Iris Moudi
Tangan ku masih memegang lembaran kertas yang semua isinya sama, hanya satu kata yang membuat ku tak pernah mengerti untuk apa ratusan kata 'MAAF' yang orang itu berikan.
Sejak awal kepindahan ku di sini, orang itu masih melakukan hal yang sama secara terus menerus dan itu membuat ku selalu bertanya-tanya siapa pelaku yang melakukannya.
Percayalah, kadang ketika kau sudah terlalu bosan dengan sesuatu yang sama sekali tak kau mengerti kau akhirnya akan menyerah untuk peduli tentang hal itu. Dan ya aku juga sudah mulai tak perduli lagi dengan kertas-kertas tak jelas itu.
"Lo dapat surat Cinta lagi eoh" ujar Baekhyun. Tangannya mengambil beberapa lembar kertas dari tanganku dan menatap nya dengan ekspresi yang enggak bisa aku jelaskan.
"Lo enggak mau nyari tau ini dari siapa?" Tanya Baekhyun masih memandangi satu-persatu lembaran kertas itu
"Enggak, gue udah bosen buat mikir siapa yang ngirim ini surat" ujar ku.
"Udah hampir dua tahun dia ngirim surat-surat payah ini" bagaimana bisa dia berbicara seolah dia tau siapa yang mengirimkan surat-surat ini.
"Baek, jangan bilang lo tau siapa yang ngirim ini semua?" Tanya ku curiga.
"Kalau gue bilang enggak tau, kenapa? Dan kalau gue bilang tau lo mau apa?" Tanya balik Baekhyun pada ku.
Kayaknya nih anak lagi ngajak ribut lagi sama aku. Udah terlalu lama aku berada di sekitar dua orang aneh di kampus ini dan membuat ku mulai terbiasa dengan segala hal tentang mereka.
Tentang Baekhyun yang memiliki berbagai sisi hebat dari pemuda ini. Sosok yang bisa membuat ku berpikir 'Why am i like this?' Dan dia bakalan bisa ngasih jawaban nya itu lewat sebuah pertanyaan sederhana tentang apa yang sering aku lihat namun ku abaikan begitu saja.
Sosok yang hebat menurut ku, namun dia malah memilih menjadi sosok yang terlihat bodoh dan juga aneh. Hanya untuk sebuah ungkapan "Jangan lupain gue" di saat aku tak ingin orang-orang di sini mengingat ku sebagai gadis pendatang yang pernah menjadi teman satu kelas mereka. Dia hanya ingin di ingat kalau dia pernah ada di sekitar mereka.
Sebenarnya gue jadi mikir kenapa?. Dan untuk apa?. Dia terlalu misterius dan tertutup untuk bisa aku ketahui apa yang ada di pikiran anehnya itu.
Juga Chanyeol. Belakangan aku jadi paham dengan yang namanya perasaan yang seringkali aku hiraukan sampai sekarang. Iya mungkin suka?, tapi di saat dan pada orang yang enggak tepat menurut ku. Di saat aku tidak ingin memiliki banyak kenangan di tempat ini, aku merasakan perasaan ini pada sosok yang bagi ku tak mungkin ku miliki.
He was find a perfect girl for him. Dan aku tau, tak ada kesempatan untuk perasaan ini.
Tapi. Apakah perasaan ini salah?, menurut ku perasaan itu sesuatu yang hadir secara tiba-tiba tanpa dapat kita pastikan kepada siapa dan seperti apa perasan itu. Entah itu perasaan sedih, kecewa, amarah, sayang, bahkan suka juga cinta.
Kak Galih pernah bilang, kalau perasaan itu ada karena kita yang membiarkan orang itu untuk mengisi bagian di perasaan yang kita punya.
Jadi bukan salah Chanyeol juga kalau aku bisa menyukai nya dan dia tak membalas perasaan ku. Karena ya, dia sendiri yang menentukan pilihan untuk hatinya. Apa hak ku?.
Juga, sosok Naeun yang sebenarnya selalu menjadi alasan agar aku bisa menghabiskan beberapa waktu dengan pemuda tinggi itu kadang membuat ku merasa menjadi gadis yang jahat dan egois karena memanfaatkan namanya agar pemuda tinggi itu mau menghabiskan waktunya dengan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrolably (END)
FanfictionAkan kah seorang perfeksionis Chanyeol dapat menjalani hidupnya dengan seseorang yang selalu membuat sesuatu yang tidak di sengaja dan tidak terkontrol dalam hidup nya Mungkin kah dia bisa bertahan dalam menjalani kerja sama mereka, atau mungkin ak...