19.

2.5K 281 12
                                    

Y/n mengerjap pelan, pria itu menyadari kehadirannya. Pria yang tak lain adalah Namjoon itu kembali tersenyum yang dibalas senyum canggung oleh gadis itu.

"Kenapa kamu berdiri disana? Kemarilah."

Dengan ragu, Y/n mengangguk. Gadis itu melangkah pelan menghampiri Namjoon dan pemuda yang ia panggil Soobin tadi.

Sementara pemuda di samping Namjoon mengernyitkan dahi seraya menatap intens gadis yang berjalan kearahnya, seolah wajah itu tak asing baginya.

"Apa yang kamu lakukan disini? Kamu sendiri?"

Namjoon bertanya setelah Y/n sampai didepannya dan menyapa. Gadis itu mendongak, menoleh sebentar pada pemuda yang masih memperhatikannya, lalu menggeleng pada Namjoon.

"Aku disini bersama kakak, dia berlatih di lantai dua gedung ini."

Namjoon mengangguk, ia tahu kalau kakak dari gadis di depannya juga idol yang akan mengisi acara, jadi tidak salah jika group kakaknya juga berlatih di gedung yang sama.

"Kamu mau kemana?"

"Em.. Aku akan keluar membeli minum dan camilan, kakak terlalu semangat berlatih, aku yakin dia dan teman-temannya lelah. Aku akan membelikannya untuk mereka."

Namjoon kembali mengangguk, pria itu menoleh pada sang keponakan yang mungkin sudah merasa bosan karena ia tak kunjung dipersilahkan berangkat.

"Bagaimana jika kamu pergi bersama Soobin?"

"Mwo?!"

Pemuda yang semula memasang wajah malas itu langsung mengubah ekspresinya menjadi terkejut setelah namanya disebut.

Bukan hanya Soobin, bahkan Y/n pun terkejut. Bagaimana bisa Namjoon menawarkan agar dirinya berangkat dengan pemuda yang bahkan tidak ia kenali.

Walau Y/n sudah kenal dengan Namjoon, begitupula sebaliknya, namun Y/n masih harus berhati-hati pada orang baru siapapun itu walaupun orang itu kenal dan dekat dengan orang yang telah ia kenali.

Negara ini asing baginya, dan ia tidak boleh pergi dengan sebarang orang. Apalagi dengan pemuda berwajah dingin didepannya, dari ekspresinya saja sudah terlihat kalau pemuda itu  tidak suka dengan tawaran Namjoon.

Y/n tersenyum, lalu menggeleng pelan. Ia baru saja mengenal Namjoon, tidak enak jika langsung merepotkannya. Karena kejadian beberapa hari yang lalu sudah cukup merepotkan Namjoon menurut Y/n, bahkan Namjoon membelikan Y/n es krim sebagai pengganti kopi.

"Samchon, jangan bercanda, bahkan aku tidak mengenalnya." sebenarnya Soobin ingin menolak, tapi ia tak enak pada sang paman jika harus mengatakannya langsung.

"Y/n baru di kota ini, dan dia tidak bisa berada di antara orang asing seorang diri. Apa kau tega jika dia tersesat."

Soobin menatap Y/n masih dengan wajah datarnya, seolah dari tatapan itu ia mengatakan jikalau Y/n tersesat itu bukanlah urusannya.

Namjoon mengerti dengan tatapan Soobin, pria itu membawa Soobin sedikit mundur menjauhi gadis yang seakan menundukkan kepalanya. Namjoon membisikkan sesuatu pada Soobin yang membuat pemuda itu menghela napas seolah pasrah.

"Hanya satu kali ini."

Namjoon mengangguk seraya tersenyum hingga memperlihatkan lesung pipinya, Soobin kembali melirik gadis itu.

"Kau mau ke mana?" tanya Soobin dengan nada datar.

Namjoon mencubit lengan kanan Soobin yang membuat pemuda itu meringis, sementara Y/n masih menunduk.

"English." bisiknya, Soobin mengangguk.

"Mau beli dimana?"

"Market terdekat," jawab gadis itu setelah mendongak.

"Y/n, kamu pergi dengan Soobin ya? Dia keponakan paman Namjoon, dia tidak jahat, hanya saja sedikit sensitif pada orang baru."

"Samchon..."

"Jika dia mengabaikanmu atau membuatmu kesal, biarkan saja, dia memang seperti itu."

Soobin hanya bisa memutar bolamata malas, sejak tadi Namjoon hanya menceritakan aib nya saja pada gadis asing ini.

"Samchon, sudah. Adik-adik sudah menunggu,"

Namjoon terkekeh pelan melihat keponakannya yang tampak mulai kesal setelah ia menceritakan semua kebiasaan Soobin pada orang baru, pria itu mengangguk.

"Pergilah. Hati-hati, aku titip adik-" Namjoon tercekat, pria itu menoleh pada gadis yang juga tampak terkejut, begitupula Soobin.

"Adik dari temanmu, itu maksudku. Jangan biarkan dia sendiri, terus awasi dia. Aku pernah melihat kakak dan ibunya panik saat dia keluar bersamaku."

Y/n kembali menunduk, kenapa Namjoon harus membahas kejadian itu lagi. Sementara Soobin hanya mengangguk pasrah lalu berjalan menjauhi ruang latihan groupnya, disusul Y/n setelah pamit dan berterimakasih pada Namjoon.

"Adikku.. Huft, aku hampir mengatakannya.." Namjoon menggeleng, sungguh ia merasa berbicara dengan sang adik tadi.

.
.
.
.
.

Soobin duduk di kursi kemudi didalam mobil hitam milik sang paman yang telah ia pinjam, ia sudah cukup umur dan sudah lumayan mahir untuk mengendarai mobil sendiri.

Sementara Y/n duduk di sebelahnya, gadis itu dengan canggung memainkan ujung hooddie yang ia kenakan. Sepertinya kecanggungan ini akan berlangsung sampai di tempat tujuan, bahkan mungkin sampai kembali ke tempat ini lagi, karena pemuda di sampingnya tidak memberikan tanda-tanda akan mengajaknya berbicara.

"Kenakan sabuk pengamanmu."

Y/n sedikit tersentak, gadis itu menoleh sedikit pada pemuda yang memandang lurus ke depan seraya memegang setir dengan kedua tangannya. Mobil belum berjalan, bahkan mesinnya belum dinyalakan.

Y/n menunduk, menatap sabuk pengaman yang memang masih belum ia pakai. Ia merutuki dirinya yang sampai sekarang masih belum bisa memakainya dengan benar.

"Jangan bilang kau kesulitan memakainya."

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Sabtu, 04 Mei 2019

Save Me (TTU Season 2) [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang