06.

3.2K 319 6
                                    

Minho mengerjap pelan, sementara Y/n memandangnya dengan kening berkerut. Pipi gadis itu masih menggembung karena mengunyah, dan itu membuat Minho semakin gugup, menggemaskan.

Minho mengalihkan pandangan untuk menghindari tatapan Y/n, sementara Y/n masih bingung dengan yang Minho katakan.

"Kak Minho, tadi apa yang kakak katakan?"

Minho kembali mengalihkan perhatian pada Y/n yang masih terlihat bingung, kemudian menggeleng.

"Tidak, aku tidak mengatakan apa-apa.."

Kini ganti Y/n yang menggeleng. "Tadi kak Minho mengatakan sesuatu. Coba katakan lagi, tapi gunakan bahasa Inggris. Aku tidak mengerti bahasa kakak.." Y/n meringis, ia jujur sekali.

Minho kembali mengerjap, jadi Y/n tidak mengerti apa yang ia katakan. Syukurlah, padahal Minho sudah kalang kabut tadi.

Minho tersenyum. "Tadi aku bertanya, bagaimana rasanya? Enak?"

Y/n tersenyum, lalu mengangguk. Gadis itu kembali melanjutkan makannya yang tertunda karena pertanyaan Minho yang terdengar asing di telinga Y/n, pasalnya Minho bertanya menggunakan bahasa Korea, dan Y/n tidak mengerti sama sekali dengan bahasa Korea.

Ahh.. Kecuali kata Oppa, tadi Felix sempat menjelaskan tentang Oppa. Panggilan dari adik perempuan untuk kakak laki-laki. Ah, nanti Y/n akan meminta Felix mengajarinya lagi, sepertinya menyenangkan.

"Bisa pinjam ponselmu?"

Y/n yang semula menunduk, kini mendongak karena suara Minho mengintrupsi. Pemuda itu mengulurkan tangannya, meminta sesuatu yang tadi ia katakan.

Sementara gadis didepannya terdiam beberapa saat, membuat Minho harus menyaring kalimatnya kembali. Apa Y/n tidak mengerti ucapannya? Tidak, Minho mengatakannya dengan bahasa Inggris yang baik dan benar. Menurutnya.

"Y/n?"

"Eh.." Y/n mengerjap. "Ponsel? Ah, aku tidak punya ponsel," jawabnya kembali menunduk menatap makanannya.

Ponsel? Jangankan mempunyai ponsel, bahkan Y/n tidak tau cara penggunaan ponsel sekarang. Pastinya ponsel telah mengalami banyak perubahan dan semakin canggih. Ahh.. Lagi-lagi Y/n merasa tertinggal oleh dunia.

"Benarkah?"

Y/n mengangguk.

Minho juga megangguk, ia berpikir mungkin gadis dihadapannya ini baru kelihangan ponselnya, atau ponselnya baru rusak. Y/n tidak terlihat seperti gadis remaja pada umumnya. Dia terlihat.. Polos dan apa adanya, menggemaskan.

"Dimana kakak? Sudah hampir sore dan dia belum kembali, Bibi Jennie pasti menunggu di rumah.."

"Bibi?"

"Minho.. Y/n!!"

Atensi dua manusia itu teralih pada sumber suara, dua pemuda dengan wajah kesal terlihat berjalan kearah mereka. Sementara Minho mendengus, mengganggu saja.

"Kakak.. Sudah selesai?"

"Kalian kemana saja sih? Kami berkeliling mencari kalian.."

Felix yang masih memasang wajah kesalnya, duduk di samping Y/n. Sementara sang adik hanya terkekeh kecil melihat tingkah kakaknya. Padahal Bangchan saja bersikap biasa, kenapa kakaknya sekesal itu?

"Tadi Y/n menahan lapar, tapi kau malah mengajaknya karaoke, kau tau wajah adikmu sudah sangat pucat, dasar kakak tidak pengertian.." sahut Minho dengan wajahnya yang sekarang sedang tidak bersahabat.

Jawaban Minho tentu membuat Felix kaget, pemuda itu menoleh pada sang adik yang terlihat memegang pipinya.

"Kamu sakit?" Felix langsung panik sampai menempelkan punggung tangannya di kening Y/n.

Y/n menoleh, menggeleng pelan untuk menjawab pertanyaan sang kakak. Dan itu malah membuat Felix merasa bersalah, tadi ia terlalu bersemangat untuk bersenang-senang sampai tidak memerhatikan adiknya.

"Nanti kita ke rumah sakit.."

"Kakak.."

"Kakak tidak ingin terjadi sesuatu padamu, kita ke rumah sakit. Sekarang? Oke sekarang. Hyung, aku pergi dulu. Annyeong.."

Felix beranjak dari duduknya seraya menggendengan Y/n, jadi mau tidak mau gadis itu juga harus ikut beranjak jika tidak ingin terseret.

Felix langsung berjalan menjauh meninggalkan dua sahabatnya yang masih membeku, sebegitu perhatiannya Felix ke Y/n hingga khawatir berlebihan untuk hal sekecil ini.

Y/n yang sempat terseret itu berusaha menyejajarkan langkahnya, ia menoleh pada Felix dan mendapati wajah kecewa pemuda itu.

"Kakak, kita pulang saja.."

Felix menoleh, memberikan tatapan tidak setuju atas jawaban Y/n. Dan itu membuat Y/n menunduk, gadis itu tidak suka melihat wajah garang seseorang.

"Baiklah.."

.
.
.
.
.

"Kamu langsung ke kamar, istirahat. Oh iya, makan dulu. Tidak usah mandi dan langsung istirahat, nanti kamu kedinginan kalau mandi.."

"Kakak aku-"

"Tidak ada penolakkan, Y/n. Kamu bilang ingin belajar bahasa Korea nanti malam? Sekarang istirahat dan kembalikan energimu, kalau kamu masih terlihat lemas sampai nanti, kakak tidak akan mengajarkan bahasa Korea padamu. Bahkan tidak akan berbicara denganmu, mengerti?"

"Kakak.."

"Baiklah, selamat istirahat adik kecil, jika butuh bantuan panggil kakak saja.."

Felix meninggalkan Y/n didalam kamarnya setelah mengusak puncak kepala sang adik, pemuda itu tidak mau lagi mendengar protesan dari adiknya itu.

Sementara Y/n mendengus, kenapa sekarang ia merasa kalau Felix yang marah. Padahal tadi Felix yang membuatnya harus menahan lapar, dan seharusnya dia yang marah pada Felix.

Entahlah..

Y/n berjalan menuju ranjang kingsize violet miliknya dan berbaring diatas sana. Mungkin yang dikatan Felix benar, ia harus beristirahat. Kepalanya juga terasa sedikit pusing.

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Rabu, 27 Februari 2019

Save Me (TTU Season 2) [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang