20.

2.4K 276 5
                                    

Soobin menghela napas, sementara gadis itu hanya menundukkan kepala. Memang benar yang dikatakan Soobin, ia kesulitan memakai sabuk pengaman.

Selama ini setiap bepergian naik mobil, Felix yang selalu membantunya memakai sabuk pengaman.

"Biar ku bantu,"

"Tidak, tidak perlu.. Aku akan melakukannya sendiri.."

Y/n mencoba memberi senyumnya agar pemuda di sebelahnya percaya kalau ia bisa mengenakan sabuk pengaman sendiri.

Soobin menatap gadis itu sejenak, kemudian kembali menegakkan duduknya yang semula sedikit membungkuk kearah gadis itu.

"Aku akan menjalankan mobil perlahan, kenakan dengan benar." ujar Soobin datar seraya mulai melajukan mobilnya.

Gadis itu mengangguk, ia kembali menunduk menatap sabuk pengaman yang belum bertaut. Sementara Soobin sesekali meliriknya.

"Aku bisa," gadis itu menghela napas sebelum mencoba, ia berusaha mengingat cara Felix melakukannya.

"Akh~"

Chittt

Jdug!

"Awh!!"

Soobin memegang dahinya yang hampir terantuk stir, untung saja dia sudah memakai sabuk pengaman. Beda lagi dengan Y/n yang sudah menubruk dashboard karena ia belum mengenakan sabuk pengaman.

Gadis itu mengusap dahinya yang memerah seraya meringis menahan rasa sakit pada kepalanya, Soobin menoleh padanya dan memberi tatapan elang.

"Sudah kubilang aku akan membantumu, singkirkan tanganmu!"

Soobin kembali mencondongkan badan kearah Y/n, mencoba membantu gadis itu memakai sabuk pengaman, sementara Y/n menunduk, Soobin barusaja berkata dengan nada tinggi padanya.

Soobin segera duduk dengan tegak setelah selesai memasangnya, ia menutup mata sejenak seraya menghela napas untuk meredakan emosi.

Benar. Soobin sempat emosi. Ia emosi pada gadis keras kepala yang menolak bantuannya padahal jelas-jelas ia tidak bisa melakukannya.

Sekarang, gadis itu terus meringis mengusap dahinya dengan keadaan jari tangan kanan yang tergores akibat ulah keras kepalanya itu.

"Angkat tanganmu di atas kepala."

Y/n menoleh ketika suara berat Soobin terdengar, gadis itu mengerjap pelan. Ia bingung, apa Soobin menghukumnya?

"Tapi—"

"Lakukan saja."

"Ah, iya." Y/n mengangkat kedua tangannya seperti pencuri yang tertangkap oleh polisi, sementara Soobin kembali melajukan mobilnya sedikit lebih cepat dari sebelumnya.

.
.
.
.
.

"Tunggu disini."

"Tapi—"

Brak!

Y/n menutup matanya ketika Soobin menutup pintu mobil dengan sedikit membantingnya, gadis itu meringis ngeri. Sepertinya ia harus terjebak dengan singa kelaparan selama beberapa waktu kedepan.

Y/n berharap segera sampai di market itu dan segera kembali ke gedung tempat kakaknya latihan, ia tidak yakin bisa bertahan lebih lama berada di dekat pemuda itu.

"Memangnya siapa dia, berani sekali membentakku.." gadis itu mendengus sendiri, ia berani mengatakannya karena si pengemudi mobil tidak ada di tempatnya.

Y/n menunggu di dalam mobil seraya melihat-lihat sekeliling, ia merasa tidak asing dengan bangunan-bangunan yang dilihatnya sekarang.

Entah de javu atau apa, yang pasti Y/n merasa pernah melihat semua bangunan ini dengan susunan dan tatanan yang sama. Mungkin ada beberapa bangunan baru dan properti baru yang ditambahkan.

Mata coklat itu terus menyisir pemandangan yang dapat ia lihat, hingga fokusnya terhenti pada sebuah rumah besar yang tak jauh dari tempat mobilnya terparkir.

Entah kenapa, detak jantung Y/n terasa berhenti, ia tercekat. Sesuatu berputar di kepalanya dan memberikan efek pusing, bahkan ia berkeringat dingin.

Tanpa ia sadari, air mata itu menetes. Ia gemetar didalam sana, tanpa tahu apa yang membuatnya seperti itu. Yang pasti ia takut dan marah dalam satu waktu.

Kleck!

"Aku membeli ini untukmu— eh, apa yang terjadi padamu?"

Soobin mengernyitkan dahi melihat gadis di sampingnya itu menangis, bahkan badannya gemetar ketakutan.

Sejak pertama bertemu, gadis itu memang terlihat aneh. Soobin bertemu dengannya untuk pertama kali di pemakaman, Soobin mengingat itu. Gadis itu terus memandangi Soobin dan tidak berniat untuk mengalihkan perhatian.

Padahal pada saat itu Soobin telah memakai penyamaran, tidak mungkin gadis itu mengenali kalau dia adalah seorang bintang.

Gadis itu tidak menjawab, ia hanya menunduk dan terisak, membuat Soobin bingung.

Memang Soobin tidak peduli padanya, tapi ia sangat tidak suka melihat seorang perempuan menangis, apalagi di depan matanya.

Ia menghela napas. "Kamu—"

"Jalankan mobilnya dan pergi dari sini."

Soobin terkejut ketika Y/n mengatakan hal itu dengan penuh penekanan, bahkan pandangannya menyorot tajam pada Soobin seakan menuntut agar Soobin segera melakukan apa yang ia katakan.

"Apa—"

"Lakukan saja!!"

Soobin tidak lagi berbicara, pemuda itu segera memasang sabuk pengaman dan melajukan mobil menjauhi area itu seperti yang Y/n katakan.

Sementara Y/n sibuk menenangkan dirinya, ia menarik napas dan membuangnya perlahan. Mencoba berhenti merasa takut dan marah.

Soobin memperhatikan gadis di sampingnya dengan pandangan aneh, namun ia tak mau ambil pusing dan terus melajukan mobil menuju market.

"Kamu baik-baik saja? tenangkan dirimu, jangan pikirkan hal buruk."

Soobin kembali melirik Y/n yang tampak mengusap wajahnya berkali-kali, dan saat itu ia teringat alasan tadi ia keluar meninggalkan Y/n.

Soobin kembali memarkirkan mobilnya ditepi jalan, membuat gadis disampingnya menoleh padanya dengan tatapan bertanya.

"Kenapa—"

"Kemarikan tanganmu."

Y/n diam, tidak memberi gerakkan akan mengulurkan tangannya seperti yang dikatakan Soobin. Hal itu membuat Soobin kesal dan menarik tangan putih Y/n.

"Hey, apa—"

"Diam."

Y/n diam kembali, ia hanya memerhatikan apa yang dilakukan Soobin pada tangannya.

Soobin mengambil sebuah benda kecil dan tipis dari kantong plastik yang tadi ia bawa setelah keluar mobil, lalu memasang benda itu pada jari telunjuk tangan kanan Y/n.

Y/n hanya mengerjap, sesekali meringis menahan perih ketika benda itu menempel pada luka di tangannya. Soobin yang melihat itu, menaikkan tangan Y/n lalu meniup bagian lukanya perlahan.

"Luka tidak boleh dibiarkan terbuka."

Soobin menatap gadis itu datar setelah selesai memasang benda yang tak lain adalah plester steril untuk menutup luka gores Y/n.

"Lukamu bisa infeksi dan berakhir pada kematian."

"Ha?"

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Rabu, 08 Mei 2019

Save Me (TTU Season 2) [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang