07.

2.8K 317 17
                                    


Y/n larilah.. Larilah sekencang yang kamu bisa.. Pergilah dari tempat ini..

Dorr

Suara desingan peluru terdengar menggema di mansion besar ini, semua perabotan mewah sudah tidak lagi terlihat utuh, semua hancur.

Air mata, keringat, dan darah. Semua menyatu didalam ruang yang sekarang diselimuti aura mencekam ini. Disana, para manusia yang tergeleletak tanpa nyawa, dengan darah yang menggenang di sekelilingnya.

Gadis kecil berusia 13 tahun itu memejamkan mata dengan tubuh bergetar, ia berada dalam rengkuhan wanita yang sekarang berlinang darah pada bagian lengan kanannya.

Wanita itu merengkuh kuat tubuh sang putri, ia harus melindungi putrinya. Walau ia harus merasakan perih karena tembakkan pada lengannya.

"Sayang, kamu lihat lorong itu? Pergilah kesana dan kamu akan sampai di taman belakang mansion. Pergilah dari sini, dan lari sekuat yang kamu bisa.."

Wanita itu tersenyum, ia mengusap puncak kepala sang putri yang terlihat masih sangat ketakutan.

"Mom.."

"Kamu anak baik, kan? Turuti perkataan Mommy.. Kamu harus pergi sebelum mereka menemukanmu.."

"Mommy, kenapa mereka mengejar kita?" gadis itu menatap sang ibu dengan mata coklatnya, membuat sang ibu tersenyum.

"Kamu suka bermain petak umpet? Anggap ini permainan petak umpet dan ini giliran mereka mencari. Kamu tidak boleh kalah, kamu tidak suka kalah, kan? Jadi kamu harus menang dalam permainan ini.."

"Tangan Mommy?"

Wanita itu melirik lengannya yang tertembak. "Ini penanda bahwa Mommy sudah diincar, kamu belum, jadi kamu harus turuti Mommy.. Lari dari tempat ini, jangan dengarkan apapun, kamu harus temukan cahaya di ujung sana dan terus temukan jalanmu.. Maka kamu akan menang, kamu paham?"

"Lalu Mommy?"

"Ambil ini.. Pegang erat kertas ini, jangan sampai hilang. Kamu sangat membutuhkannya nanti. Ini seperti.. Peta.."

"Dan ini.." wanita itu mengeluarkan sesuatu dari slimbag yang ia bawa, slimbag yang sudah tidak berwarna putih bersih karena bersimbah darah yang terus mengalir dari lengannya. "Selamat ulang tahun, ini hadiah dari Mommy dan Daddy. Semoga kamu selalu bahagia. Mommy dan Daddy menyayangimu.."

"Mommy.."

"Ingat pesan Mommy.. Di permainan ini hanya ada dua pilihan, kamu lari dan menang, atau tetap disini bersama Mommy dan kalah.. Tapi yang Mommy inginkan, kamu menang. Kamu tidak suka dengan kekalahan dan selama ini kamu tidak pernah kalah. Kalau begitu, kali ini kamu juga tidak boleh kalah.."

"Mommy.."

"Setelah kamu sampai di tempat yang aman untuk bersembunyi, Mommy mohon lupakan semua yang kamu lihat dan kamu dengar hari ini. Lupakan semua.. Sekarang pergilah."

"Mommy, aku.."

"Selamat ulang tahun, sayang. Mommy menyayangimu. Jadilah gadis yang baik, Kim Y/n adalah gadis yang hebat.."

"Mommy.." gadis itu berhambur memeluk tubuh sang ibu yang mulai lemas. "Y/n akan menang, Y/n tidak akan kalah.. Y/n akan memenangkan permainan ini.."

Wanita itu tersenyum, ia mengusap puncak kepala sang putri dengan sisa tenaganya. "Good girl!"

"KIM SOHYE!!"

Wanita itu menoleh kala suara berat menyapa telinganya, ia dengan segera mendorong pintu besi yang menutup sebuah lorong kecil. Sementara sang gadis terdiam melihat ibunya yang masih memiliki kekuatan sebesar itu walau tangannya terluka.

"Masuklah, sayang. Ingat semua pesan Mommy, jangan pernah melihat ke belakang ataupun berjalan mundur. Kamu harus terus maju dan lupakan semua kejadian ini.. Kamu bisa.."

Setelah menatap sang ibu selama beberapa saat dan mengumpulkan keyakinan, gadis kecil itu mulai merangkak memasuki lorong gelap yang sempit. Ia mencoba tak peduli apapun, tapi sebuah suara keras membuatnya terhenti.

Dorr

"Akh~"

Pekikkan itu, apa Mommy nya sudah kalah? Gadis itu menggeleng, ia mempercepat merangkaknya hingga benar-benar melihat cahaya di ujung sana.

Gadis itu berlari meninggalkan area mansion setelah berhasil menemukan cahaya, ia berlari sekencangnya tanpa tujuan yang jelas. Ia hanya tau kalau ia harus berlari dan menang, itu yang dikatakan Mommynya.

Hingga cahaya terang itu perlahan menghilang karena malam tiba, gadis itu tak tau dimana ia berada. Yang ia tau hanya gelap, sunyi, dan menyeramkan.

Gadis itu menunduk, menatap selembar kertas yang masih berada di genggamannya. Kata Mommynya, ini adalah sebuah peta.

Ia memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas, tidak mungkin gadis 13 tahun tak bisa membaca tulisan. Tapi kenyataannya, gadis itu tak bisa membacanya.

Bukan karena gelap atau tulisannya yang luntur, tapi.. Ia tak tau huruf apa yang tertulis disana. Ia tak pernah mempelajari huruf itu, dan kepalanya mulai pusing.

Sisa sesak setelah berlari kembali menghampirinya, semakin sesak ditambah kepala yang berdenyut. Hingga semuanya mulai buram, samar, dan semua gelap.

.
.
.
Tbc~

MunLovea
Sabtu, 02 Maret 2019

Save Me (TTU Season 2) [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang