15. Usaha

21 4 0
                                    

Iris Moudi

"Kita sudah telat" suara tak asing yang saat entah kenapa selalu menjadi sosok penolong di saat aku sendiri tak pernah berharap dia datang.

Aghh yaa, aku kadang selalu heran dengan apa yang dia lakukan, kadang dia akan menjadi sosok yang sangat menyebalkan, mengusik ku dengan segala hal bodoh yang dia lakukan, namun entah kenapa dia selalu datang di saat aku tak ingin berada di situasi yang membuat nafas ku sesak.

Semakin lama aku berada di sekitarnya semakin membuatku untuk menghindari sosok nya, sosoknya yang membuat ku selalu merasa i don't deserve for the kind people. Kadang setelah berada di saat seperti ini sering kali aku berharap untuk kembali, kembali ke masa dimana aku bisa melakukan segalanya sendiri atau tidak akan melakukannya sama sekali.

Menjadi beban orang lain, itu yang aku benci. disaat dulu aku merasa aku bisa melakukannya tanpa bantuan orang lain, dan kini entah kenapa mendadak aku tak bisa melakukannya lagi.

lucunya, setiap aku berharap untuk berusaha melakukannya sendiri, dia muncul dan merusak semua hal yang ingin aku lakukan. He mess my mind.

"Hai, Naeun, kita ketemu lagi"

"Baekhyun-ah apa kabar" ramah, dan selalu sama, she so beauty at all. dan entah kenapa sialnya aku selalu merasa how lucky of her is. Enggak ada nilai mines yang dia miliki, dia selalu sama, dan aku tau itu, enggak berubah, dia selalu punya tujuan yang sama dari dulu jadi dokter cantik katanya.

Hehehe, untungnya sepertinya jalan hidupnya terlalu indah sampai aku merasa enggak bakal bisa memimpikan hal yang sama juga seperti yang dia rasakan sekarang.

"Lo anak kedokteran ya ?"

"Aghhh ini, hehehe iya, cita-cita gue dari kecil pingin jadi dokter" kekeh dia setelah menunjukkan name tag nya.

"Dokter cantik tepatnya kan?" tanya ku.

"Cocok buat lo"

"Kau masih ingat ternyata, aku seneng dengernya" she always be the same right?..

"Hai Chanyeol, kita ketemu lagi. apa kabar?"

"Baik"

"kayaknya lo memang susah ngomong ya"

"Maklum dia sebelas dua belas sama kulkas nyokap gue dinginnya, enggak usah masukin ke hati"

Dan laki-laki tinggi itu hanya menatap nyalang kearah Baekhyun hal yang lucu menurut Ku.

"Wahhh parah, Ris lo ternyata bisa ketawanya kalau gue ngehina anak orang ya"

"Enggak gitu..."

"Oghh iya, bukannya lo berdua ada kelas kan abis ini, pergi sana"

"Lo ngusir gue?" tanya Naeun.

"Ya enggak lah, ngapain gue ngusr lo coba?, ni dua manusia yang ada kelas, sebagai temen dan sepupu yang baik, gue harus mengingatkan pada jalan yang lurus enggak belok-belok kayak jalan tol deh pokoknya lurusnya entar enggak bikin pusing"

And She's laughing again, dan aku enggak bisa untuk enggak senyum lihat dia ketawa kayak gitu

"Aku senang lihat kamu masih sama, bahagia terus ya" ujar ku dan itu tulus dari dalam hati ku, karena mau bagaimana pun, dia salah satu orang yang berharga buat ku juga.

"Aku ambil buku dulu ya" dan saat aku buka loker ku yang tepat di belakang ku tadi, Sebuah surat jatuh lagi, kali ini surat yang isinya hanya berisi satu kata lagi

MAAF

Aku kira hanya akan ada satu kata saja di surat itu tap ternyata saat aku balik suratnya ada kalimat yang yang bikin aku bingung

Uncontrolably (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang