April, 2019
Asap mengepul keluar bersamaan dengan hembusan nafas seorang pria yang kini duduk diam diatas motor di tepian jurang yang memberikan pemandangan lautan dengan latar belakang semburat jingga di langit. Matanya terpejam menikmati hembusan angin yang menerpa wajah putihnya yang bersih. Beberapa jam yang lalu, ia menghubungi dua rekannya yang berada di negara yang berbeda dengan sebuah ponsel baru yang baru pula ia lemparkan ke laut.
Empat bulan. Dan selama itu pula dirinya hanya berkelana mengikuti kemana jalanan membawanya. Tidak hanya berkelana tanpa arah, pria berambut coklat itu berhasil mengumpulkan informasi mengenai keberadaan 'kloning' tangan kanannya. Kedua rekannya yang ia minta melakukan sesuatu untuknya juga telah memenuhi permintaannya. Ia hanya tersenyum puas saat dokter utusannya memberinya informasi mengenai sosok yang selama ini ia curigai. Musuh lamanya yang seharusnya kini sudah bertransformasi menjadi tulang-belulang dalam peti mati di bawah permukaan tanah. Entah bagaimana sosok itu bisa selamat dan kabur dari jemputan malaikat mautnya.
Penyiksaan yang ia terima beberapa bulan lalu meninggalkan luka yang pulih pada awal tahun. Namun bagaimanapun, cedera dan pemulihan totalnya membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama. Jika saja lawannya kali ini bukan seorang mantan marinir sekaligus pemegang sabuk hitam salah satu cabang ilmu bela diri, ia tak harus menunggu sampai selama ini hanya untuk berhadapan dengannya dalam kondisi prima.
Matahari yang mulai menghilang di barat, mendorong pria bermata hazel itu untuk kembali berkendara menuju Montreal. Posisinya yang kini berada di Mexico membuatnya membutuhkan waktu hingga beberapa hari jika dirinya hanya berkendara menggunakan motor dengan kecepatan yang tidak pernah melebihi 50 km/jam. Informasi yang ia peroleh menunjukkan jika seseorang yang sangat ingin ia siksa akan berada di Montreal setidaknya hingga bulan Juli. Itupun jika tidak ada urusan yang memaksanya untuk tinggal lebih lama disana.
"Aku tak menyangka jika kita akan bertemu kembali secepat ini. Setelah pertemuan kejutan darimu di China dulu, kali ini aku yang akan memberikanmu kejutan, Black Thunder,"
Deru knalpot langsung menggema di wilayah yang dihiasi oleh jurang itu saat pria itu menarik gas pada stang motornya. Dengan kecepatan yang tidak begitu tinggi, motor produksi pabrik yang beradad dibawah naungan Harley Davidson itu melaju menyusuri jalanan.
Sebuah Koran yang ditinggalkkan ditempat oleh pengendara yang tak lain adalah Alexandro Alvaro itu menampakkan sebuah berita yang kini menjadi alasan pergerakan kepolisian maupun intelijen.
'Kembali ditemukan mayat dengan luka sayatan menganga di Meksiko. Pria 34 tahun itu adalah korban ke 67 pada rentetan peristiwa pembunuhan yang terjadi sejak awal tahun baru. Kepolisian bertindak dengan menerjunkan tim khususnya. Warga diharapkan tetap tenang dan waspada'
July, 2019
Seseorang pria sedang menyesap tehnya yang masih mengepulkan asap dengan perlahan. Kedua kakinya ia silangkan di tepian besi pembatas balkon miliknya. Suara nyanyian remaja gereja dari gereja Orthodoks yang berasal dari sebuah mini speaker yang dipasang di sudut ruangan kaca itu mengalun pelan menemani pria dalam balutan kemeja pakaian santai itu menikmati senja di bungalow miliknya.
Tampak para penjaga mengawasi setiap sudut pekarangan bungalow yang luasnya menyamai 8 kali luas lapangan sepakbola dengan persenjataan lengkap. Beberapa pria lainnya sibuk membawa dan memindahkan sejumlah barang yang dikemas dalam kardus dari sebuah truk militer menuju warehouse yang terletak tak begitu jauh dari bungalow.
Matahari yang mulai menghilang di balik awan yang menutupi langit barat menjadi saksi akan keberadaan seorang pria lain yang berdiri diam mengawasi sekelilingnya dari balik rerantingan pohon. Sudah cukup lama ia berada disana. Mengintai dan menunggu hingga saatnya tepat untuk melakukan misinya kali ini. Tepat dibawah pohon tempatnya bersembunyi, berdiri dua orang pria bersenjata lengkap.

KAMU SEDANG MEMBACA
The (Psyco) Godfather
RandomJangan mencari masalah denganku. Jika tidak aku yang akan datang membantaimu dengan tanganku sendiri - Alexandro Alvaro