"Kertas!!"
Y/n melompat dari kasurnya, berjalan tergesa menuju meja belajarnya. Tangan putihnya dengan cepat membuka setiap laci disana untuk mencari barang yang ia serukan tadi.
Namun, bahkan setelah semua laci terbuka, barang yang ia cari tidak dapat ia temukan. Gadis itu mengerang, kepalanya kembali berdenyut, ia baru mengingat mengenai kertas itu.
Dan satu-satunya yang dapat menjawab pertanyaannya adalah Jennie, karena wanita itu yang menemukannya.
Tok! Tok! Tok!
"Y/n, apa kamu baik-baik saja? Kenapa kakak mendengar suara benda berjatuhan?"
Y/n menoleh pada pintu yang tertutup, ia mengerjap cepat sebelum mengalihkan perhatian pada meja belajarnya.
Benar, benda-benda yang semula tersusun rapi sudah bertebaran di lantai. Gadis itu menepuk jidatnya saat sang kakak kembali memanggilnya, Felix pasti akan memberi ceramah panjang padanya setelah ini.
"Y/n, kakak masuk ya.."
"Tidak!"
Y/n berlari kearah pintu dan menguncinya, sementara Felix diluar sana kebingungan mendengar suara pintu yang dikunci.
"Kamu sedang apa?"
"Membersihkan kamar, jangan masuk, masih berantakkan.."
Bukan membersihkan kamar, tapi menghancurkan kamar. Y/n menggigit bibir bawahnya, berharap Felix tidak bertanya lagi.
"Butuh bantuan?"
"Tidak, kak.. Aku akan melakukannya sendiri,"
"Baiklah, jika butuh bantuan panggil saja. Kakak ada di kamar."
Y/n mengangguk walau ia tau Felix tidak akan melihatnya, setelahnya Felix kembali ke kamarnya, sementara Y/n menghela napas lega.
Dan sekarang ia benar-benar harus melakukan yang dikatakannya tadi, membereskan barang-barang yang tadi ia lempar seenaknya.
"Baiklah, ini akan melelahkan.."
.
.
.
.
."Kakak..."
Y/n menoleh kekanan, kearah dapur, namun ia tidak menemukan Felix disana. Gadis itu melanjutkan langkahnya menuju ruang keluarga, mungkin kakaknya ada disana.
Surat.
Sampai sekarang yang ada di pikiran Y/n adalah kertas putih yang dulu digenggamnya saat lari dari tempat mengerikan itu. Kertas yang ia yakini masih ada, dan seseorang masih menyimpannya.
Ia harus mendapatkan kertas itu karena dulu ibunya mengatakan kalau cahaya terangnya ada pada kertas itu, dan pasti ada sebuah pesan untuknya.
Tulisan itu.. Ahhh kenapa dulu Y/n tidak bisa membaca tulisan seperti itu? Jangankan membacanya, Y/n saja tidak tahu itu tulisan apa.
"Y/n!!"
"Akh~"
"Hey~ kamu tidak apa?"
Y/n mengusap dahinya yang terbentur tepi lemari karena tidak fokus ketika berjalan, Felix yang melihat adiknya jatuh terduduk langsung berlari menghampiri sang adik.
"Kamu kenapa? Ada masalah? Kenapa berjalan dengan melamun? Ayo cerita pada kakak.."
Y/n masih belum menjawab, ia masih mengelus dahinya yang terasa sakit seraya berdiri dibantu oleh Felix. Gadis itu meringis menahan sakit, konyol sekali ia bisa terantuk tepi lemari, padahal Y/n sudah tinggal di tempat ini lebih dari empat tahun, dan pastinya ia sudah hafal dengan posisi semua perabotan di mansion ini.
"Tidak, kak. Aku—"
Kalimatnya terhenti kala indera penglihatannya menangkap sesuatu di kaos yang dikenakan kakaknya. Kaos berwarna hitam dengan tulisan yang menurutnya tidak asing, tapi..
"Kakak ini tulisan apa?!" Y/n spontan menanyakan ini dengan suara tinggi, membuat Felix terkejut hingga mundur satu langkah. "Kakak bisa membacanya?" gadis itu terlihat sangat penasaran dengan jawaban yang akan Felix berikan, ia bahkan tak megalihkan tatapan dari mata Felix.
"Eh, kenapa bertanya seperti itu? Ini—"
"Ayolah, kak. Jawab saja.. Y/n ingin tau, dan Y/n ingin belajar membaca tulisan ini jika memang kakak bisa."
"Ini Hangeul, dari Korea. Memang kenapa? Kamu tidak ingin belajar bahasanya saja?"
Y/n menggeleng tegas. "Aku ingin bisa tulisannya, dan sekarang kita belajar."
"Apa?"
"Iya, sekarang kakak. Ayolah, kakak kan baik.."
"Baiklah.."
Percayalah dibalik wajahnya yang menggemaskan, Y/n memiliki sifat keras kepala ketika sedang menginginkan sesuatu. Dan Y/n harus mendapatkan hal itu.
Sayangnya Felix selalu kalah jika sang adik sudah memasang wajah menggemaskan yang menjadi jurus ampuhnya ketika menginginkan sesuatu. Felix mengangguk dan berjalan terlebih dahulu menuju ruang keluarga, sementara Y/n tersenyum lebar bahkan sampai melompat.
Untuk sejenak ia lupa dengan dahinya yang masih merah, namun kemudian ia meringis seraya mengelus dahinya, baru teringat kalau tadi ia mengalami hal konyol yang menyakitkan.
.
.
.
.
."Jadi tidak ada huruf X dan Z, kalau kamu ingin—... Y/n?"
Felix mengernyitkan dahi ketika mendapati adiknya meletakkan kepala diatas meja, bahunya terlihat naik turun teratur. Pemuda itu tersenyum seraya menggeleng, pasti Y/n tertidur.
"Katanya ingin belajar, tapi malah tertidur. Dasar."
Felix terkekeh kecil, pemuda itu merapikan peralatan belajar mereka dan meletakkan di kamarnya. Setelahnya ia kembali ke ruang tamu tempat sang adik tertidur tadi.
Pemuda itu terdiam beberapa saat, memerhatikan wajah gadis itu yang tampak polos. Senyumnya terukhir, ia kembali mengingat seseorang ketika melihat wajah itu. Seseorang yang dulu selalu ia manjakan, orang yang mewarnai hidupnya, hingga kejadian itu membuatnya kehilangan semua.
Bukan hanya ia, tapi sang ibu juga merasakan kehilangan yang sama. Dan pasti sang ibu lah yang paling terluka. Karena setelah kepergian dua orang anggota keluarga mereka, Felix dan kakaknya memilih jalan mereka untuk meraih impian. Pergi jauh dari sang ibu, dan membuat sang ibu kembali merasakan yang namanya kehilangan.
"Terimakasih telah menemani Mommy selama ini, dan aku akan menjagamu sebisaku, aku tak akan membiarkan seseorang melukaimu. Y/n, ketahuilah kakak menyayangimu. Permata indah yang rapuh, aku akan berada di sampingmu ketika kamu membutuhkanku.."
Permata itu sedang mencari cahayanya, ia memang telah ditemukan, dan matahari membuatnya terlihat bersinar. Namun sayangnya, sinar itu hanya semu. Ia harus menemukan sinar yang sebenarnya.
.
.
.
Tbc~MunLovea
Rabu, 06 Maret 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me (TTU Season 2) [SELESAI]✔
Fanfic[IMAGINE PROJECT] BOOK 2 KIM UNIVERSE Ketika sesuatu terlihat sama, bukan berarti yang sudah hilang kembali lagi.. Dan ketika benar kembali, maka itu tidak akan sama seperti dulu.. Season 2 of The Truth Untold ⚠️Disarankan baca The Truth Untold dulu...