Hujan. Salah satu peristiwa alam yang sudah pasti adanya, salah satu keindahan alam. Ya, setidaknya untuk gadis yang sekarang sedang duduk disamping jendela, memandangi setiap titik air yang melintas di jendela kaca besar itu.
Ia tersenyum, senyum tipis yang menambah kesan manisnya. Perlahan matanya terpejam, hatinya kembali berbicara, ia selalu mengucapkan permohonan ketika hujan turun. Karena menurutnya, hujan mampu membawa harapannya mengalir bersama air yang telah terjatuh. Harapannya akan melangkah jauh, walau dia tetap berada di tempat yang sama.
Hujan mau mendengarkannya tanpa mengeluh, hujan menemaninya walau tak mengusulkan solusi. Setidaknya, ada yang mau mendengarkan keluhannya. Pada hujan, ia bersuara. Menyuarakan apa yang ia pendam selama ini, kerinduan.
Cekleck!
"Kamu belum tidur?"
Atensi gadis itu beralih pada wanita paruh baya yang sekarang berjalan kearahnya, ia tersenyum. Menggeleng pelan tanpa bersuara.
"Ini sudah malam, tidurlah." wanita itu berjalan mendekati sang gadis, mengusap surai hitam kecoklatan yang selalu terasa lembut, walau tidak pernah tersentuh peralatan salon.
"Bibi.."
Wanita itu sedikit tersentak, ia yakin telinganya masih berfungsi dengan baik. Matanya berkaca-kaca, menatap gadis yang sekarang tersenyum padanya. Selalu tersenyum.
"Bibi.."
Sungguh, suatu kebahagiaan. Akhirnya gadis 17 tahun itu membuka mulutnya. Mengeluarkan suara. Bisu? Tentu tidak. Gadis ini normal, bisa berbicara, melihat, dan mendengar.
Lalu apa yang istimewa dengan suaranya? Hanya panggilan bibi?
Tidak!! Bukan itu!!
Ketika kau kehilangan semuanya, kehilangan duniamu, dan kau belum siap untuk itu. Apa kau akan memberontak pada kenyataan? Kenyataan dan takdir yang telah mengambil semuanya?
Jika kau bisa melakukannya, maka kau gagal. Seharusnya kau tidak menyesalinya, kau harus bangkit.
Lalu gadis ini? Bagaimana dengannya? Ia diam.
Ya, dia diam pada takdir yang telah mengambil semua darinya empat tahun yang lalu. Kejadian itu, masih sering terputar dalam otaknya. Ia tak mungkin lupa, saat itu ia hanya bisa.. Diam.
Bahkan sampai semua telah baik-baik saja, ia tetap diam. 4 tahun.
"Bibi.. Aku rindu mereka.."
Semua orang akan selalu mengatakan hal ini, tanpa pengecualian. Kehilangan semuanya, bahkan orang tercinta, tentu membuat sesuatu terasa kosong. Hidup. Hidupnya kosong selama empat tahun ini.
Dan ketika semua memulai hari mereka, gadis ini masih berada di ambang. Melangkah, atau tinggal? Ia melangkah, namun meninggalkan semua impiannya pada kejadian empat tahun yang lalu. Dan begitupula... suaranya.
Kedua sudut bibirnya kembali terangkat, bersama dengan tangannya yang terlihat terulur kearah jendela yang tak pernah terbuka. Seakan, berusaha meraih sesuatu.
"Bibi, bisakah aku meraihnya? Bisakah aku berubah? Aku.. Ingin kembali bermimpi.."
"Kamu akan mendapatkannya.."
Setetes air mata berhasil lolos melewati pipi wanita itu, ia bergerak kearah gadis cantik yang selama ini hidup dalam kekosongan.
"Kamu akan mendapatkan semua, Y/n.. Tak ada yang bisa menghalangimu, percaya pada Bibi.."
Aku hanya ingin, mendapatkan duniaku kembali, walau itu tak akan sama seperti dulu - Y/n
Karena melihatmu bangkit adalah kebebasan bagiku, aku terlalu lama terkurung dalam rasa bersalah karena kau terus merasakan sakit itu - Orang yang selalu menunggu.
.
.
.
Tbc~Hai gaess~ Ada yang minta season 2? Ahiya.. Lovea coba ini gaesss..
Tapi, akan ada beberapa pembelokkan alur, entahlah tidak akan sama dengan Season 1~
Lanjut tidak? Tapi kalau lanjut bakal slow update, nggak kayak yang season 1:')
Terimakasih untuk respon kalian.. Lovea yang niatnya mau up sabtu, jadi semangat up sekarang:) tapi sabtu diusahakan up lagi kok:)
Voment nya yah:) kasih kritik dan sarannya:)
MunLovea
Rabu, 06 Februari 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me (TTU Season 2) [SELESAI]✔
Fanfiction[IMAGINE PROJECT] BOOK 2 KIM UNIVERSE Ketika sesuatu terlihat sama, bukan berarti yang sudah hilang kembali lagi.. Dan ketika benar kembali, maka itu tidak akan sama seperti dulu.. Season 2 of The Truth Untold ⚠️Disarankan baca The Truth Untold dulu...