05.

3.3K 342 10
                                    

"Karaokean dulu yuk.."

Y/n Adelard, gadis itu langsung mengalihkan perhatian pada pemuda yang menunjuk sebuah ruang kecil yang berjajar di sisi area bermain sebuah mall ini.

Gadis itu menatap sang kakak dengan wajah melas, padahal tadi Y/n bilang kalau dia lapar, tapi sekarang sang kakak malah mengajaknya bernyanyi.

"Kakak.."

"Ayo sebentar saja.."

Y/n memutar bolamata malas, mau tidak mau ia mengangguk dan berjalan lemas mengikuti sang kakak. Sementara dua teman Felix hanya ikut saja, mereka sejak tadi hanya mengikuti dua kakak beradik yang lebih terlihat seperti sepasang kekasih itu.

Y/n langsung duduk di sofa yang tersedia, sementara Felix dengan semangat mulai memilih lagu. Bangchan yang melihat pemuda itu tampak bingung memilih akhirnya mendekat dan membantu, sementara Minho duduk di samping Y/n.

"Kamu tidak ikut bernyanyi?"

Y/n menoleh, Minho tersenyum padanya sambil sesekali memberi isyarat agar Y/n bergabung dengan dua sahabatnya.

Tapi Y/n menggeleng lemas dan menunduk, gadis itu sedang lemas menahan lapar sekarang. Tapi ia tidak berani mengatakannya pada Felix.

"Keluar bersamaku saja, aku bosan dan malas jika harus bernyanyi,"

Awalnya Y/n memberi ekspresinya antusiasnya, namun ekspresi itu luntur ketika mengingat ia masih baru mengenal Minho, tidak mungkin ia langsung menerima tawaran untuk jalan hanya berdua.

"Tidak, terimakasih. Aku akan pergi bersama kakak saja," tolaknya halus.

Minho mengangguk paham, namun ia juga tahu apa yang dirasakan gadis itu sekarang. Pasalnya Y/n tidak melepas tangannya yang sejak tadi memegang perut, dari wajahnya juga tampak ia sangat lemas.

Minho berjalan mendekati Felix yang sedang asik bernyanyi bersama Bangchan, ia menepuk pundak pemuda itu lalu membisikkan sesuatu, dan Felix hanya mengangguk, membuat Minho juga mengangguk dengan senyumnya.

"Kakakmu mengizinkan, ayo pergi.."

Minho mengulurkan tangannya, sementara Y/n menoleh pada Felix yang ternyata juga menoleh padanya. Pemuda itu mengangguk pertanda ia mengizinkan, dan itu membuat Y/n tersenyum lebar. Sungguh, Y/n sudah tidak kuat menahan lapar.

Y/n beranjak dari duduknya dan berjalan keluar ruangan, Minho sudah terlebih dahulu keluar dari ruang itu.

"Mau makan apa?"

"Ha?"

"Aku tau kamu lapar, ayo makan disana saja.. Steak daging disana enak katanya.."

Minho berjalan mendahului Y/n yang terdiam beberapa saat, padahal ia belum mengatakan kalau ia lapar, tapi Minho sudah mengerti. Gadis itu tersenyum dan sedikit berlari menyusul Minho yang mulai menjauh.

.
.
.

Y/n tersenyum lebar melihat satu porsi steak daging dihadapannya, ia mendongak pada Minho yang tersenyum padanya, namun Y/n tidak melihat ada makanan terhidang di hadapan Minho.

"Kakak tidak makan?"

Minho masih tersenyum, lalu menggeleng.

"Kamu makan saja, aku tidak lapar.."

Y/n mengerucutkan bibirnya, ia mendorong piring putih itu menjauh dari hadapannya dan menggeleng, membuat Minho mengerutkan kening.

"Kamu lapar, kan? kenapa tidak dimakan?"

"Laparku hilang."

Bohong sekali, perutnya sudah mulai bernyanyi dan terasa nyeri sekarang. Namun tidak mungkin ia makan sendiri, apalagi Minho yang membayar semua ini.

"Yang benar saja, kamu hanya melihatnya.. Belum memakannya.." Minho terkekeh, sebenarnya tahu kalau itu hanya alasan saja.

"Kakak makan ya.."

Y/n memasang wajah memelas yang membuat Minho terkekeh. Minho tahu Y/n sangat lapar sekarang, tapi gadis itu pasti merasa tidak enak jika harus makan sendiri.

Sebenarnya Minho juga lapar, tapi ia hanya membawa uang yang cukup untuk satu porsi. Ia meninggalkan dompet dan kartu atm nya di hotel. Karena itu ia hanya memesan satu, untuk masalah perutnya nanti masih bisa dikondisikan.

"Kalau kakak tidak mau pesan.. Kita makan ini saja, lagipula dagingnya sangat besar, aku mana mungkin habis.."

Minho mengerjap, apa gadis itu baru menawarinya untuk makan di piring yang sama? Yang benar saja.

"Tidak.. Maksudnya nanti aku akan ambil piring lagi, kita potong jadi dua saja.." Y/n yang mengerti tatapan terkejut dari Minho akhirnya menjelaskan maksudnya, membuat Minho mengangguk dengan senyum canggung.

"Sebentar ya.."

Y/n beranjak dari duduknya untuk meminta piring lagi, setelah itu kembali ke meja tempat Minho dan memotong daging itu menjadi dua. Mereka makan dengan tenang tanpa obrolan, menikmati makanan masing-masing.

Eh, maksudnya Y/n yang sibuk menikmati makannya, dan Minho yang sibuk sesekali melirik gadis manis dihadapannya yang tampak menggemaskan saat sedang makan.

Sebelumnya, Felix tidak pernah menceritakan tentang adiknya. Tidak ada yang tahu kalau Felix memiliki adik secantik dan semanis ini.

"Kenapa kau manis sekali?"

"Ha?"

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Sabtu, 23 Februari 2019

Save Me (TTU Season 2) [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang