51.

2.1K 252 109
                                    

"Jadi Nenek Victoria itu bukan Ibu kandung Mommy?"

Y/n kembali mengetik tulisan hangeul itu pada aplikasi di ponselnya, dan translatenya tetap sama.

Gadis itu menghela napas, ini adalah surat ke tiga dengan tulisan hangeul yang telah ia baca. Masih ada sekitar lima sampai enam surat lagi.

Y/n melempar surat itu ke sembarang arah, kepalanya sudah panas menerjemahkan surat-surat itu.

Bukan hanya menerjemahkan, tapi ia harus memecahkan semua isi surat yang seolah sebuah teka-teki.

Membaca tiga surat sudah membuka satu gerbang teka-teki untuk pertanyaan yang Y/n ajukan, bisa jadi semua pertanyaan bisa terjawab jika Y/n membaca semuanya.

Tidak! Y/n benar-benar bisa botak usia muda kalau terus membiarkan kepalanya berdenyut pusing seperti ini.

"Lalu apa anda berniat menjual barang-barangnya juga?"

Y/n menoleh pada pintu yang sedikit terbuka saat mendengar suara dari luar sana, keningnya berkerut. Ia ingat sudah menutup pintu depan sebelum masuk ke rumah ini, lalu siapa yang datang?

"Saya akan menjual semuanya, rumah ini sudah lama tidak di tempati. Mungkin lebih baik di jual."

Rumah ini? Di jual?

Y/n menggeleng cepat, ia segera beranjak dan berjalan menuju pintu. Tidak langsung keluar, ia hanya mengintip dari celah pintu.

Dua orang pria ber jas rapi tampak mengobrol di depan ruang kerja Mommynya, mereka membicarakan harga dan proses penjualan.

Mata Y/n terbuka lebar saat salah satu dari mereka bisa membuka ruang kerja itu dengan mudah, berarti ada kunci cadangan untuk ruangan itu.

Atau kunci di tangan Y/n ini bukanlah kunci ruangan itu?

"Ada kamar utama disi--- hei, siapa di dalam?"

Jantung Y/n terasa berpindah tempat saat pintu terbuka, gadis itu spontan mendorong pintu dan menguncinya dengan kunci yang masih tergantung.

Ia tau ini tidak akan bertahan lama saat orang di luar sana mengetahui pintu ini bisa di buka dengan password.

"Sepertinya ada seseorang di dalam, tapi siapa? Hei, buka!"

Y/n menutup matanya, merapalkan doa, semoga mereka tidak bisa membuka pintu ini. Atau setidaknya sampai Y/n punya cara untuk keluar dari kamar ini.

Dan sepertinya itu mustahil karena kamar ini berada di lantai tiga, tidak mungkin ia lompat lewat jendela.

"Bagaimana kalau di dobrak?"

"Sepertinya kita harus buka lewat password ini, anda tau?"

Sial! Mereka sudah tau kalau kunci pintu bisa di buka dari depan dengan password. Y/n berlarian mencari benda berat dan meletakkanya di depan pintu. Seperti sofa dan lemari yang masih bisa ia dorong sekuat tenaga.

"Aku tidak tau passwordnya, tapi seseorang pasti tau. Sebentar, aku akan menghubunginya."

Pikiran Y/n semakin kacau, apalagi saat terdengar suara berat itu seperti mengobrol dengan seseorang lewat telphon.

"Oke, terimakasih." sambungan terputus, "Saya tau."

Baiklah, ini akan menjadi akhir untuk Y/n. Ia akan terpergok dan tertangkap, atau mungkin di tuduh merampok di rumahnya sendiri.

Ting!

"Hyung!"

Suara lain terdengar dari arah tangga, Y/n menghela napas setelah menahannya karena pintu tidak jadi di buka.

Save Me (TTU Season 2) [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang