12. Dewasa

25 5 1
                                    

Iris Moudi

Mom I'm never wanna be getting older, I just wanna be mature by my self beside you.

Mom I'm scared today, to know that I can't be who I am in front they are.
Cause I know that life not just about me and we are. Cause I know that somebody else always staring at we are too.

Mom, how are you?, I wish you happy today, tomorrow and forever.
But...
Don't asking back to me...
Please...
You know that I can't be a liar with you all.

Mom, I wish you can't watching me too, like as I can't see you again mom,
Cause I know that you're not alone right now.

But I still right here with him, but I don't know why, this feeling always said that I am alonely...

Kita terbiasa untuk selalu melihat hal yang sama setiap malam hari.
Hanya bintang, bulan, dan langit gelap.
Kadang kita juga selalu berjalan berdua bergandengan tangan. Playing your warm hands around the way.

Gak ada kata penolakan setiap kali rengekan bodoh ku keluar setiap aku mengajak mu melakukan sesuatu hal bersama ku.

You just enjoyed this, and you look so happier, such as like me.

We will shared everything nothing special, but sit on this bench make me feel so special.

Kursi bambu kesukaan kalian yang dari sejak aku masih kecil hingga sekarang masih tetap sama, hanya warna nya saja yang berubah, itu pun karena ulahnya kak Galih yang selalu drawing anything that he want setiap kali kuas dan cat air ada di tangannya.

Hari ini sudah malam, dan aku kembali melakukan hal yang sama seperti dulu yang biasanya kita lakukan, bedanya....

I'm alone....

"Dek jangan kebiasaan duduk malem-malem diluar sendirian, enggak baik, ntar kamu sakit"

"Kak.. sini deh" panggil ku pada sosok laki-laki yang aku paling sayang sekarang ini.

"Sini deh, duduk duluuu" and i can't handle my self

"Jangan nangis, udah gede juga... dasar beruang kecil nya kakak" "Nih liat, kakak udah duduk nih"

"Aku enggak nangis kok..." iyaa, aku enggak nangis, karena seperti aku sudah terlalu banyak menangis akhir-akhir ini.

"Kak... coba deh liat bintang itu kak" tunjuk ku ada bintang yang paling besar dan terang di langit itu.

"Hmmm kenapa memang nya?"

"Iri liatnya kak, dia kayak kakak kak deh, gede tapi bersinar juga" kekeh ku sambil menyenderkan kepala ku di bahunya, it's so nice to feel this situation.

"Lah, Kok kayak kakak?" And him hand always like our father, bedanya tangan appa sedikit lebih kasar dan sudah mulai ada keriputan di setiap ujung jarinya dulu.

"Iya kak, karena bagi aku, sekarang cuma ada kakak yang paling berarti di hidup aku kak" and I'm never know, kalau dia ngeliatin aku dengan pandangan seperti apa...

"Tapi coba deh kak liat bintang yang itu juga kak" tunjuk ku ada bintang kecil paling redup, yang cahaya bahkan enggak terlalu jelas dan seperti tertutup oleh awan.

"Dia kayak aku deh kak" "kak elus-elusin kepala aku dong kak..." pinta ku dan i know, dia enggak bakal pernah nolak kalau situasi nya kayak gini.

"Kok kamu manja banget sih dek, kapan kamu gedenya kalau gini?"

"Aku enggak mau cepat-cepat gede kak, enggak enak" iya enggak enak sama sekali bahkan.

Bahkan kalau bisa, aku ingin kembali ke masa kecil ku lagi.

Uncontrolably (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang