59.

1.8K 242 46
                                    

Y/n menunduk sejak masuk mobil tadi, ia tidak berani mendongak, hanya sesekali melirik ke luar jendela memerhatikan jalanan Seoul yang lumayan padat sore ini.

Sudah sepuluh menit perjalanan, tidak ada yang membuka suara untuk memulai obrolan. Y/n diam karena canggung, sementara pria di kursi kemudi mencari topik untuk mengisi keheningan.

Sampai akhirnya pria itu berdehem tepat di menit ke 15, "Y/n, kamu ingin mampir ke suatu tempat? Makan?"

Gadis itu menoleh, lalu menggeleng, "Saya harus latihan, Tuan Kim. Langsung ke K-Enterainment saja, terimakasih tawarannya,"

Minhyun mengangguk, seolah percakapan itu sudah cukup. Padahal masih banyak pertanyaan yang ingin ia ajukan, hingga akhirnya pria dengan jawabatan CEO itu berdehem lagi.

"Y/n?"

"Iya, Tuan Kim?"

Minhyun tersenyum, "Bisakah panggil aku Paman saja? Rasanya terlalu aneh kalau kamu memanggilku Tuan Kim." ujarnya.

Y/n menunduk, merasa terlalu dekat jika ia harus memanggil pria ini dengan panggilan Paman. Tapi, bukankah mereka memang seharusnya dekat? Ya. Itu jika Y/n sudah mau menerima, ia adalah bagian dari keluarga Kim.

"Oke," sahut Minhyun karena tidak mendapat jawaban, "Mungkin ini terlalu cepat dan kamu masih bingung, tapi ketahuilah bahwa aku benar adik kandung dari Kim Jongin, kakekmu. Aku adalah Paman dari ibumu, Sohye Kim. Itu berarti kamu cucuku juga."

Gadis itu masih diam, bergelut dengan pikirannya sendiri. Seolah semakin banyak beban pikiran yang masuk ke dalam kepalanya setelah tahu satu fakta lagi, ia dan suami Dokter Kim masih ada hubungan keluarga.

Itu artinya dia masih kerabat dari Dokter Kim, dan yang lebih menarik. Berarti Woojin Kim juga keluarganya? Woojin pernah bilang kalau pemuda itu sudah di anggap putra oleh Dokter Kim dan suaminya.

"Akh~" kedua tangan gadis itu terngkat begitu sensasi pukulan benda tumpul terasa mengenai kepalanya.

"Y/n, kamu tidak apa?"

"Tuan Kim, bisa segera antar saya ke K building? Saya harus segera sampai sebelum pukul tiga."

"Kamu kenapa? Kepalamu sakit?"

"Antar saja saya ke K building, saya baik-baik saja."

"Y/n--"

"Please, uncle. Saya harus segera kembali."

Minhyun tersentak, terdiam beberapa saat. Sudah lama sejak terakhir kali ada yang memanggilnya uncle, dan ia kira tidak akan ada lagi yang menggunakan panggilan itu.

"Baiklah."

Y/n menghela napas, kepalanya sudah tidak seberat tadi, tapi rasanya semua beban berpindah. Dadanya sesak, matanya memanas, ada satu rasa yang sangat sulit ia ungkapkan sejak lima tahun yang lalu.

Dan sekarang ada yang kembali mengungkitnya, Y/n tidak akan membiarkan dirinya lemah untuk saat ini.

"Y/n, aku hanya ingin mengatakan sesuatu," Minhyun menoleh tepat saat Y/n juga menoleh dengan ekspresi datarnya, "Aku bisa membantumu menyelesaikan kasus pembunuhan keluargamu." lanjutnya.

Dan setelahnya, tidak ada lagi yang bisa menahan air mata itu untuk tidak menetes. Semua tumpah begitu saja tanpa kata yang dapat menjelaskan.

Bahkan Y/n tidak tau, untuk apa ia menangis saat ini.

.
.
.
.
.

Dua hari sebelum boys project, sekarang Y/n sedang berdiri di depan sebuah gedung besar yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya.

Save Me (TTU Season 2) [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang