39. Tunggu

11 2 0
                                    

Kata "Tunggu" akan menjadi satu dari sekian banyak kata yang paling di benci oleh seseorang.

Tak ada batasan usia untuk membenci atau tidak menyukai satu kata itu.

Orang-orang biasanya juga akan menjadikan kata tunggu sebagai guru penguji yang akan memberikan nilai di akhir penantian.

Entah bagaimana hasilnya, itu rahasia.

Dan tak ada yang bisa memaksanya juga. Karena manusia yang hidupnya serba terbatas.

Enggak kayak di cerita-cerita dongeng, dimana akan ada penyihir ataupun seseorang dengan kekuatan magic yang bisa mengatur dan mempermainkan waktu.

Memotong waktu yang harusnya ia gunakan untuk menunggu. Dan langsung melihat bagaimana hasilnya di masa depan.

Don't dreaming it's over guys...

Dan manusia ya hanya manusia. Ada aku, kamu, kita dan mereka.

Hanya objek.

Dengan berbagai subjektif yang tak pernah bisa kita samakan untuk menuntut hasil yang sama.

Dua tahun telah berlalu begitu saja.

Di tahun 2024

Ada banyak hal yang telah terjadi. Bahkan juga terlewatkan begitu saja tanpa banyak yang sadar.

Ada orang-orang yang merayakan kelahiran kehidupan yang baru. Juga ada mereka yang harus menangisi dan merelakan orang-orang yang mereka sayangi karena batas waktu menunggu mereka telah habis.

Dan selama itu juga, selalu terjadi perubahan pada apa pun.

Entah itu bentuk bangunan, jalan-jalan raya yang ada, sampai Sebuah kepribadian dan kebiasaan orang-orang.

Aghhh. Juga trend center kehidupan.

Begitu juga hal yang terjadi pada Iris. Gadis berusia dua puluh empat tahun itu kini telah menjadi gadis dewasa yang bekerja di salah satu studio penyiaran sebagai skrip creator.

Melenceng jauh dari jurusan perkuliahannya dulu yang fokus pada perekonomian negara. Kini gadis itu malah terjun pada bidang industrial.

Gadis itu kini tumbuh menjadi sosok dewasa yang terlihat tenang juga elegan dengan balutan dress yang panjangnya sejengkal di bawah lutut dengan kaca mata yang bertengger nyaman di batang mungil hidungnya.

"Ini untuk skrip siaran nanti malam, kalau ada yang enggak cocok anda bisa mengeditnya agar lebih nyaman di ucapkan" seru Iris menyerahkan satu klipan kertas pada pemuda berkacamata di meja siaran.

"Oke terima kasih" yang hanya di balas dengan anggukan santai sebelum langkahnya berbalik pergi meninggalkan ruangan yang penuh dengan kabel-kabel yang terjuntai di sana.

"Aghhh akhirnya selesai juga" lega Iris merentangkan kedua tangannya ke atas.

"Wahhhh, kau sudah bekerja keras hari ini Iris, kerja bagus" puji Iris pada dirinya sendiri sambil menepuk silang kedua bahunya.

"Pemandangan sore di sini memanglah yang terbaik" senang Iris menatap ke luar gedung lewat kaca jendela ruangannya sebenarnya bukan ruangan pribadi miliknya. Di ruangan itu dia berbagi dengan kedua orang timnya. Hanya saja sejak gadis itu bekerja di sana, dia tanpa sadar selalu mengklaim bahwa posisi di depan jendela disana adalah miliknya. Dan tak ada yang memprotesnya sama sekali.

"Ck, pulang udah sore sekarang" kesal Kyungsoo memasukan tangannya ke saku celana hitamnya.

"Sebentar lagi oppa, lagi pula belum ada lima menit sejak waktu pulang kerja" sungut Iris.

Uncontrolably (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang