31. Tentang G

11 2 2
                                    

(Pliss kasih tau kalau nemu typo)




Galih Utama Marion

Halo, apakah saya harus memperkenalkan diri saya juga pada kalian?

Kalau begitu kenalkan saya Marion Kim, atau kalian sudah terbiasa dengan sosok Galih yang Iris kenalkan pada kalian lewat cerita-cerita singkat miliknya tentang saya.

Sepertinya kali ini giliran saya untuk sedikit bercerita tentang diri saya sendiri.

Sebenarnya saya kurang setuju apa bila ada seseorang yang meminta orang lain untuk bercerita tentang dirinya sendiri.

Karena dari beberapa pengalaman saya sendiri juga, jika ada orang yang menjelaskan siapa dirinya, sebenarnya hasilnya bisa saya katakan 50:50. Win win solution, karena kalian enggak akan membuat diri kalian terlihat baik tapi juga tidak akan membuat kalian terlihat buruk.

Dimana separuhnya adalah sebuah kebenaran, dan sisanya ada sesuatu yang ingin ia sampaikan imagenya kepada orang lain. sebenarnya tidak seratus persen salah namun tetap saja. Bagi saya nantinya tetap saja akan selalu ada orang-orang yang tidak menyukai hal itu.

Tapi, pada akhirnya walaupun saya tetap ingin menolaknya, walaupun saya tetaplah tidak mungkin bisa menolak menceritakan bagian ini.

Jadi baiklah.

Mungkin kalian sudah tau bahwa Iris adalah segalanya bagi saya. Baik dulu hingga sekarang. Iris akan tetap selalu menjadi seorang adik kecil saya yang akan selalu menatap saya penuh harap ketika menginginkan sesuatu dari saya. Entah itu hanya sebuah rengekan untuk membelikannya es krim atau sekedar memeras saya untuk membelikannya makanan tiap kali awal bulan tiba.

Ya dan dia adalah adik kecil saya yang akan selalu berlari kepada saya sambil menangis mengadu tiap kali dia jatuh ataupun menabrak benda di sekitarnya, sebelumnya akhirnya dia akan mengadu pada eomma dengan cara yang bagi saya cukup memalukan bila melihat orang lain melakukannya tapi tidak baginya.

Ya hidup saya memang sepertinya hampir seluruhnya selalu berkaitan dengan Iris. Waktu saya yang terbuang karena menungguinya pulang atau bahkan hanya sekedar mengikuti tingkah ketidakwarasan adik saya itu.

Dan ya, saya jauh lebih menikmati itu semua bila di bandingkan harus menghabiskan waktu saya sendiri untuk memikirkan ataupun melakukan hal lainnya.

Bagaimana dengan sisanya???.

Sisanya mungkin saya hanyalah seorang pemuda normal pada umumnya, tidak ada hal yang menarik dari saya, dan walaupun saya tidak sering menghabiskan waktu untuk sekedar bermain dengan teman-teman saya, di saat banyak orang yang sudah menemukan tambatan hatinya, maka saya masih memprioritaskan adik saya daripada segalanya, hingga banyak gadis yang akhirnya menyerah pada saya. Dan ya, mereka mengatai saya brengsek hanya untuk alasan yang tidak saya pedulikan.

Biasanya setiap kali akhir tahun datang atau bahkan di setiap akhir pekan malam. Saya dan Iris akan menghabiskan waktu malam bersama di teras rumah hanya untuk sekedar menikmati langit gelap yang menurut saya selalu sama.

Pembedanya bagi saya hanyalah apakah kami bisa melihat bintang atau tidak di langit itu.

Iris akan selalu bercerita tentang ini itu dan saya hanya akan menjadi sosok pendengar dengan sesekali mengganggunya lewat tindakan kecil saya. Entah itu saat tangan saya yang tanpa sadar akan menarik-narik rambutnya pelan, menendang kecil kakinya hingga kadang saya akan menusuk-nusuk pelan pipi nya yang lumayan berisi itu dengan jari saya.

Tingkah saya yang selalu sukses membuatnya menampilkan ekspresi merengutnya, atau bahkan dia tidak akan segan-segan untuk membalas langsung perlakuan saya dengan melakukan hal yang sama pada saya saat itu juga. Dan saya suka itu.

Uncontrolably (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang