap beraktivitas, kali ini pemuda itu hanya menatap kosong pintu kamarnya yang bercat cokelat tua itu.

Ada banyak pikiran yang bersarang di otaknya pagi ini, bahkan sebenarnya dari tadi malam pemuda itu sudah merasa tidak bisa tenang dan membuat pemuda itu tidur saat pukul tiga dini hari akibat rasa gelisahnya itu.

Pagi ini adalah jadwal persidangan perceraian kedua orang tuanya. Tepatnya mungkin hari peresmian bahwa dia akan menjadi anak dari keluarga broken home yang membuatnya tertawa sinis mengingat kenyataan yang akan ia hadapi sebentar lagi.

Memorinya kembali pada ingatan ke beberapa hari lalu saat dia dengan gilanya mendatangi kantor ayah dan ibunya hanya untuk berlutut di kaki kedua orang tuanya dengan air mata yang mengalir deras agar mereka sudi menghentikan mimpi buruk dari putranya itu.

Sialnya bukan pelukan hangat yang yang di idamkan pemuda itu yang dia dapatkan melainkan tatapan tajam dari ayahnya dan juga gelengan kaku dari ibunya lah yang menjadi pemandangan terakhir yang bisa Chanyeol tangkap sebelum ujung kedua sepatu orang tuanya itu meninggal Chanyeol sendirian di ruangan tertutup itu.

Tawa hambar yang lagi-lagi Chanyeol keluarkan ketika ingatan sialannya itu yang terus menerus berputar secara berulang di hadapannya.

Apakah dia setidak berharga itu pikirnya.

Jadi untuk apa selama ini dia berusaha mati matian untuk bisa di lihat oleh orang tuanya?, bahkan sejak kecil dia sudah berusaha untuk mengerti keadaan kedua orang tuanya yang sibuk itu untuk tetap bisa tenang dan bersikap dewasa bahkan di usianya yang masih anak-anak kala itu.

Apa hanya untuk berakhir menyaksikan kedua orang tuanya kini yang akan duduk terpisahkan oleh jarak dan kenyataan?.

It's so funny to laughing out.

Pemuda itu sengaja hanya mengenakan pakaian casual miliknya hanya celana jeans yang bagian lututnya terdapat sobekan-sobekan dan juga kaus hitam yang tertutupi oleh jaket bomber nya, toh nantinya dia hanya akan duduk di meja saksi tanpa bisa berbuat apa pun. Bahkan harga dirinya juga sudah di campakkan oleh orang tuanya, untuk apa lagi dia berusaha bertingkah seperti orang gila lagi di hadapan kedua orang tuanya?.

Uncontrolably (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang