Bagaimana rasanya kalau kau di tanya tentang perasaanmu sekarang?.
Bagaimana keadaan hati mu?. Apakah terasa kosong?, atau malah terasa penuh...
Penuh dengan luka.....
Sampai akhirnya kau sendiri enggak bisa bahkan membedakan bagaimana rasa yang kamu rasakan sekarang.
Gapapa. Bukan salah mu juga untuk merasa seperti itu.
Karena sebenarnya, hati mu hanya ingin merasa aman dan baik-baik saja. Bukan merasakan rasa sakit seperti sekarang.
Berusaha melupakan hal buruk dan semua masalah, meninggalkannya begitu saja. Dan akhirnya hal-hal buruk itu memakan habis hati dan perasaanmu. Sampai kau jadi seperti saat ini sekarang.....
.........
Ceklekkk....
Terdengar suara pintu terbuka menunjukkan tubuh kokoh laki-laki yang selalu menjadi sandaran paling nyaman yang gadis itu miliki.
"Dek, udah tidur?" Tanya Galih ketika matanya menangkap siluet tubuh yang bergelung dengan selimut tebal kesayangannya.
"Belum" jawabnya singkat menarik turun kain tebal itu dari wajahnya.
Biasanya kalau orang-orang di luar sana bakal merasa pengap, hal itu enggak berlaku ke gadis bernama Iris ini. Hampir di tiap malamnya dia bakalan selalu ngelakuin hal yang sama.
Walaupun pas paginya dia bangun daripada sadar kalau posisi tidurnya yang udah berubah, dia lebih terkejut lagi sama dirinya sendiri yang bisa muter-muter di kasur kayak gangsing pas malam.
"Kepikiran kata-kata Kyungsoo tadi?" Tanya Galih tepat sasaran yang langsung di angguki mantap Iris.
"Mau cerita ke kakak?" Tanyanya pelan sambil mengelus puncak kepala adiknya.
"Enggak, habisnya enggak tau juga yang mau di omongin" tolak Iris.
"Enggak kangen sama si petasan kamu Ris?" Tanya Galih memancing.
"Petasan?" Tanya Iris bingung, pasalnya seingatnya dulu selama mereka di sana sepertinya dia tidak pernah sekalipun bermain petasan atau benda yang dapat meledak lainnya. Jadi petasan mana lagi yang di maksud kakaknya.
Mendapati wajah bingung adiknya membuat Galih kesal dan langsung memberikan penjelasan spesifik tentang siapa yang ia maksud barusan.
"Ckkk, laki-laki berisik yang selalu ngikutin kamu kemanapun, memangnya ada lagi temen kamu yang berisiknya kayak dia ngalahin petasan pas tahun baru?" Kesal Galih.
"Baekhyun?" Tebak Iris. Sebab hanya pria itu yang selalu merecokinya selama ini.
"Mungkin. Kakak lupa juga namanya siapa" acuh Galih naik ke sisi kosong tempat tidur adiknya itu.
"Kak ini tempatnya enggak muat loh buat dua orang" kesal Iris pasalnya ranjangnya ini hanya ranjang berukuran queen size yang kalau di tiduri sendirian akan terlalu lebar tapi kalau di isi berdua enggak muat.
"Masih sering kontakan sama temen kamu di sana?" Alih Galih.
"Enggak"
"Kenapa?"
"Males"
"Loh kok males sih dek?"
"Ya males aja sih kak" kesal Iris pada pria di sampingnya.
"Mereka enggak pernah ngehubungin kamu?" Tanya Galih curiga.
"Enggak"
Satu jawaban yang sukses membuat Galih terkejut mendengar ucapan adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncontrolably (END)
FanfictionAkan kah seorang perfeksionis Chanyeol dapat menjalani hidupnya dengan seseorang yang selalu membuat sesuatu yang tidak di sengaja dan tidak terkontrol dalam hidup nya Mungkin kah dia bisa bertahan dalam menjalani kerja sama mereka, atau mungkin ak...